Mengapa Overparenting Berbahaya? Menelusuri Dampaknya pada Anak dan Cara Penyelesaiannya
Mengapa Overparenting Berbahaya? Menelusuri Dampaknya pada Anak dan Cara Penyelesaiannya
Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua memiliki peran penting dalam membentuk karakter anak.
Salah satu pola asuh yang mendapat sorotan adalah overparenting.
Overparenting terjadi ketika orang tua terlalu protektif dan terlalu terlibat dalam kehidupan anak, sering kali tanpa memberikan ruang bagi anak untuk belajar mandiri.
Studi menunjukkan bahwa overparenting dapat menyebabkan anak kurang mandiri, sulit dalam mengambil keputusan, dan cenderung bergantung pada orang lain.
Dampak dari pola asuh ini juga meliputi masalah kesehatan mental seperti depresi, stres berat, dan gangguan kecemasan.
Berikut beberapa dampak pola asuh overparenting yang perlu diwaspadai oleh para orang tua:
1. Ketergantungan pada Orang Lain
Anak-anak yang diasuh dengan overparenting cenderung mengandalkan orang lain dalam mengatasi masalah atau membuat keputusan.
2. Keterbatasan dalam Menyelesaikan Masalah
Mereka kurang terlatih dalam menghadapi tantangan dan mengelola waktu secara efektif karena terlalu banyak diatur oleh orang tua.
3. Materialisme dan Manipulasi
Anak-anak cenderung mengejar hal-hal material dan dapat mengembangkan perilaku manipulatif untuk memenuhi keinginan mereka.
4. Kontrol Emosi yang Lemah
Emosi anak tidak stabil dan sering kali sulit dikendalikan, terutama dalam situasi yang menuntut.
5. Ketakutan akan Risiko
Anak-anak menjadi takut untuk mengambil risiko atau mencoba hal baru karena kurang mendapatkan kesempatan untuk berpengalaman sendiri.
6. Rendahnya Percaya Diri
Mereka kurang yakin dengan kemampuan dan potensi diri sendiri karena tidak didorong untuk mengatasi tantangan secara mandiri.
7. Keterampilan Hidup yang Terbatas
Kekurangan pengalaman dalam melakukan tugas-tugas sehari-hari dapat membuat anak kesulitan mengatasi situasi kehidupan.
8. Risiko Tinggi Perilaku Berisiko
Anak-anak yang diasuh dengan overparenting memiliki risiko lebih tinggi untuk terlibat dalam perilaku berisiko seperti penggunaan narkoba atau alkohol pada usia yang lebih muda.
Selain berdampak pada perkembangan anak, overparenting juga dapat merenggangkan hubungan orang tua dan anak.
Anak mungkin merasa terkekang dan ingin lebih merasakan kebebasan dalam mengatur hidupnya.
Penyelesaian dan Rekomendasi
Penting bagi orang tua untuk mengenali tanda-tanda overparenting dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki pola asuh.
Salah satunya adalah dengan membangun komunikasi yang terbuka dan mendukung dengan anak.
Memberikan mereka kesempatan untuk mengambil keputusan dan mengatasi tantangan akan membantu membangun kemandirian.
Jika diperlukan, konsultasikan dengan psikolog atau ahli parenting untuk mendapatkan panduan lebih lanjut.
Dengan demikian, orang tua dapat membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri, dan sehat secara keseluruhan.***