Transportasi Massal Lawas di Jakarta yang Kini Telah Punah...
Penumpang yang menaiki Bajaj Gas Kemerdekaan hanya perlu membayar tarif sebesar Rp 1.700 per 8 km. Penumpang dapat melakukan pembayaran secara tunai maupun menggunakan QRIS.
JAKARTA, KOMPAS.com - Kota Jakarta berusia 497 Tahun tepat pada hari ini, Sabtu 22 Juni 2024. Kota yang berusia hampir lima abad ini terus berkembang.
Bukan hanya soal infrastruktur, transportasi massal mengalami perubahan setiap tahunnya, menyesuaikan kebutuhan mobilitas warga.
Meski begitu, masyarakat Jakarta rasanya tak boleh lupa bahwa sebelumnya terdapat transportasi tradisional yang pernah sangat berjasa di DKI Jakarta.
1. Bemo
Warga Jakarta mungkin sudah tak asing lagi dengan bemo. Nama transportasi ini merupakan singkatan dari becak mobil.
Dikutip Kompas.com, bemo saat itu menjadi moda angkutan sebagai pengganti becak.
Adapun beberapa kendaraan lain yang kemunculannya bersamaan dengan bemo yakni motor betjcak (mobet), helikopter becak (helicak).
Selain itu juga ada mebea. Transportasi ini bentuknya mirip dengan bajaj.
Namun, seiring perkembangannya, bemo cenderung surut diduga dipicu karena ongkos pemeliharaan yang mahal.
Dengan demikian, faktor tersebut berdampak terhadap target setoran yang tinggi.
2. Bajaj
Tidak hanya di India, bajaj juga ada di Kota Jakarta. Kendaraan ini diputuskan menjadi angkutan umum untuk warga, sesuai surat Keputusan Gubernur DKI pada Juni 1975.
Bajaj generasi pertama merupakan produksi India yang memiliki kapasitas mesin 150 cc.
Ketika itu, kendaraan ini menjadi pelengkap transportasi selain minicar, helicak, dan mebea.
Angkutan umum jenis IV dapat melayani warga di area permukiman. Keberadaannya melengkapi angkutan jenis I-III, yakni kereta api, bus kota, dan taksi.
Bajaj pun cukup lama dapat bertahan ketimbang kendaraan jenis IV lain. Hal itu karena Bajaj unggul dari sisi ekonomi.
Kini, Bajaj di Jakarta pun telah bertransformasi menggunakan bahan bakar gas (BBG).
3. Kancil
Dikutip Harian Kompas, 24 Juni 2004, pemerintah daerah ketika itu mengenalkan kancil yang digadang bakal menggantikan bajaj.
Pada tahap awal, Pemprov DKI mengizinkan operasi 250 unit kendaraan.
Kancil itu dikenalkan sebagai kendaraan angkut niaga cilik irit dan lincah.
Namun para pengusaha dan pengemudi bajaj ketika itu menolak kancil.
Ketua Paguyuban Bajaj Jakarta, ketika itu, Tarjono mengatakan, para pengusaha dan pengemudi bajaj menolak kancil karena secara ekonomis tidak terjangkau.
"Harga kancil terlalu mahal, satu unit Rp 42 juta, sedangkan bajaj sekitar Rp 14 juta hingga Rp 16 juta per unit," kata Tarjono.
4. Oplet
Oplet. Angkutan umum tersebut sampai saat ini mungkin masih cukup dikenal oleh masyarakat era 1950-an hingga 1980.
Bahkan, kendaraan ini juga digunakan sebagai properti film "Si Doel Anak Sekolahan".
Oplet adalah istilah bus kecil yang berbasis mobil Morris Minor 1000 Traveler buatan Inggris.
Dikutip dari Kompas yang terbit pada 23 Januari 2018, sempat terjadi peremajaan bus kecil dari sebelumnya menggunakan Morris Minor menjadi Toyota Kijang pada tahun 80-an.
Kendaraan itu disebut mikrolet. Dengan begitu, pada saat inilah penggunaan istilah mikrolet mulai muncul untuk membedakannya dengan oplet.
Ketua DPD Organda DKI Jakarta, ketika itu, Shafruhan Sinungan mengatakan, istilah oplet, mikrolet, dan angkot hanya soal penyebutan yang berlaku di masyarakat.
Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ketiganya tetap dikategorikan sebagai bus kecil.
5. Metromini dan kopaja
Metromini atau Kopaja dulunya sempat menjadi primadona sebagai transportasi umum di DKI Jakarta.
Keberadaan dan trayeknya ketika itu memudahkan masyarakat yang ingin bepergian.
Bus ini menjamur di berbagai terminal seperti terminal Lebak Bulus, Kampung Rambutan, Blok M dan masih banyak terminal lain di Jakarta.
Ongkos dari angkutan umum itu pun berkisar Rp 2.000- Rp 7.000 saja hingga membuat dilirik penumpang.
Sayangnya keberadaan metromini sempat menjadi kontroversi karena banyak sopir yang ugal-ugalan dan tingkat kriminalitas dalam bus yang tinggi.
Kini, transportasi ini mulai tergerus zaman. Angkutan umum itu saat ini digantikan dengan transjakarta, commuter line (KRL), Mass Rapid Transit (MRT), dan Light Rail Transit (LRT).