Mengenal Pola Asuh Otoritatif: Ciri dan Dampaknya pada Anak, Bisa Bikin Si Kecil Lebih Bahagia
Ada berbagai jenis pola asuh yang dapat Bunda terapkan pada Si Kecil. Salah satunya pola asuh otoritatif, yang disebut-sebut bisa bikin anak lebih bahagia.
Pola asuh otoritatif adalah jenis pengasuhan yang ditandai dengan tuntutan yang wajar dan daya tanggap yang tinggi. Meskipun orang tua memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap anak, mereka juga memberikan sumber daya dan dukungan yang diperlukan.
Orang tua yang menunjukkan sifat otoritatif adalah dengan mau mendengarkan pendapat anak, serta memberikan cinta dan kehangatan di samping batasan dan disiplin yang adil. Pendekatan dalam pengasuhan ini biasanya menghindari hukuman dan ancaman, serta lebih mengandalkan strategi seperti afirmasi positif.
Apa itu Pola Asuh Otoritatif?
Dikutip dari Psych Central, pola asuh otoritatif merupakan sesuatu yang berbeda dari pola asuh otoriter, meski sekilas tampak sama.
Pola asuh otoritatif adalah filosofi pengasuhan yang dikembangkan pada tahun 1960an oleh psikolog tumbuh kembang bernama Diana Baumrind. Keberadaan pola asuh ini bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara struktur dan pengasuhan.
"Orang tua yang menggunakan gaya otoritatif mempunyai ekspektasi tertentu terhadap anak, tetapi mereka menggunakan rasa hormat untuk mendorong perilaku yang baik," ungkap konselor kesehatan mental, Jaclyn Gulotta.
Baca Juga : Orang Tua Temperamen Ciptakan Anak People Pleaser? Simak Kata Psikolog |
Dengan kata lain, orang tua dengan pola asuh ini akan menetapkan batasan dan aturan yang jelas untuk anak, tetapi juga memberi sumber daya dan dukungan yang dibutuhkan untuk memenuhi harapan tersebut.
Orang tua juga memberikan ruang untuk percakapan dan kompromi dalam hubungan komunikasi dengan anak mereka.
"Gaya pengasuhan ini umumnya bersifat jauh lebih demokratis. Orang tua responsif terhadap anak dan akan mendengarkan keluhan atau pertanyaan apa pun yang anak miliki mengenai peraturan yang ditetapkan," imbuh pakar sosial klinis Brent Metcalf.
Ciri-ciri Orang Tua yang Menerapkan Pola Asuh Otoritatif
Lalu seperti contoh pola asuh otoritatif yang biasanya diterapkan orang tua? Dikutip dari Very Well Mind, Baumrind menyebutkan bahwa contoh otoritatif biasanya ditunjukkan dalam karakteristik berikut:
- Menerapkan disiplin yang adil dan konsisten ketika peraturan dilanggar
- Memberi kesempatan pada anak untuk menyampaikan pendapat
- Mendorong anak untuk mendiskusikan pilihan-pilihan
- Mengekspresikan kehangatan dan pengasuhan positif
- Menumbuhkan kemandirian dan penalaran
- Mau mendengarkan anak sepenuhnya
- Memberikan batasan, konsekuensi, dan harapan terhadap perilaku anak
Meskipun ekspektasi orang tua dengan pola asuh ini bisa saja tinggi, mereka juga cenderung fleksibel. Jika ada keadaan yang meringankan, orang tua dapat menyesuaikan tanggapannya.
Dengan kata lain, orang tua mampu menyesuaikan bergantung pada situasi, kebutuhan anak, dan faktor lain yang mungkin ada. Jadi, disiplin yang ditetapkan akan memperhitungkan semua variabel termasuk perilaku anak, situasi, dan sebagainya.
Cara agar Orang Tua Bisa Menerapkan Pola Asuh Otoritatif
Jika Bunda tertarik untuk menjadi orang tua dengan pola asuh otoritatif, perlu diingat bahwa diperlukan keseimbangan antara disiplin, pengendalian emosi, dan kemandirian. Bagaimana cara menerapkannya dalam pengasuhan sehari-hari?
- Tetapkan aturan dan komunikasikan pedoman, batasan, dan harapan atas perilaku anak
- Tetapkan konsekuensi ketika aturan dilanggar dan tindak lanjuti ketika harapan tidak terpenuhi
- Bersikaplah penuh kasih sayang, hangat, empati, dan suportif terhadap anak
- Berfokuslah untuk membangun hubungan yang kuat dan suportif dengan anak, daripada mengendalikan segala sesuatu yang mereka lakukan
- Dorong anak untuk mandiri dan biarkan mereka merasakan konsekuensi dari tindakannya
Cobalah untuk tidak bersikap terlalu keras atau terlalu lembut. Bunda dapat memulai contoh pola asuh otoritatif dengan membiarkan anak mengambil lebih banyak keputusan dan berdiskusi secara rutin mengenai pilihan tersebut.
Metode pengasuhan ini akan menjadi lebih alami seiring dengan waktu, perhatian, dan fleksibilitas sesuai kebutuhan anak.
