Sosok yang Dinilai Bisa Buat Kasus Vina Cirebon Terang,Dipenjara Seumur Hidup,Dedi Mulyadi: Sulit

SURYA.co.id - Dedi Mulyadi mengungkap ada satu sosok yang dinilai bisa membuat kasus Vina Cirebon terang benderang.

Namun, sosok tersebut sangat sulit ditemui Dedi Mulyadi.

Seperti diketahui, Dedi Mulyadi acap kali terlihat blusukan mendatangi orang-orang yang terlibat dalam kasus Vina Cirebon.

Dari sekian banyak orang yang didatangi untuk mengungkap kasus Vina Cirebon, ternyata ada satu nama yang hingga kini Dedi Mulyadi sulit menemuinya.

Padahal menurut Dedi Mulyadi, seseorang ini bisa membuat kasus Vina Cirebon menjadi terang.

Sosok itu kata Dedi Mulyadi adalah Rivaldi alias Ucil terpidana kasus Vina Cirebon yang sudah dihukum penjara seumur hidup.

"Kalau ingin membuka lebih terang kasus ini (Vina Cirebon-red) Rivaldi lah yang mengetahui," ucap Dedi Mulyadi, dikutip dari YouTube pribadinya.

Dedi Mulyadi mengungkap jika peran Rivaldi sangat vital dalam pengungkapan kasus Vina Cirebon.

Apalagi setelah dilakukan penelusuran lebih dalam ternyata Dedi Mulyadi menemukan fakta jika Rivaldi memiliki kedekatan dengan Eky salah satu korban kasus Vina Cirebon.

"Memang ada hubungan pergaulan antara Rivaldi dan Eky," ungkap Dedi Mulyadi.

Namun sayang beberapa kali Dedi Mulyadi mencoba mencari keluarga Rivaldi tidak kunjung berhasil.

Tak sampai disitu, Dedi Mulyadi juga mengaku sulit untuk menemui Rivaldi yang kini mendekam di Lapas Kesambi.

"Saya sendiri agak kesulitan mengakses. Pada ibunya gak peduli. Saya coba bapaknya gak bisa karena harus izin lawyer dan lawyernya gak ngasih izin," pungkas Dedi Mulyadi.

Sementara itu, sekali lagi muncul kejanggalan pada kasus pembunuhan Vina Dewi alias Vina Cirebon setelah Iptu Rudiana diperiksa Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri.

Kejanggalan kasus Vina Cirebon ini disampaikan Pakar Psikologi Forensik, Reza Indragiri Amriel.

Ia menyoroti hasil pemeriksaan oleh Propam Polri, yang menyatakan bahwa Iptu Rudiana tak melanggar etik dalam penanganan kasus Vina Cirebon.

Reza menjelaskan pernyataan Kadiv Humas Polri Irjen Pol Sandi Nugroho membingungkan.

"Mengapa, dalam pemeriksaan, Iptu Rudiana diposisikan selaku ayah korban?" tanya Reza, dalam pernyataannya dikutip dari WartaKotalive.com, Jumat (21/6/2024).

"Jelas, tidak ada satu butir pun dalam Kode Etik Profesi Kepolisian yang Rudiana langgar, ketika empat jenis etika Polri dihadap-hadapkan ke Rudiana selaku orangtua korban," kata Reza.

Menurut Reza, apa pun itu, karena pemeriksaan, mungkin sidang etik diselenggarakan secara tertutup, maka tidak ada yang bisa masyarakat sanggah.

"Mekanisme banding pun hanya disediakan bagi terduga pelanggar, yakni personel Polri sendiri. Jadi, terpatahkan segala dugaan publik," kata Reza.

Secara konkret, Reza mencermati Etika Kelembagaan Pejabat Polri.

Khususnya terkait larangan dalam penegakan hukum, sebagaimana dimuat pada pasal 10 ayat (2) pada Peraturan Polri 7/2022.

sosok yang dinilai bisa buat kasus vina cirebon terang,dipenjara seumur hidup,dedi mulyadi: sulit

Tangkapan layar saat Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho menunjukkan foto Pegi Setiawan yang disita pada 2016 lalu. Foto ini menjadi alat bukti keterlibatan Pegi dalam pembunuhan Vina dan Eky. (Tangkapan layar Kompas TV)

"Pertama, Rudiana, di dalam laporan kepolisian yang ia buat pada 31 Agustus 2016, menyebut kedua korban ditusuk. Secara kontras, laporan pemeriksaan dokter umum (27 dan 28 Agustus 2016) dan dokter forensik (6 September 2016) sama sekali tidak mencantumkan ihwal penusukan apa pun pada tubuh kedua korban," papar Reza.

