Profil Budi Arie Setiadi, Menkominfo yang Didesak Mundur Usai PDN Diserang Ransomware
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi I DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (27/6/2024). Rapat tersebut membahas insiden peretasan Pusat Data Nasional dan progres penanganannya. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc.
KOMPAS.com - Profil Budi Arie Setiadi dan sepak terjangnya dicari banyak warganet akhir-akhir ini setelah Pusat Data Nasional (PDN) diserang ransomware pada Kamis (20/6/2024).
Ia adalah Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) yang dinilai publik bertanggung jawab atas hilang dan terganggunya 282 layanan kementerian/instansi pascaserangan ransomware terhadap PDN.
Dilansir dari Kompas.com, organisasi masyarakat sipil Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) mendesak agar Budi mundur dari jabatannya sebagai Menkominfo buntut bobolnya PDN.
Lantas, siapa sosok Budi yang sebenarnya dan bagaimana rekam jejaknya? Berikut profil Budi Arie Setiadi.
Profil Budi Arie Setiadi
Budi lahir di Jakarta pada 20 April 1979 dari pasangan Joko Asmoro dan Pudji Astuti.
Dilansir dari Kompaspedia, ia menghabiskan masa kecil hingga remaja di Jakarta.
Budi pernah menempuh pendidikan di SD dan SMP Fons Vitae II Jakarta Utara.
Setelah itu, ia melanjutkan pendidikannya ke SMA Kolose Kanisius di Jakarta Pusat pada 1988.
Selepas lulus dari bangku SMA pada 1990, Budi berkuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Indonesia (UI).
Selama berkuliah di kampus tersebut, Budi berkiprah sebagai aktivis dan mendapat panggilan sebagai Muni.
Ia pernah menjadi Ketua Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM) Fisip UI pada 1994 dan Presidium Senat Mahasiswa UI 1994-1995.
Selain itu, Budi juga mendirikan dan membina membina Forum Studi Mahasiswa (FSM) UI serta aktif di Kelompok Pembela Mahasiswa (KPM) UI.
Penah berkarier sebagai jurnalis
Budi juga terjun ke dunia jurnalistik ketika ia masih mahasiswa, salah satunya menjadi Redaktur Pelaksana (Redpel) Majalah Suara Mahasiswa UI pada 1993–1994.
Di sisi lain, Budi pernah menjalani profesi sebagai jurnalis di Media Indonesia pada 1994.
Dua tahun setelahnya, ia bersama koleganya mendirikan Mingguan Ekonomi bernama Kontan.
Budi menghabiskan waktunya sebagai jurnalis di media tersebut hingga 2001.
Setelah itu, ia berpindah ke PT Mandiri Telekomunikasi Utama. Di perusahaan ini, Budi sempat menduduki jabatan sebagai direktur utama pada 2001-2009.
Budi juga mengemban tugas lain sebagai Pemimpin Umum Tabloid Bangsa pada 2008-2009.
Kemudian, Budi melanjutkan kariernya sebagai pengusaha dengan menjadi Direktur PT Daya Mandiri pada 2010-2014 dan Direktur Utama NKR Investama sekaligus Direktur PT Sarana Global Informasi pada 2009-2014.
Ia juga pernah menjadi Direktur Utama di PT Mitra Lumina pada 2011-2014.
Perjalanan politik Budi Arie Setiadi
Selepas berkecimpung di dunia media dan usaha, Budi memutuskan terjun ke politik bersama Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Ia mengemban tugas sebagai Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) PDI-P Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta pada 2005-2010.
Jabatan lain yang pernah diemban Budi adalah Wakil Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI-P DKI Jakarta.
Pada Agustus 2013, Budi memutuskan mendirikan relawan Pro Jokowi alias Projo.
Di organisasi relawan tersebut, Budi menduduki posisi sebagai pendiri sekaligus pendiri.
Budi mendirikan Projo untuk mengusung Jokowi yang maju Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
Projo terus mendukung mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut hingga Pilpres 2019.
Pada Jumat (25/10/2019), Jokowi melantik Budi sebagai Wakil Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi mendampingi Abdul Halim Iskandar sebagai menteri.
Budi menduduki jabatan tersebut selama empat tahun. Setelahnya, ia mengemban tugas baru sebagai Menkominfo menggantikan Johnny G Plate yang tersandung kasus korupsi menara BTS 4G Kominfo.
Jokowi melantik Budi Arie sebagai Menkominfo yang baru di Istana, Negara, Jakarta pada Senin (17/7/2023).