Tak Terima Diremehkan, Wanita Ini Resign Lalu Kuliah Lagi, Kini Kembali Bekerja dengan Gaji 2 Kali Lipat
Ilustrasi sukses dengan mengembangkan bakat terpendam.
NEW DELHI, KOMPAS.com - Seorang wanita dari Bangalore telah menjadi sorotan setelah berhasil meningkatkan karirnya secara signifikan.
Ceritanya yang menginspirasi mulai viral di media sosial setelah mengungkapkan bahwa dia merasa diremehkan di tempat kerjanya di startup.
Wanita ini kemudian mengambil keputusan besar untuk mengejar gelar dari universitas Ivy League untuk meraih pengakuan yang lebih besar.
Dilansir dari NDTV, Adithya Venkatesan, yang membagikan kisah tersebut di media sosial, menjelaskan bahwa wanita tersebut merasa pendidikan non-Ivy League menjadi hambatan dalam meraih promosi dan pengakuan yang diinginkannya di perusahaan.
Akibatnya, dia memutuskan untuk meninggalkan startup tersebut dan mendaftar di universitas Ivy League.
Setelah berhasil meraih gelar bergengsi tersebut, wanita ini kembali ke startup yang sama dengan posisi yang lebih tinggi.
Keputusannya untuk melanjutkan pendidikan dan meningkatkan kualifikasi telah membawanya ke level gaji yang jauh lebih tinggi dari sebelumnya.
Venkatesan mengklaim bahwa kenaikan gajinya hampir dua setengah kali lipat dari gaji awalnya.
Kisah inspiratif ini segera menyebar di media sosial, mendapat lebih dari 180.000 penayangan dan banyak reaksi positif hanya dalam waktu singkat.
Banyak yang memuji keputusan wanita tersebut untuk fokus pada pendidikan dan memanfaatkannya untuk mencapai kesuksesan yang lebih besar di dunia kerja.
Sementara kisah ini menginspirasi banyak orang, beberapa pengguna juga menyampaikan refleksi tentang bagaimana kita seringkali menilai seseorang berdasarkan gelar dari universitas ternama.
Mereka menyoroti pentingnya melihat kompetensi dan kecerdasan seseorang secara menyeluruh, terlepas dari latar belakang pendidikan formalnya.
Kisah ini bukan hanya tentang kesuksesan individu, tetapi juga mengundang kita untuk merenung tentang nilai pendidikan dan pengakuan yang seharusnya lebih inklusif dan berdasarkan prestasi nyata.