Daftar 9 Profesor Termuda Indonesia,Termasuk Guru Besar Unhas Masih 34 Tahun Prof Andi Dian Permana
TRIBUN-TIMUR.COM - Berikut daftar Profesor termuda Indonesia.
Dari berbagai sumber dirangkum setidaknya ada 9 profesor termuda Indonesia.
Salah satu yang masuk daftar Profesor termuda Indonesia yakni akademisi Universitas Hasanuddin atau Unhas.
Sosok yang dimaksud yakni Prof Andi Dian Permana Putra.
Dan berikut daftar dosen yang berhasil menjadi profesor termuda di Indonesia:
1. Nelson Tansu
Salah satu dosen di Indonesia yang berhasil menjadi profesor di usia cukup muda adalah Nelson Tansu. Nelson diketahui merupakan profesor di bidang Electrical Engineering di Amerika, tepatnya di Lehigh University.
Pada usia 25 tahun, di tahun 2003 resmi menjadi profesor. Meskipun tidak berkiprah di akademik tanah air, pria kelahiran Medan pada tanggal 20 Oktober 1977 ini telah mengharumkan nama bangsa.
Nelson diketahui mengenyam pendidikan di Universitas Wisconsin melalui sebuah program beasiswa. Selama menjadi mahasiswa dan dosen, beliau juga menerima berbagai penghargaan dari Universitas Wisconsin-Madison dan Lehigh University.
Salah satu penemuan terbesarnya adalah penemuan teknologi pembuatan laser dan lampu LED. Lewat temuannya inilah, Nelson berkontribusi mengembangkan teknologi hemat energi lewat penggunaan lampu LED.
2. Agus Pulung Sasmito
Daftar profesor termuda di Indonesia yang kedua adalah Agus Pulung Sasmito. Agus diketahui mengenyam pendidikan S1 di Universitas Gadjah Mada jurusan Teknik Fisika dan lulus di tahun 2005.
Pada tahun 2006, Agus Pulung berhasil meraih beasiswa untuk studi lanjut S2 di National University of Singapore (NUS) untuk jurusan Teknik Mesin. Tahun kedua studi S2 tersebut, diberi tawaran untuk masuk ke program Direct PhD yang memfasilitasinya studi S3 tanpa perlu menyelesaikan S2.
Setelahnya, pendidikan dilanjutkan ke jenjang professorship dan lulus di tahun 2013. Pada tahun yang sama, beliau resmi menjadi dosen di McGill University dan menjadi profesor di usia baru 32 tahun.
3. Firmanzah
Dosen UI (Universitas Indonesia) bernama Firmanzah juga menjadi salah satu profesor termuda di Indonesia. Pria kelahiran 7 Juli 1976 ini resmi menjadi profesor termuda di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) pada usia 34 tahun.
Tak hanya sukses memangku jabatan fungsional tinggi di dunia akademik, Firmanzah juga tercatat menjadi staf kepresidenan di tahun 2012 di masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono.
Selain itu, Firmanzah juga sempat mengisi jabatan struktural sebagai rektor di Universitas Paramadina. Pada tahun 2021, Firmanzah berpulang dan disemayamkan di Bogor, Jawa Barat.
Menjadi profesor di usia muda bisa Anda capai apabila memiliki strategi jelas yang dilaksanakan secara persisten.
4. Muh Harun Achmad
Selanjutnya yang juga menjadi salah satu profesor termuda di Indonesia adalah Prof. Dr. drg. Muhammad Harun Achmad. Harun menjadi Guru Besar di Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unhas (Universitas Hasanudin) di tahun 2018 ketika memasuki usia 47 tahun.
Dikutip melalui sindonews.com, Harun sempat menjadi salah satu periset unggul Unhas di tahun 2019. Selain itu, karir akademik dan aktivitas penelitian sudah ditekuninya sejak tahun 1982.
Dosen Unhas satu ini juga sempat masuk ke dalam daftar Top 2 persen World Ranking dan menjadi salah satu ilmuwan dunia yang memiliki pengaruh secara global. Prestasinya ini tentu menjadi inspirasi bagi dosen lain di Indonesia.
