Cerita Linda Tak Disetujui Arwah Vina Bicara ke Media,Alasannya Karena Takut Nyawa Terancam
TRIBUN-MEDAN.com - Andi Malinda Putri Utami alias Linda menyebut jika temannya, mendiang Vina Cirebon, tak setuju jika ia speak up alias berbicara ke media terkait kasus pembunuhan yang terjadi.
Menurut Linda, arwah Vina Cirebon khawatir akan keselamatannya lantaran bisa saja nyawa Linda terancam akibat berbicara ke publik.
Diketahui, Vina adalah gadis 16 tahun asal Kampung Samadikun, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat, yang tewas bersama kekasihnya, Eky, di Jalan Raya Talu, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu 27 Agustus 2016. Keduanya disebut menjadi korban penganiayaan geng motor.
Linda mengatakan, jika arwah Vina tidak suka jika ia membicarkan kasus tersebut ke media.
"Dia sebenarnya gak setuju aku up ke media karena takut nyawa aku terancam," ujar Linda.
Film Vina Cirebon dan Linda (Istimewa)
Sebelumnya, Linda mengaku kembali kerasukan arwah Vina Cirebon serta mengungkap jika merasa kasihan dengan tersangka pembunuhan yang baru ditangkap, Pegi Setiawan.
"Bukan hanya kesurupan, kini saya sering dibayangi oleh wajah Vina. Itu terjadi sejak tahun 2016 sampai saat ini," kata Lida.
Menurutnya, wajah Vina Cirebon kini telah berubah.
"Sekarang udah beda kayak dulu. Awal-awal wujudnya masih bagus, sekarang udah beda wujudnya," ungkapnya dikutip dari akun YouTube Uya Kuya.
Menurut Linda, almarhum Vina ingin menggunakan tubuhnya untuk membongkar kasus pembunuhan yang terjadi pada tahun 2016 silam.
"Dia mau aku bantu buat ngusut. Dia aja yang turun tangan buat bongkar semuanya tapi pakai badan aku," ugkap Linda.
Linda mengaku sempat kesal lantaran dibayangi oleh Vina setiap hari selaa 8 tahun.
Linda menyebut dirinya sudah capek lantaran kerap dikaitkan dalam kasus Vina.
"Jangan ke aku terus, sampai aku tuh marah. Cukup, aku sekarang udah punya keluarga, aku tuh capek," jelasnya.
Menurutnya, keluarganya di rumah juga sempat merasakan kehadiran Vina.
"Jadi paling keluarga cuma cium bebauan, atau merinding," kata perempuan yang kini dikenal dengan nama Linda kesurupan.
Penjelasan Ustaz
Menurut Ustaz Faizar, orang yang sudah meninggal itu tak bisa kembali ke alam dunia.
"Karena yang namanya roh (Vina) orang meninggal itu tidak bisa merasuki tubuh manusia apalagi gentayangan," ujar Ustaz Faizar di podcast RJL 5 - Fajar Aditya.
Menurutnya, roh yang sudah meninggal tersebut sudah berada di alam barzakh.
"Mereka sudah ada di alam yang namanya alam barzakh,” katanya.
Ustaz Faizar menyebut, jika kesurupuan itu adalah penyakit.
Melihat tayangan video Linda kerasukan, Ustaz Faizar mengatakan bahwa itu bukan arwah Vina melainkan jin qorin.
"Kesurupan itu penyakit, ketika ngomong otomatis kayak kita lagi ngomong sama orang yang akalnya belum genap, iya kan?"
"Misalnya belum sadar," terang Ustaz Faizar.
"Qarin bisa menyerupai manusia." tutupnya.
Pak RT di Kasus Vina Cirebon Terancam Dilaporkan, Diduga Beri Kesaksian Palsu
Pak RT terancam dilaporkan keluarga terpidana kasus pembunuhan Vina Cirebon dan Eky di Cirebon ke polisi, lantaran diduga memberi kesaksian palsu.
Diketahui, Vina adalah gadis 16 tahun asal Kampung Samadikun, Kecamatan Kejaksan, Kota Cirebon, Jawa Barat, yang tewas bersama kekasihnya, Eky, di Jalan Raya Talu, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat pada Sabtu 27 Agustus 2016. Keduanya menjadi korban penganiayaan geng motor.
Tak main-main, keluarga para terpidana kasus Vina Cirebon tersebut berencana melaporkan Pak RT ke Mabes Polri.
Abdul Pasren, Ketua RT2/RW10 Kelurahan Karyamulya, Cirebon, itu dituduh memberi kesaksian palsu.
Sebelumnya, Abdul Pasren mengaku lima terpidana kasus Vina tak tidur di rumahnya ketika peristiwa tersebut terjadi.
Lima terpidana itu adalah Eko Ramdhani, Hadi, Jaya, Supriyanto, dan Eka Sandy.
Hal tersebut diungkapkan Abdul Pasren dalam amar putusan kasus Vina.
Tak hanya itu, Pak RT pun mengaku didatangi keluarga terpidana dan diminta membebaskan para terpidana.
Rupanya, keterangan tersebut ditentang pihak keluarga terpidana.
Keluarga terpidana mengungkapkan keterangannya pada Dedi Mulyadi.
Mereka menyebut, para terpidana tidur di rumah Abdul Pasren bersama anak Abdul Pasren yang bernama Kahfi pada saat peristiwa berdarah itu terjadi.
“Yakin saya, Pak."
"Kami tidur di rumah Pak RT, sama anak Pak RT-nya juga si Kahfi,” kata salah satu saksi, Teguh, Minggu (23/6/2024).
Kakak terpidana Supryanto, Amina juga membantah kesaksian Pasren yang menyebut keluarga memintanya berbohong.
Menurut Amina, saat itu ia bersama empat keluarga terpidana lain mendatangi rumah Pasren untuk memintanya memberi keterangan jujur.
“Pak, kami dari keluarga mohon Bapak jujur saja bahwa anak-anak tidur di sini."
"Karena memang tidur di sini, tolong jujur,” kata Amina menirukan ucapannya saat bertemu Pasren pada 2016 silam.
Amina juga membantah keterangan bahwa pihak keluarga sampai bersimpuh kepada Pasren.
Amina menyebut keluarga sebatas duduk di bawah, sedangkan Pasren duduk di kursi.
"Dia bilang tidak bisa, itu urusannya polisi, saya tidak ikut-ikutan," kata Amina dikutip Kompas.com.
Kasus pembunuhan Vina dan Eky yang terjadi pada 2016 lalu menuai sorotan kembali usai ditemui banyak kejanggalan.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pun memperhatkan kasus ini.
Melalui keterangan yang dibacakan Wakapolri Komjen Agus Andrianto, Kapolri menilai pembuktian awal kasus pembunuhan Vina dan Eky tidak menggunakan metode scientific crime investigation.
"Pada kasus pembunuhan Vina dan Eky, pembuktian awal tidak didukung dengan scientific crime investigation," kata Listyo dalam keterangan yang dibacakan Wakapolri, Kamis (20/6).
(*/ Tribun-medan.com)
Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News
Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram , Twitter dan WA Channel