Kapan ASI akan Keluar Pertama Kali, Sebelum atau Setelah Melahirkan? Simak Faktanya
ASI pada sebagian ibu tidak langsung keluar begitu saja pasca persalinan. Lantas, sebenarnya kapan ASI akan keluar pertama kali? Cari tahu yuk, Bunda.
Pasokan ASI sedianya bergantung pada permintaan atau pengeluaran ASI dari payudara. Cara terbaik untuk membuat persediaan ASI berjalan maksimal yakni dengan sering menyusui bayi saat mereka menunjukkan tanda-tanda lapar.
Kapan ASI akan keluar?
Pada sebagian ibu menyusui, pasokan ASI kerap terkendala termasuk tidak langsung keluar begitu saja. Jika Bunda mengalami keterlambatan dalam keluarnya ASI, sebaiknya jangan menyerah ya, Bunda. Lanjutkan untuk terus memeras ASI untuk membantu mengeluarkan ASI dari payudara dengan pompa ASI atau tangan seperti dikutip dari laman Nationalwidechildrens.
Kemudian, menyusui bayi lebih sering juga direkomendasikan karena hal ini bisa membantu ASI cepat keluar dengan maksimal. Bunda tidak perlu khawatir karena ASI pada setiap ibu memang berbeda-beda waktu keluarnya. Hal ini juga kerap dipengaruhi kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan masalah pada produksi ASI.
Biasanya, hal tersebut dapat menunda peningkatan produksi ASI dalam jumlah besar yang sering terjadi 3 hingga 5 hari setelah kelahiran. Hal ini tentunya dapat menyebabkan tertundanya produksi ASI dalam jumlah besar hingga 7-14 hari setelah melahirkan. Jika ini terjadi, tetaplah tenang dan jangan menyerah. Carilah dukungan dari konselor laktasi untuk mendapatkan pengarahan terbaik.
Baca Juga : Pentingnya Kolostrum, ASI Pertama yang Keluar Setelah Kelahiran Bayi |
Jenis-jenis ASI
ASI diproduksi secara alami oleh ibu dan memberikan nutrisi dasar bagi bayi selama beberapa bulan pertama kehidupannya. ASI juga dibuat sesuai kebutuhan bayi dan menyediakan nutrisi spesifik yang dibutuhkan bayi untuk tumbuh, baik dalam ukuran maupun kematangannya.
ASI memiliki beberapa jenis-jenis ASI yang berbeda-beda pengeluarannya ya, Bunda, diantaranya sebagai berikut:
1. Kolostrum
Kolostrum merupakan ASI yang pertama kali keluar. Ini terjadi selama kehamilan dan berlangsung selama beberapa hari setelah bayi lahir. Warnanya kekuningan atau krem. Ini juga jauh lebih kental dibandingkan susu yang diproduksi kemudian saat menyusui.
Kolostrum kaya akan protein, vitamin yang larut dalam lemak, mineral, dan imunoglobulin. Imunoglobulin adalah antibodi yang diturunkan dari ibu ke bayi dan memberikan kekebalan pasif pada bayi. Imunitas pasif melindungi bayi dari berbagai macam penyakit akibat bakteri dan virus. Dua hingga empat hari setelah kelahiran, kolostrum akan digantikan oleh ASI transisi.
2. ASI transisi
ASI transisi terjadi setelah kolostrum dan berlangsung selama kurang lebih dua minggu. Kandungan susu transisi antara lain tinggi lemak, laktosa, dan vitamin larut air. Ini mengandung lebih banyak kalori daripada kolostrum.
3. ASI matang
ASI matang merupakan susu terakhir yang dihasilkan. Sebanyak 90 persen darinya adalah air, yang diperlukan untuk menjaga bayi tetap terhidrasi. Sebanyak 10 persen lainnya terdiri dari karbohidrat, protein, dan lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan dan energi.
Ada dua jenis ASI matang yakni foremilk (yang ditemukan pada awal menyusui dan mengandung air, vitamin, dan protein) serta hindmilk (ASI yang keluar di akhir dan mengandung lemak tingkat tinggi dan diperlukan untuk penambahan berat badan) seperti dikutip dari laman American Pregnancy.
Ciri-ciri ASI akan keluar saat hamil
Beberapa perempuan merasakan adanya kebocoran dari putingnya selama kehamilan dan ini hal yang normal terjadi ya, Bunda. Saat hamil, payudara memang mulai memproduksi ASI pada beberapa minggu atau bulan sebelum Bunda melahirkan.
