Ahli Deteksi Kebangkitan Lubang Hitam 1 Juta Kali Massa Matahari, Apa Dampaknya?
Ilustrasi lubang hitam. Ahli astronomi deteksi kebangkitan lubang hitam 1 juta kali massa Matahari.
KOMPAS.com - Ahli astronomi mendeteksi kebangkitan lubang hitam (black hole) berukuran satu juta kali massa Matahari.
Penemuan tersebut bermula dari cahaya misterius di sebuah galaksi yang sangat jauh di konstelasi Virgo.
Sebelumnya, pengamatan oleh para astronom selama beberapa dekade tidak berhasil menemukan sesuatu yang luar biasa tentang galaksi ini.
Namun, hal tersebut berubah pada akhir 2019 saat teleskop Amerika Serikat mendeteksi cahaya cerah tak biasa.
Fenomena kebangkitan lubang hitam
Dilansir dari The Guardian, Selasa (18/6/2024), dengan luminositas atau kecemerlangan yang masih berlanjut, peneliti meyakini cahaya misterius itu disebabkan material yang berjatuhan ke lubang hitam raksasa.
Staf astronom di markas besar European Southern Observatory di Garching, Jerman, Paula Sanchez-Saez mengungkapkan, ini pertama kalinya mereka melihat fenomena kebangkitan lubang hitam secara real-time.
"Kami menemukan sumber ini saat dia mulai menunjukkan variasi luminositas (jumlah energi yang dipancarkan benda ke segala arah per satuan waktu)," kata Paula Sanchez-Saez.
Lubang hitam tersebut berada di galaksi "tenang" dengan nama kode SDSS1335+0728, berjarak sekitar 300 juta tahun cahaya.
Galaksi tersebut pertama kali dilaporkan kepada para astronom pada Desember 2019, saat Zwicky Transient Facility, sebuah observatorium di California, Amerika Serikat, mencatat peningkatan kecerahan secara tiba-tiba.
Peringatan ini mendorong dilakukannya observasi baru dan pemeriksaan arsip pengukuran dari teleskop berbasis darat dan luar angkasa untuk memahami lebih banyak tentang galaksi dan perilakunya di masa lalu.
Para ahli astronomi menemukan, galaksi yang semua dinilai tenang tersebut baru-baru ini memiliki kecerahan dua kali lipat pada panjang gelombang inframerah menengah.
Kecerahan galaksi juga dilaporkan empat kali lebih terang pada ultraviolet, serta setidaknya sepuluh kali lebih terang pada rentang sinar-X (X-ray).
Pemicu atau penyebab kecerahan secara tiba-tiba yang bersumber dari galaksi ini masih belum jelas diketahui.
Namun, para astronom dalam tulisan di jurnal Astronomy and Astrophysics memperkirakan, kemungkinan dikarenakan terciptanya inti galaksi aktif, yakni saat sebuah lubang hitam besar di pusat galaksi mulai secara aktif memakan materi di sekitarnya.
Inti galaksi aktif memancarkan spektrum cahaya yang luas saat gas di sekitar lubang hitam memanas dan bersinar.
Partikel debu di sekitarnya kemudian menyerap beberapa panjang gelombang dan memancarkan kembali panjang gelombang lainnya, sehingga memicu lonjakan cahaya.
Jika divalidasi dalam penelitian lebih lanjut, temuan ini akan menjadi pertama kalinya bagi para astronom mengamati lubang hitam menjadi aktif secara real-time.
Masih ada spekulasi lain pemicu kecerahan galaksi
Namun, spekulasi itu bukan satu-satunya kemungkinan penyebab menurut para ahli astronomi.
Tim peneliti juga tidak mengesampingkan kemungkinan lain, yaitu tidal disruption event atau peristiwa gangguan pasang surut.
Tidal disruption event merupakan ungkapan untuk menggambarkan sebuah bintang yang terkoyak karena terlalu dekat dengan lubang hitam.
Peristiwa gangguan pasang surut cenderung terjadi dalam waktu singkat, serta menerangi galaksi tidak lebih dari beberapa ratus hari.
Kendati demikian, masih diperlukan lebih banyak pengukuran untuk menyampingkan proses tersebut.
"Dengan data yang kami miliki saat ini, mustahil untuk menguraikan skenario mana yang nyata. Kita perlu terus memantau sumbernya," ungkap Sanchez-Saez.
Dampak fenomena kebangkitan lubang hitam
Sementara itu, astronom dari Millennium Institute of Astrophysics dan University of Valparaiso di Chile, Lorena Hernandez Garcia mengatakan, pilihan paling nyata untuk menjelaskan fenomena ini adalah dengan melihat bagaimana inti galaksi mulai menunjukkan aktivitas.
"Jika demikian, ini akan menjadi pertama kalinya kita melihat aktivasi lubang hitam besar secara real-time," ujarnya, seperti dikutip dari Independent, Rabu (19/6/2024).
Dampaknya, temuan ini akan memberikan wawasan berharga tentang bagaimana lubang hitam tumbuh dan berevolusi.
Peristiwa tersebut juga dapat membantu menjelaskan nasib Sagitarius A, sebuah lubang hitam raksasa yang berada di jantung Galaksi Bima Sakti, di masa depan.
Di sisi lain, astronom dari Diego Portales University di Santiago, Chile, Claudio Ricci mengungkapkan, monster raksasa bernama black hole ini biasanya sedang tidur dan tidak terlihat secara langsung.
"Dalam kasus SDSS1335+0728, kami dapat mengamati kebangkitan lubang hitam raksasa, yang tiba-tiba mulai memakan gas yang tersedia di sekitarnya, dan menjadi sangat terang," terangnya.