Dampak Pola Asuh Otoritatif pada Perilaku Anak
Di masa lalu, para ahli perkembangan anak yang dipengaruhi oleh karya Baumrind umumnya mengidentifikasi gaya pengasuhan otoritatif sebagai pendekatan pengasuhan terbaik.
Penelitian telah berulang kali menunjukkan bahwa anak-anak yang dibesarkan oleh sifat otoritatif cenderung lebih mampu, bahagia, dan sukses. Menurut Baumrind, anak dari orang tua yang berwibawa:
- Lebih percaya diri tentang kemampuan mereka untuk mempelajari hal-hal baru
- Memiliki keterampilan sosial yang baik
- Memiliki kontrol dan regulasi emosi yang baik
- Cenderung memiliki karakter yang lebih bahagia
Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif dikaitkan dengan perkembangan yang lebih optimal pada:
- Kreativitas
- Kemampuan memecahkan masalah
- Harga diri
- Regulasi emosional
- Kemandirian
- Percaya diri
Meskipun pola asuh otoritatif sering dipandang sebagai pendekatan yang paling efektif, penting untuk menyadari bahwa berbagai faktor berperan dalam hasil perkembangan.
Contoh Perilaku Orang Tua dan Anak yang Menerapkan Authoritative Parenting
Happy Asian family using tablet, laptop for playing game watching movies, relaxing at home for lifestyle concept Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Nattakorn Maneerat |
Berikut beberapa contoh perilaku orang tua dan anak yang menerapkan pola asuh otoritatif:
- Orang tua menetapkan daftar pekerjaan domestik rumah, tetapi memberikan anak pilihan tugas mana yang ingin menjadi tanggung jawabnya
- Menetapkan ekspektasi, batasan, atau aturan yang jelas untuk anak dan menyampaikannya terlebih dahulu
- Merasa nyaman mengatakan tidak kepada anak
- Menindaklanjuti dengan disiplin yang adil dan konsisten ketika harapan tidak terpenuhi atau peraturan dilanggar
- Mau mendengarkan anak-anak saat mereka kesal, kecewa, atau merasakan emosi besar lainnya
- Mendorong anak untuk berpendapat
- Bersikap hangat, empati, penuh kasih sayang dan penuh kasih sayang
- Menumbuhkan kemandirian sekaligus membiarkan anak merasakan akibat dari pilihan atau tindakannya sendiri
- Mendukung ambisi dan minat anak dengan memberi mereka hal-hal yang diperlukan, bukan dengan memberdayakannya
Apakah Pola Asuh Otoritatif adalah Pilihan yang Terbaik untuk Anak?
Sulit untuk mengatakan dengan pasti apakah pola asuh otoritatif adalah pilihan yang terbaik. Psikolog dan orang tua sering kali berbeda pendapat tentang cara terbaik untuk membesarkan anak. Tidak semua anak memberikan respons yang sama terhadap batasan, aturan, atau bahkan dukungan dan pengasuhan orang tua.
Ada juga banyak faktor berbeda yang memengaruhi perkembangan dan kesehatan mental setiap anak. Hal ini dapat membatasi efektivitas satu gaya pengasuhan tertentu.
Namun banyak psikolog, peneliti, dan pakar perkembangan anak, termasuk Metcalf dan Gulotta, yang mendukung manfaat pola asuh otoritatif karena manfaatnya.
"Pola asuh ini mungkin lebih efektif dibandingkan gaya pengasuhan lainnya, karena meningkatkan rasa aman dan stabilitas dari orang tua. Anak-anak mungkin merasa lebih dihormati, bahkan ketika mereka sedang dilatih kedisiplinannya," ungkap Gulotta.
Penelitian juga menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif bisa sangat bermanfaat bagi anak-anak. Seperti salah satunya disebutkan dalam sebuah studi tahun 2015 dari Procedia Social and Behavioral Sciences, yang menemukan bahwa gaya pengasuhan otoritatif dapat meningkatkan kreativitas pada anak.
Sebuah studi lainnya di tahun 2021 dari Journal of Applied Developmental Psychology menunjukkan bahwa pola asuh ini dapat berdampak positif pada harga diri dan keterampilan pemecahan masalah.
Perbedaan Pola Otoriter dan Otoritatif, Mana yang Lebih Baik?
Perbedaan otoriter dan otoritatif dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukkan oleh orang tua pada keseharian anak. Berikut ulasan tentang perbedaan otoriter dan otoritatif:
Pola asuh otoritatif
- Memerintah tetapi memberi dukungan yang diperlukan
- Berfokus pada penguatan perilaku yang diinginkan
- Memberikan struktur, pedoman, dan harapan
- Keterlibatan signifikan dalam kehidupan anak
Pola asuh otoriter
- Terlalu ketat dan tidak mendukung pendapat anak
- Berfokus pada menghukum kesalahan anak
- Aturan sering kali ditegakkan dengan keras
- Hanya ada sedikit keterlibatan dalam kehidupan seorang anak
Anak dengan orang tua yang otoritatif berpotensi tumbuh menjadi anak yang disiplin, karena memiliki dukungan dan bimbingan untuk mendorong perilaku yang diinginkan di masa depan. Nah, apakah Bunda sudah menerapkan pengasuhan ini?
Pilihan Redaksi
|
Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!