Namun, tambah Reza, pasca pemeriksaan Propam dan Itwasum, Rudiana tidak bisa lagi dianggap 'merekayasa dan memanipulasi perkara yang menjadi tanggung jawabnya dalam rangka penegakan hukum'.

"Rudiana juga tampaknya tidak akan terbukti membuat laporan palsu (pasal 220 KUHP)," kata Reza.

Kedua menurut Reza, jika mengacu laporan kepolisian yang dibikiin Rudiana, maka akan muncul pertanyaan.

"Di manakah senjata tajam samurai, misalnya yang dipakai untuk menusuk kedua korban?" katanya.

"Entahlah. Pastinya, pasca pemeriksaan Propam dan Itwasum, tidak boleh masyarakat berprasangka bahwa Rudiana telah 'mengurangi, menambahkan, merusak, menghilangkan dan/atau merekayasa barang bukti'" ujar Reza.

Ketiga, ujar Reza, informasi dari para penasehat hukum, sekian tersangka (sekarang berstatus terpidana) dianiaya selama pemeriksaan.

Terpidana anak, Saka Tatal, kata Reza, secara langsung dan terbuka juga mengutarakan berbagai bentuk kekejaman yang ia terima dari pihak-pihak yang ia sebut sebagai polisi selama menjalani pemeriksaan.

"Tapi, pasca pemeriksaan Propam dan Itwasum, klaim telah terjadi penganiayaan serta-merta terpatahkan," ujar Reza.

"Pencabutan keterangan dalam BAP, yang dilakukan sekian banyak saksi pada waktu belakangan ini, juga tidak boleh dicurigai sebagai pertanda mereka diarah-arahkan atau ditekan oleh interogator," tambah Reza.

Dengan kata lain, menurut Reza, tidak tersedia lagi alasan untuk berburuk sangka bahwa Rudiana 'melakukan pemeriksaan terhadap seseorang dengan cara memaksa, intimidasi dan atau kekerasan untuk mendapatkan pengakuan'.

Keempat, papar Reza, Rudiana, saat peristiwa di tahun 2016, menjabat sebagai Kasatresnarkoba Polresta Cirebon.

Pada sisi lain, media mewartakan, Rudiana justru pihak yang menyelidiki, menginterogasi, dan menangkapi sejumlah orang yang dianggap sebagai pelaku pembunuhan berencana atas Eky dan Vina.

"Padahal, peristiwa dimaksud merupakan pidana umum, bukan kasus narkoba," tegas Reza.

Tambahan lagi, kata Reza, saat mengumumkan hasil pemeriksaan oleh Propam dan Itwasum, Kadiv Humas Mabes Polri menyebut Iptu Rudiana sebagai ayah korban.

"Terlepas dari itu, sangkaan khalayak luas bahwa telah terjadi sejumlah konflik kepentingan dan hilangnya objektivitas pada diri Rudiana harus ditepis jauh-jauh," ujarnya.

Dengan kata lain, menurut Reza, pasca pemeriksaan Propam dan Itwasum, terlarang bagi siapa pun untuk menilai Rudiana 'melakukan keberpihakan dalam menangani perkara'.

"Alhasil, suka tak suka, sepakat tak sepakat, mari setop pening kepala. Aamini saja simpulan pemeriksaan Propam dan Itwasum Polri. Beres," ujar Reza.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

OTHER NEWS

1 hour ago

Duet Anies-Sohibul Iman di Pilkada Jakarta,Ray Rangkuti: Pasangan AMAN yang tidak Aman

1 hour ago

Ramai Video Pemilik PCX Kebanjiran, Bikin Tangki Berkarat

1 hour ago

TelkomSigma Klarifikasi Soal Penggunaan Windows Defender di PDN

1 hour ago

Terjawab Alasan Roy Suryo Yakin Data di PDN Sudah Disalin Hacker,Sebut Budi Arie Jadi Beban Jokowi

1 hour ago

Efek Ganjar Pranowo,Siti Atikoh Bakal Cawagub Terkuat di Hasil Survei Pilkada Jateng 2024

1 hour ago

DJP Bali Catat Penerimaan Pajak Rp 6,63 Triliun, Ini Penyumbang Tertinggi

1 hour ago

Sosok Wagner Lopes: Pelatih Baru PSS asal Brasil,Sempat Main di Timnas Jepang,Statistiknya Kontras