5. Agung Endro
Dosen yang menjadi profesor termuda di Indonesia berikutnya adalah Prof. Agung Endro Nugroho, M.Si., Ph.D., Apt. Agung diketahui merupakan Guru Besar Fakultas Farmasi UGM dan resmi dilantik di tahun 2012 ketika memasuki usia 36 tahun.
Pria kelahiran Surakarta, 15 Januari 1976 ini merupakan mahasiswa Farmasi di UGM dan setelah lulus menjadi dosen di fakultas yang sama. Keberhasilannya menjadi Guru Besar di usia muda tidak terlepas dari upayanya fokus di bidang keilmuan spesifik.
Selain itu, dosen muda ini juga dikenal aktif menulis dan rajin melakukan publikasi terutama menerbitkan buku. Beberapa bukunya yang berhasil terbit adalah Buku Nasib Obat dan Aksi Obat di dalam Tubuh, buku Farmakologi Obat dan Buku Penanganan Hewan.
6. Ibnu Sina Chandranegara
Daftar profesor termuda di Indonesia berikutnya adalah Prof. Dr. Ibnu Sina Chandranegara, S.H., M.H.. Pelantikan sebagai Guru Besar bidang Hukum Tata Negara (HTN) Universitas Muhammadiyah Jakarta resmi dilakukan pada 1 April 2023.
Ibnu diketahui meniti karir dosen di tahun 2011 dan tepat setelah 12 tahun karirnya berhasil mencapai puncak jabatan fungsional. Ketika dilantik menjadi profesor, usianya masih 33 tahun.
Pendidikan S1 dan S2 beliau ditempuh di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Jakarta. Semenara untuk jenjang S3 ditempuh di Universitas Gadjah Mada dan sukses menjalani karir sebagai dosen di Indonesia.
7. Rully Charitas
Prof. Dr. Rully Charitas IP, SSi, M.Pd., diketahui juga menjadi salah satu profesor termuda di Indonesia. Rull berhasil menjadi Guru Besar Bidang Pendidikan Matematika di Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta.
Pelantikan resminya dilakukan pada 9 November 2022 dan masih di usia sangat muda, yakni 35 tahun. Atas prestasi ini bahkan berhasil mendapatkan mendapat sertifikat Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI).
Dalam upacara pelantikan, Senior Customer Relations Manager MURI, Andre Purwandono memberikan ucapan selamat dan mengapresiasi pencapaiannya tersebut.
“Guru Besar Bidang Pendidikan Matematika di usia termuda, 35 tahun, atas nama Prof Dr Rully Charitas. Ini merupakan prestasi yang luar biasa. Belajar matematika tidak semua orang menyukainya. Semoga ini menginspirasi generasi muda menyukai matematika,” kata Andre Purwandono.
8. Edi Surya Negara Harahap
Berikutnya yang juga menjadi salah satu profesor termuda di Indonesia adalah Prof. Dr. Edi Surya Negara, S.Kom., M.Kom. Edi berhasil menjadi profesor di usia 35 tahun di Universitas Bina Darma (Bidar) Palembang bidang Ilmu Teknik Informatika.
Edi diketahui mengenyam pendidikan S1 dan S2 di Bidar. Gelar S1 bahkan diraihnya dengan prestasi cumlaude. Selain itu, pendidikan S3 ditempuh di Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi di Universitas Gunadarma Jakarta.(*)
9. Andi Dian Permana
Andi Dian Permana juga menjadi salah satu profesor termuda di Indonesia yang resmi dilantik di usia 34 tahun. Melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nomor 48314/M/07/2023 resmi meraih Guru Besar di bidang ilmu sistem penghantaran obat dermal dan transdermal Universitas Hasanuddin (Unhas).
Pria kelahiran Sidenreng Rappang 15 Februari 1989 ini diketahui menempuh studi S1, S2, dan profesi apoteker di Unhas. Sementara, gelar PhD (S3) diraih di Queen’s University Belfast.
Memiliki kecintaan di dunia pendidikan membuatnya memutuskan menjadi dosen di Unhas. Selain itu juga terbilang aktif menerima program hibah. Salah satunya hibah National Research and Innovation Agency – BRIN Research Grant 2023.
Pada, Selasa (11/6/2024) bertempat di Ruang Senat lantai 2 Rektorat Unhas Tamalanrea, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Prof Andi Dian Permana mengikuti proses pengukuhan guru besar.
