Dongeng Anak: Akibat Dodo Si Semut Tak Mau Bekerja Sama
Dongeng Anak: Akibat Dodo Si Semut Tak Mau Bekerja Sama
Di sebuah hutan dengan curah hujan tinggi, semut-semut merasa sedih. Hujan terus-menerus mengakibatkan banjir, yang membuat semut-semut kehilangan sarang.
Mereka kedinginan saat malam dan kepanasan saat siang. Tidak ada lagi tempat untuk mereka istirahat dan menyimpan bahan makanan. Ratu Semut pun kebingungan, begitu juga para semut pekerja yang menjaga larva atau bayi semut.
Suatu hari, Ratu Semut mengumpulkan seluruh semut pekerja. Ia ingin semua bekerja sama membangun sarang lagi agar mereka punya tempat tinggal. Semua semut bersemangat dan nggak sabar membangun sarang baru.
Tapi, ada seekor semut pekerja yang nggak mau membangun rumah bersama-sama, namanya Dodo. Bahkan saat Mumu mengajaknya, Dodo tetap nggak mau karena ingin punya sarang lebih besar dari semut lain.
"Ah, aku mau mau bangun rumahku sendiri saja. Aku akan buat rumah yang kuat. Kalau banjir datang, aku mau rumahku tidak rusak," kata Dodo.
"Buat apa aku harus membuat rumah bersama-sama dengan semut lain?"
Baca Juga : Dongeng Anak: Lulu Si Landak Sedih Badannya Berduri |
Mendengar Dodo berkata seperti itu, Mumu menghampirinya dan bertanya, "Dodo, apa kamu sungguh tidak mau membangun sarang baru bersama kami?"
Dodo menjawab ketus, "Tidak mau. Aku bosan setiap hari harus bekerja dan hidup bersama semut lain."
"Coba bayangkan, dalam satu sarang diisi setengah juta semut! Kau tahu, aku tidak pernah dapat tempat yang luas."
Mumu membalasnya, "Dodo, kalau kita mengerjakan bersama-sama, pasti rumah kita akan cepat selesai."
"Kamu tidak akan lelah bekerja sendirian dan kita bisa membangun rumah yang kuat."
Dodo menyahut, "Ahhh, tidak, tidak. Aku bisa membangun rumahku sendiri. Aku bisa membuat rumah yang lebih nyaman dan luas."
Baca Juga : Dongeng Anak: Persahabatan Semut Kecil & Laba-Laba Besar |
Mumu meninggalkan Dodo dengan sedih dan segera bergabung dengan semut lain. Mereka bergotong royong membangun sarang baru. Dodo hanya melihat para semut membangun rumah di atas pohon. Menurut dia, sarang di tanah adalah yang terbaik.
Hari demi hari, sarang baru Mumu dan semut lain sudah mulai berbentuk. Sementara, Dodo sangat kelelahan dan rumahnya belum berbentuk. Saat hujan turun deras, para semut berteduh di sarang yang hampir selesai.
Sedangkan Dodo berteduh sambil meringkuk kedinginan. Sarangnya belum jadi dan masih bolong sana-sini. Suara petir terdengar makin menggema di lorong-lorong sarang yang kosong. Dodo merasa kesepian.
Tiba-tiba, Dodo merasakan ada tetes-tetes air di kepala. Kakinya pun menginjak genangan air. Oh tidak, sarangnya banjir! Ia pun berteriak, "Tolooong... Sarangku banjiiir!"
Tidak ada yang menjawab. Dodo lupa dia hanya sendirian, lalu keluar sarang dan teriak lagi. "Tolooong... Sarangku kebanjiran!"
Para semut akhirnya mendengar suara Dodo dan segera menghampiri. Mereka menyelamatkan Dodo, lalu membawanya masuk ke sarang mereka yang hangat. Saat itu lah Dodo merasa, betapa dia merindukan koloninya.
"Mumu, maafkan aku karena kemarin tidak mendengarkan ajakanmu. Aku menyesal. Andaikan aku mau bekerja sama dengan kalian, pasti rumahku lebih cepat selesai," ucap Dodo.
Mumu menjawab, "Tidak apa-apa, Dodo. Aku senang kamu sudah di sini bersama kami."
Baca Juga : Dongeng Anak: Ulah Galah Si Gajah Saat Mengantuk |
Semut-semut lain pun menerima permintaan maaf Dodo. Mereka juga mengajaknya bergabung untuk membantu menyelesaikan rumah bersama-sama. Sejak saat itu, Dodo tak pernah lagi menolak bekerja sama.
Ia jadi tahu juga, jika musim hujan akan membuat sarang di atas pohon bersama semut lain, supaya nggak kebanjiran.