PDI-P Nilai Pintu Koalisi Masih Terbuka Meski PKS Usung Anies-Sohibul di Jakarta
Konferensi pers PDI-P tentang persiapan Rapat Kerja Nasional yang ke-5, di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (16/5/2024). Konferensi pers dihadiri oleh Ketua Bidang Kehormatan DPP PDI-P Komarudin Watubun (kiri), Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat (tengah) dan Ketua DPP PDI-P Eriko Sotarduga.
JAKARTA, KOMPAS.com - PDI Perjuangan menilai, pintu koalisi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) masih terbuka meski PKS sudah mengusung Anies Baswedan-Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.
Ketua DPP PDI-P Komarudin Watubun menyatakan, peta koalisi untuk Pilkada 2024 masih bisa didiskusikan secara panjang lebar.
"Siapa yang kunci (koalisi)? Wah itu kan masih diskusi panjang lebar," kata Komarudin di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (27/6/2024).
Komarudin mengatkaan, dalam politik, semua kemungkinan masih dapat terjadi.
Ia juga tidak memungkiri bahwa PDI-P masih menghitung peluang mengusung Anies pada Pilkada Jakarta.
"Namanya politik semua segala sesuatu, semua kemungkinan kan bisa terjadi," ujar Komarudin
Namun, ia menyebutkan bahwa internal PDI-P belum membicarakan secara serius keputusan PKS mengusung Anies-Sohibul.
"Semua (termasuk nama Anies). Nanti masih diskusi, mana yang terbaik silakan," kata Komarudin.
Komarudin menambahkan, PDI-P masih mematangkan strategi untuk menghadapi Pilkada Jakarta sehingga belum menentukan sikap mengenai siapa sosok yang akan diusung.
"Masak, kita kasih tahu kalian kalau kita lagi bicara soal strategi. Orang perang itu kan enggak mungkin masalah strategi, soal rahasia rumah tangga dikasih tahu publik," ujar dia.
Diberitakan sebelumnya, PKS mengumumkan mengusung Anies Baswedan dan Sohibul Iman sebagai bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur di Pilkada DKI Jakarta 2024.
Pengusungan ini menimbulkan reaksi dari sejumlah partai politik. Apalagi tiga hari sebelum pengusungan itu, PKS sempat mengusung Sohibul sebagai bakal calon gubernur Jakarta.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda menganggap PKS blunder karena telah mengusung Sohibul yang merupakan kader sendiri untuk mendampingi Anies.
Menurut Huda, duet tersebut menutup pintu untuk berkoalisi dengan partai lain.
"Di mata saya sih blunder menurut saya. Itu yang saya sebut komunikasi politik yang semacam ini akan menutup pintu partai-partai lain untuk bisa bermitra dan poros koalisi ini," ujar Huda di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/6/2024).
Huda mengatakan, ada kegamangan di internal PKS, di mana awalnya mereka sebenarnya mengusung Sohibul Iman sebagai Cagub Jakarta.
Ia lalu beranggapan bahwa pengusungan Anies dan Sohibul berbahaya.
"Kita tahu teman-teman kita PKS memang menang di pemilu legislatif kemarin. Tapi belum melampaui 20 persen karena baru 18 kursi, sementara 20 persennya 22 kursi. Jadi menurut saya model memborong begini, memborong figur untuk partai yang tidak memenuhi dan tidak punya golden ticket menurut saya bahaya itu, bahaya," ujar Huda.
Untuk diketahui, pengurus PDI-P dan PKB di DKI Jakarta sudah mengusulkan Anies Baswedan sebagai kandidat calon gubernur Jakarta, tetapi masih menunggu keputusan pengurus tingkat pusat.