Prof Andi Dian Permana dikukuhkan sebagai profesor bidang Penghantaran Obat Fakultas Farmasi Unhas.
Selain Prof Andi Dian Permana, pengukuhan guru besar Unhas pada momen tersebut juga diikuti 3 guru besar lainnya yakni Prof Firzan Nainu, Prof Yusnita Rifai, dan Prof Yulia Yusrini Djabir.
Prof Andi Dian Permana saat dikukuhkan sebagai guru besar atau profesor bidang Penghantaran Obat Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin (Unhas) di Ruang Senat lantai 2 Rektorat Unhas Tamalanrea, Jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Selasa (11/6/2024). (YouTube Senat Akademik Unhas)
Dalam kesempatan tersebut, Prof Andi Dian Permana membawakan orasi dengan judul Lalat Buah Drosophila Melanogaster Sebagai Organisme Model Dalam Drug Discovery dan Drug Repurposing: Potensi dan Tantangan Translasinya Dalam Pengobatan.
Ia menjelaskan, kulit merupakan salah satu jalur penghantaran yang efektif untuk menjadi alternatif dari beberapa kekurangan jalur penghantaran konvensional.
Secara spesifik, sebagai sistem penghantaran obat yang baru, microneedle memiliki karakteristik unik dibandingkan dengan penghantaran konvensional lainnya.
Prof Andi Dian mengatakan, sistem ini tidak hanya mampu menghantarkan obat untuk terlokalisasi di kulit, tetapi juga mengantarkan obat ke sirkulasi sistemik.
“Saya juga ingin menggaris-bawahi betapa pentingnya kolaborasi dalam mengembangkan teknologi ini. Keberhasilan dalam bidang Microneedle Delivery System tidak dapat dicapai oleh satu individu saja,” jelasnya.
Sekretaris Gugus Penjaminan Mutu itu juga mengatakan bahwa dirinya beruntung memiliki rekan-rekan sejawat dan mahasiswa luar biasa telah bekerja sama dalam upaya menciptakan terobosan dalam sistem penghantaran obat ini.
"Sebab, kolaborasi ini juga memungkinkan pertukaran ide dan pandangan beragam, memperkaya penelitian dan mempercepat kemajuan ilmiah," tuturnya.
Profil Prof Andi Dian Permana
Nama lengkap: Prof. Andi Dian Permana, S.Si., M.Si., Ph.D., Apt
Jabatan Fungsional: Guru Besar
Jabatan Struktural Fakultas: Sekertaris Gugus Penjaminan Mutu
Tempat tanggal lahir: Rappang, 5 Februari 1989
Alamat Rumah: Jalan Pangkep Raya, Sudiang Makassar
Nama Orang Tua W: Andi Muhammad Sufriadi dan Nursina
Riwayat Pendidikan
1. SD Inpres Tangkala II, Makassar tamat 2000
2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 12 Makassar tamat 2003
3. Sekolah Menengah Atas (SMA) 5 Makassar tamat 2006
4. Sarjana pada Jurusan Farmasi, Fakultas Farmasi, UNHAS Tamat 2010
5. Magister pada bidang ilmu farmasi, Fakultas Farmasi, UNHAS Tamat 2014
6. Program Doktor pada Queen's University Belfast, Tamat 2019
Riwayat Pekerjaan dalam 5 Tahun Terakhir
1. Dosen Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
Penghargaan
1. Penerima Bantuan Pemerintah Kategori Artikel Ilmiah Berkualitas Tinggi Bidang Kesehatan Dan Obat. RISTEK- BRIN. 2020
2. Penerima Bantuan Pemerintah Kategori Artikel Ilmiah Berkualitas Tinggi Bidang Kesehatan Dan Obat. RISTEK- BRIN. 2020
3. Penerima Postdoctoral Fellowship Ernst Mach Austria 2021. Ernst Mach 2021
4. Penerima Takeda Fellowship 2022 University of Kyushu Takeda Science 2022 Foundation
5. Penerima Bantuan Pemerintah Kategori Artikel Ilmiah Berkualitas Tinggi Bidang Kesehatan Dan Obat. RISTEK- BRIN. 2020
6. Penerima Penghargaan Sebagai Dosen Pendamping Terbaik Program Kreativitas Mahasiswa. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan-Kemendikbud Ristek. 2023.(*)
S