Jika puting Bunda bocor, biasanya zat tersebut adalah kolostrum, yaitu ASI pertama yang dihasilkan payudara sebagai persiapan untuk menyusui bayi. Kebocoran adalah hal yang wajar dan tidak perlu dikhawatirkan seperti dikutip dari laman Nhs.
Jika hal ini mengganggu, Bunda dapat mencoba memasukkan tisu atau bantalan payudara penyerap (terkadang disebut bantalan payudara bersalin, atau bantalan menyusui) ke dalam bra untuk menyerap ASI. Bantalan payudara tersedia di beberapa apotek dan toko ibu dan bayi.
Setelah bayi lahir dan jika Bunda menyusui, payudara mungkin akan mengeluarkan ASI. Bunda dapat mempelajari lebih lanjut tentang menyusui, termasuk cara mengatasi masalah umum menyusui serta cara memerah dan menyimpan ASI.
Penyebab ASI tidak keluar setelah melahirkan
Sedianya, pasca persalinan pada sebagian ibu mereka langsung merasakan ASI pertamanya keluar. Namun, ada juga beberapa ibu yang tak mengalami hal tersebut, seperti dikutip dari laman Healthline. Jika Bunda di antaranya tidak perlu berkecil hati ya. Ada banyak alasan mengapa terjadi penundaan keluarnya ASI. Berikut ini beberapa penyebabnya:
1. Kelahiran bayi prematur terutama jika Bunda harus dipisahkan dari bayi setelah lahir.
2. Bunda memiliki riwayat polycystic ovary syndrome (PCOS).
3. Bunda mengalami obesitas.
4. Bunda menderita infeksi atau penyakit yang meliputi demam.
5. Bunda menjalani persalinan caesar.
6. Memiliki penyakit tiroid.
7. Mengalami kelahiran traumatis atau perdarahan pasca persalinan.
8. Tidak bisa menyusui dalam beberapa jam pertama setelah melahirkan.
7 Cara agar ASI cepat keluar
Penundaan keluarnya ASI menjadi kekhawatiran sendiri bagi sebagian ibu. Walau hal ini normal terjadi, sebaiknya Bunda tidak merasa cemas dan melakukan beberapa upaya agar ASI cepat keluar.
1. Pijat area payudara
Stimulasi payudara dapat membantu pembentukan situs eseptor susu yang penting dan meningkatkan jumlah ASI yang Bunda produksi. Penting untuk meluangkan waktu untuk memijat dan memijat payudara Bunda.
2. Gunakan pompa ASI kelas rumah sakit
Pompa ASI jenis ini memiliki daya hisap ekstra yang dapat memberikan perbedaan besar tidak hanya pada jumlah ASI yang dapat Bunda keluarkan dari payudara, namun juga pada jumlah rangsangan yang dirasakan payudara. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah ASI yang dapat Bunda produksi di masa depan.
3. Peras ASI sesering mungkin
Meskipun hanya sedikit yang keluar, Bunda harus menyusui, memompa, atau memerah dengan tangan setiap 2 hingga 3 jam pada awalnya. Ingatlah bahwa persediaan susu didasarkan pada penawaran dan permintaan. Sangat penting bagi Bunda untuk mencoba mengeluarkan ASI dari payudara sesering mungkin, sehingga tubuh tahu bahwa ASI harus diproduksi lebih banyak untuk bayi.
4. Mandi air hangat
Gunakan bantal pemanas atau mandi air hangat sebelum memeras ASI. Panas dan pijatan adalah cara untuk membantu mengeluarkan lebih banyak ASI.
5. Dengarkan musik yang menenangkan
Mendengarkan lagu-lagu yang menenangkan akan membantu Bunda rileks dan melancarkan hormon yang diperlukan untuk mengeluarkan ASI. Jika Bunda sedang memompa, melihat foto bayi juga dapat membantu.
6. Perbanyak minum air putih
ASI mengandung banyak air, jadi hanya dengan menambah asupan air pada tubuh, Bunda mungkin bisa meningkatkan jumlah ASI yang Bunda produksi.
7. Istirahat cukup
Banyak ibu mendapati bahwa mereka memproduksi lebih banyak ASI setelah tidur cukup. Hal ini mungkin dikarenakan Bunda memberi tubuh kesempatan untuk rileks dan mengalirkan hormon penghasil susu yang tepat.
Semoga informasinya membantu ya, Bunda.
Pilihan Redaksi
|
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!