1 hour ago

LEPAS 3 Pemain Asing,Gaet Bintang Jepang,Teco Ingin Kualitas Pemain Berdaya Jelajah di Liga 1

1 hour ago

Gunung Lewotobi Laki-laki Kembali Meletus Pagi Ini, Semburkan Abu Tebal Setinggi 800 Meter

1 hour ago

Olimpiade Paris 2024 - Calon Lawan Ginting Gabung Klub Momota, Mau Panaskan Mesin Juga di Canada Open

1 hour ago

Rangking FIFA & Market Value Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2025: Indonesia Kalah Jauh

1 hour ago

Kondisi Tugu Selamat Datang Depok yang Kini Gelap Gulita dan Dicoret-coret

1 hour ago

Sejarah MotoGP: Sachsenring 2016,Lorenzo Pilih Jatuh dan Kompetitif daripada Tertinggal 1,5 Detik

1 hour ago

AC Milan Bentuk "Milan Futuro" Saingan "Juventus Next Gen"

1 hour ago

Panduan Membuat Paspor untuk Bayi dan Anak

1 hour ago

Pesan Erick Thohir untuk Klub Setelah Timnas Indonesia Berada di Grup Neraka

1 hour ago

Cetak Rekor Terbanyak di Dunia, Haji Isam Borong 2.000 Ekskavator untuk Pertanian

1 hour ago

Meutya Hafid: Ini Teknologi, Lawannya Sulit, Pemerintah Saling Salah-salahan

1 hour ago

Bareng Gibran, Heru Budi Pantau Pengerukan Lumpur di Kali Semongol Jakbar

1 hour ago

Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P pada Pilkada Jakarta

1 hour ago

Trump Kecam Biden Pulangkan Militer AS di Afghanistan: Hari Paling Memalukan

1 hour ago

Prabowo Ungkap Arahan Jokowi untuk Pemerintahannya

1 hour ago

Orangtua, Begini Seharusnya Mengisi Waktu Libur Anak Menurut Psikolog

1 hour ago

Data PDNS Kena Ransomware dan Tak Ada "Backup", DPR: Ini Kebodohan

1 hour ago

Gara-gara Ngaku Tak Kenal Pegi Setiawan dan Cabut BAP Kasus Vina,Liga Akbar Dipanggil Polda Jabar

1 hour ago

5 Rekomendasi Film yang Dibintangi Thomas Brodie-Sangster, Ada The Maze Runner

1 hour ago

Pilgub Banten: Gerindra Duetkan Andra Soni-Dimyati,PDIP Bakal Pasang Airin-Ade Sumardi

1 hour ago

3 Cara Cepat Hapus Foto Duplikat di HP Android agar Memori Lega

1 hour ago

Pantesan Rumah Farel Prayoga Kini Berubah Total Tak Lagi Seperti Gubuk,Ini Sumber Kekayaannya

1 hour ago

Pengakuan Nadzira Shafa sempat Tergoda Lepas Hijab usai Suami Meninggal,Ingat Amanat: Pacuan Aku

1 hour ago

Sosok Dedi Mulyadi yang Videonya Jadi Barang Bukti Kesaksian Palsu Ketua RT Kasus Vina Cirebon

1 hour ago

Kominfo Habiskan Rp 700 M untuk Pemeliharaan PDN Sebelum Diserang Ransomware

1 hour ago

Reaksi Valentino Rossi Saat Tahu Bezzecchi Pindah ke Aprilia

1 hour ago

realme GT 6 Ludes di Periode Online Flash Sale Perdana,Terjual Lebih dari 1000 Unit

1 hour ago

Daftar Tanggal Merah Juli 2024: 7 Juli Libur Nasional Tahun Baru Islam 1446 Hijriah

1 hour ago

Catatan Nova untuk 2 Pemain Timnas U16, Mathew Ryan dan Lucas Raphael

1 hour ago

Peringatan Dini BMKG: Ada Bibit Siklon Tropis 98W, 18 Wilayah Diprediksi Hujan Lebat 28-29 Juni 2024

1 hour ago

Langkah Perbasi untuk Sagil Muhammad, Bocah 12 Tahun Setinggi 2 Meter

1 hour ago

Resep Bihun Goreng Sapi, Ide Bekal Kantor atau Sarapan Praktis

1 hour ago

Rasulullah Telah Lama Mengingatkan,Ipar Adalah Maut Potret Realita Masyarakat