Titik Temu Mewujudkan Koalisi PKS dan PDI-P pada Pilkada Jakarta
PKS dan PDI-P melakukan silaturahmi membahas sejumlah isu kebangsaan di Kantor DPP PDI-P, Jakarta, Selasa (27/4/2021) (Sumber foto: Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera)
JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno menyebut bahwa kerja sama Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta masih mungkin terjadi.
Pasalnya, PDI-P sempat menyebut bahwa kerja sama masih mungkin terjadi. Lalu, PKS juga akan membuka pintu komunikasi dengan PDI-P.
Meskipun, Adi mengatakan, PDI-P pasti punya intensi untuk memajukan kadernya sendiri sebagai pendamping Anies di Pilkada Jakarta 2024.
“Pertanyaannya adalah apa keuntungan PDI-P jika berkoalisi dengan PKS mengusung Anies-Sohibul Iman,” ujar Adi kepada Kompas.com, Kamis (28/6/2024).
Oleh karena itu, Adi menyebut, harus ada titik temu antara PKS dan PDI-P jika ingin melakukan kerja sama politik mengusung Anies pada Pilkada Jakarta.
Titik temu itu adalah PKS meralat proposal pengusungan Anies-Sohibul Iman. Kemudian, calon wakil gubernur (cawagub) yang akan mendampingi Anies akan ditentukan oleh partai pengusung.
“Misalnya PKS meralat proposal politiknya bahwa PKS mau Anies Baswedan tapi soal wakil itu diputuskan partai-partai pengusung yang nantinya mengusung Anies. Atau soal wakil Anies diserahkan pada Anies. Kalau itu yang dilakukan maka PKS bisa kerja sama dengan PDI-P. Titik temunya di situ,” kata Adi.
Sebagaimana diketahui, PDI-P sempat memberikan isyarat melirik Anies Baswedan untuk didukung pada Pilkada Jakarta 2024.
Nama Anies masuk dalam 10 nama yang diusulkan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P Jakarta ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI-P untuk ikut kontestasi Pilkada Jakarta 2024.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani juga telah mengungkapkan ketertarikan pada sosok Anies terkait Pilkada Jakarta. Menurut dia, partai harus realistis melihat situasi di lapangan dan mendengarkan masukan masyarakat terhadap sosok calon pemimpin, terkhusus untuk Jakarta.
Namun, Puan menyebut bahwa PDI-P belum mengambil keputusan mengenai siapa sosok yang bakal diusung di Pilkada Jakarta 2024.
Hanya saja, PKS secara mengejutkan mendeklarasikan dukungan untuk Anies Baswedan sebagai calon gubernur (cagub) berpasangan dengan kader mereka Sohibul Iman sebagai calon wakil gubernur (cawagub) pada Plkada Jakarta 2024.
Dengan adanya pengumuman dukungan dari PKS terhadap pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman, nampaknya akan sulit bagi PDI-P untuk mengusung kader sendiri apabila jadi mengusung Anies pada Pilkada Jakarta.
Pasalnya, posisi perolehan suara PDI-P pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024 di Jakarta masih berada di bawah PKS.
Partai besutan Megawati Soekarnoputri ini mendapatkan 850.174 suara atau setara dengan 15 kursi DPRD. Sedangkan PKS memperoleh 1.012.028 suara atau setara dengan 18 kursi DPRD.
Namun, PKS juga tidak bisa sendiri mengajukan pasangan Anies-Sohibul Iman pada Pilkada Jakarta. Sebab, perolehan kursi mereka masih kurang untuk memenuhi syarat dukungan minimal 20 persen kursi di DPRD provinsi maupun kabupaten/kota.
Oleh karenanya, PKS membuka opsi mengajak Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berkoalisi di Pilkada Jakarta. Sebelumnya, ketiga partai ini membangun koalisi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Kemudian, PKS juga membuka pintu koalisi dengan PDI-P. Meskipun, Presiden PKS Ahmad Syaiku mengaku bahwa komunikasi resmi dengan PDI-P belum dijalin.
"Secara resmi (komunikasi dengan PDIP), saya belum" ujar Syaikhu.
Respons PDI-P
Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun menyebut bahwa kemungkinan dalam politik masih bisa terjadi, termasuk peluang mengusung Anies pada Pilkada Jakarta 2024.
"Namanya politik semua segala sesuatu, semua kemungkinan kan bisa terjadi,” kata Komarudin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada 27 Juni 2024.
Akan tetapi, dia menyampaikan bahwa di internal PDI-P belum membicarakan secara serius tentang pengusungan Anies-Sohibul oleh PKS.
Namun, dia mengatakan bahwa peluang mengusung Anies di Jakarta memang masih dihitung dengan matang oleh PDI-P.
"Semua (termasuk nama Anies). Nanti masih diskusi, mana yang terbaik silakan,” ujar Komarudin
Ditanya lebih lanjut apa yang ditunggu PDI-P sehingga terkesan lama berhitung soal Pilkada Jakarta, Komarudin menjawab bahwa hal ini berkaitan dengan strategi partai.
"Masak, kita kasih tahu kalian kalau kita lagi bicara soal strategi. Orang perang itu kan enggak mungkin masalah strategi, soal rahasia rumah tangga dikasih tahu publik,” katanya.
Diketahui, PDI-P memang belum memutuskan dukungan untuk Pilkada Jakarta 2024, tetapi mereka nampaknya masih ingin mengusung kader sendiri.