10 Rute Penerbangan dengan Rata-rata Turbulensi Tertinggi di Dunia
Penerbangan Singapore Airlines dengan rute London-Singapura belum lama ini mengalami turbulensi hebat yang mengakibatkan pendaratan darurat. Bahkan, peristiwa yang terjadi pada Selasa (21/5/2024) itu mengakibatkan korban jiwa.
Melansir dari laman CNN Indonesia, maskapai menyampaikan pesawat Boeing 777-300ER mengalami turbulensi parah hingga terpaksa mendarat darurat di Bandara Internasional Suvarnabhumi Bangkok, Thailand, pada pukul 15.45 waktu setempat.
Kejadian itu mengakibatkan satu orang tewas dan puluhan orang mengalami luka-luka. Korban-korban yang terluka pun dilarikan ke rumah sakit terdekat di Bangkok.
Banner Keluarga Sehat |
Mengenal turbulensi penerbangan
Bagi segelintir orang yang melakukan penerbangan rata-rata, turbulensi tampak seperti mimpi buruk yang mengancam jiwa, Bunda. Meskipun perasaan turbulensi sangat tidak nyaman, hal ini jarang merupakan keadaan yang berbahaya.
Turbulensi terjadi ketika pesawat terkena arus angin kencang yang dapat mendorong atau menarik pesawat. Kebanyakan jet komersial terbang cukup tinggi untuk menghindari pola angin ini, namun embusan angin dapat terjadi pada ketinggian berapa saja.
Baca Juga : 15 Tempat Wisata Gratis di Jakarta yang Menarik dan Bikin Liburan Seru |
Banyak faktor lingkungan yang berkontribusi terhadap turbulensi pesawat, namun faktor nomor satu yang menyebabkan turbulensi adalah perubahan atmosfer. Berikut adalah beberapa penyebab umum terjadi turbulensi pada pesawat:
1. Termal
Ketika panas matahari memicu panas, atau kantong-kantong udara panas, naik dan berinteraksi dengan arus angin dalam penerbangan, hal ini dapat menciptakan perjalanan yang bergelombang. Termal bertindak sebagai penghalang arus angin normal yang perlu menjauhinya, sehingga menyebabkan turbulensi.
2. Melewati pesawat atau helikopter lain
Turbulensi terjadi ketika sebuah pesawat melewati pesawat atau helikopter lain dan terjebak di belakang pesawat lain tersebut. Pesawat yang lebih besar menghasilkan gelombang yang lebih besar, pesawat yang lebih kecil lebih rentan jika bertabrakan. Itulah sebabnya ada seperangkat aturan yang menyatakan jarak minimum antara dua pesawat.
3. Pegunungan
Udara dapat mengarah ke atas ketika bertemu dengan pegunungan tinggi, sehingga menyebabkan turbulensi pesawat.
Daftar rute penerbangan dengan rata-rata turbulensi tertinggi
Menurut data dari Pusat Penelitian Atmosfer Nasional, sekitar 65 ribu penerbangan mengalami turbulensi setiap tahun, dengan 5 ribu di antaranya mengalami turbulensi yang sangat parah.
Turbulensi ringan hingga sedang biasanya hanya menyebabkan ketidaknyamanan ringan seperti barang-barang yang bergerak dalam kabin. Sementara turbulensi yang lebih parah dapat menyebabkan cedera serius atau bahkan kematian.
Pemeringkatan rute penerbangan dengan rata-rata turbulensi tertinggi dihasilkan menggunakan ikon database historis turbulensi yang membuka jendela turbulensi. Dengan kata lain, ini adalah daftar rute penerbangan yang paling sering mengalami turbulensi.
Sebanyak 150 ribu rute penerbangan telah dianalisis, dan hanya rute dengan rute penerbangan aktif per Desember 2023 yang ditelah diperingatkan.
Untuk setiap penerbangan, turbulensi dihitung berdasarkan geodesik dan ketinggian jelajah rata-rata. Turbulensi diberikan dalam laju disipasi pusaran air atau ukuran intensitas turbulensi di suatu tempat (eddy dissipation rate, edr). Tingkat turbulensi ringan (0-20), sedang (20-40), parah (40-80), dan ekstrem (80-100).
Berikut adalah sepuluh rute penerbangan dengan rata-rata turbulensi tertinggi yang ada di dunia:
- Santiago (SCL) - Santa Cruz (VVI), jarak penerbangan 1.905 km, rata-rata turbulensi 17,568 edr
- Almaty (ALA) - Bishkek (FRU), jarak penerbangan 210 km, rata-rata turbulensi 17,457 edr
- Lanzhou (LHW) - Chengdu (CTU), jarak penerbangan 661 km, rata-rata turbulensi 16,75 edr
- Centrair (NGO) - Sendai (SDJ), jarak penerbangan 517 km, rata-rata turbulensi 16,579 edr
- Milan (MXP) - Jenewa (GVA), jarak penerbangan 214 km, rata-rata turbulensi 16,398 edr
- Lanzhou (LHW) - Xianyang (XIY), jarak penerbangan 519 km, rata-rata turbulensi 16,337 edr
- Osaka (KIX) - Sendai (SDJ), jarak penerbangan 655 km, rata-rata turbulensi 16,307 edr
- Xianyang (XIY) - Chengdu (CTU), jarak penerbangan 624 km, rata-rata turbulensi 16,25 edr
- Xianyang (XIY) - Chongqing (CKG), jarak penerbangan 561 km, rata-rata turbulensi 16,041 edr
- Milan (MXP) - Zurich (ZRH), jarak penerbangan 203 km, rata-rata turbulensi 16,016 edr.
Nah, itulah beberapa rute penerbangan dengan turbulensi tertinggi yang ada di dunia. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Pilihan Redaksi
|
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!