Perwakilan Kubar Pertanyakan Hasil Seleksi Paskibraka Nasional,Begini Penjelasan Kesbangpol Kaltim
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) akhirnya buka suara terkait polemik hasil seleksi Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang menimbulkan kekecewaan bagi putra daerah Kutai Barat, Gregorius Attara Y yang gagal lolos menjadi paskibraka tingkat nasional.
Padahal, sebelumnya siswa SMA Negeri 1 Sendawar itu mendapat peringkat peserta terbaik saat seleksi di tingkat Provinsi Kaltim.
Namun saat hasil verifikasi calon paskibraka tingkat pusat dari Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) keluar, nama Gregorius Attara justru hanya masuk menjadi cadangan bersama Uqaila Nur Mahmudah.
Sementara yang lolos menjadi paskibraka nasional justru siswa asal Kabupaten Kutai Timur, Sunnu Wahyudi bersama Livenia asal Samarinda.
Atas hasil itu, Gregorius Attara bersama panitia seleksi paskibraka Kutai Barat (Kubar) mengungkapkan kekecewaan dan tanda tanya besar, mengapa tiba-tiba muncul nama dari Kutai Timur.
Pasalnya dari hasil berita acara Kesbangpol Kaltim, hanya ada 4 nama yang lolos untuk mengikuti verifikasi tingkat pusat.
Dua putra, yakni Gregorius Attara dari Kubar dan Ananda Deni Pradana dari Balikpapan.
Sementara dua putri bernama Uqaila Nur Mahmudah asal Kota Bontang dan Livenia Evelyn Kurniawan asal Kota Samarinda.
Di sinilah muncul pertanyaan besar mengapa muncul nama Sunnu Wahyudi asal Kutai Timur, yang bahkan lolos menjadi calon paskibraka tingkat pusat.
Kepala Kesbangpol Kaltim, Sufian Agus didampingi Kepala Bidang (Kabid) Ideologi Wawasan Kebangsaan dan Karakter, Syarifuddin Noor pun memberikan penjelasan.
Di mana awalnya memang 4 nama putra putri terbaik Kaltim itu telah dinyatakan lolos dalam seleksi tingkat provinsi yang juga dalam seleksi dan penetapannya dihadiri langsung oleh BPIP.
Namun, salah satu kandidat yang berasal dari Kota Balikpapan berdasarkan hasil medical check up atau pemeriksaan kesehatan dinyatakan bermasalah pada gigi hingga buta warna parsial.
Kendati demikian, kandidat asal Kota Minyak itu telah melakukan operasi gigi.
Agar tidak berkecil hati, Kesbangpol Kaltim akhirnya menegaskan siswa tersebut tetap berangkat.
"Kami bersih keras. Masalah dia gagal atau bagaimana biar BPIP yang menyatakan itu. Makanya kita berangkatkan walaupun tahu akan gagal seleksi," jelas Syarifuddin kepada Tribunkaltim.co, Selasa (25/6/2024).
Namun bersama dengan itu, Pemprov Kaltim tetap ingin mengirimkan perwakilan putra-putri terbaik.
Oleh sebab itu, mereka bersama BPIP kembali mencari satu kandidat putra terbaik.
Di sini mereka menemukan dua nama dari Kutai Timur yang dimenangkan oleh Sunnu Wahyudi yang berada di peringkat 4 saat seleksi.
"Karena Sunnu Wahyudi mendapat hasil TWK (Tes Wawasan Kebangsaan) tertinggi. Dan syarat mutlak dari BPIP adalah nilai TWK tinggi," bebernya.
"Itulah mengapa akhirnya kita (Kaltim) mengirimkan 3 putra dan 2 putri," imbuhnya.
Kelima putra putri terbaik Kaltim itu berangkat pada 9 Juni 2024.
Syarifuddin mengatakan, mereka hanya bisa mengantarkan sampai Bandara.
Setelahnya mereka tidak lagi terlibat terkait seleksi ulang yang dilakukan BPIP pusat selama lima hari lamanya.
"Kemudian keluar hasil calon Paskibraka dari BPIP itu. Tidak ada intervensi kami di sana. Seperti apa tahapan seleksi dan apa yang jadi bahan pertimbangan akhirnya Kutim yang lolos kami juga tidak tahu," imbuh Kepala Kesbangpol Kaltim Sufian Agus yang berada di ruangan yang sama.
"Tapi yang jadi cadangan,termasuk yang tidak lolos akan bertugas di Upacara Kemerdekaan di tingkat Provinsi," pungkasnya. (*)