Akhirnya PKS Usung Anies dan Kader Sendiri pada Pilkada Jakarta 2024
Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu bersama capres nomor urut 1 Anies Baswedan.
JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akhirnya mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon gubernur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.
Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyatakan, partainya akan menduetkan Anies dengan kader PKS, yakni Sohibul Iman untuk berlaga menjadi orang nomor satu dan dua di Jakarta.
"DPP PKS pada rapat di hari Kamis 20 Juni 2024 telah memutuskan mengusung Bapak Anies Rasyid Baswedan sebagai bakal cagub dan Sohibul Iman sebagai bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta," kata Syaikhu dalam acara Sekolah Kepemimpinan Partai PKS di Grand Sahid Hotel, Selasa (25/6/2024).
Aspirasi DPW PKS
Syaikhu menuturkan, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PKS memutuskan untuk mengusung Anies usai mendengar beragam aspirasi dan masukan dari Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS.
Syaikhu mengaku, DPP PKS menerima surat dari struktur DPW PKS DKI Jakarta soal usulan nama-nama calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta.
"Surat itu meminta agar merestui, menyetujui, dan menetapkan Anies Baswedan dan Sohibul Iman sebagai calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta," kata Syaikhu.
Di sisi lain, Syaikhu menyebut bahwa partainya juga mendengarkan usulan dari para tokoh ulama, habaib, tokoh-tokoh lintas agama, bahkan para agamawan, cendekiawan, serta masyarakat Jakarta yang datang ke DPP PKS.
Menurut Syaikhu, PKS juga mempertimbangkan segala aspek calon pemimpin yang baik.
"Nama-nama yang kemudian dibahas dalam rapat DPP, bahkan aspek-aspek yang jadi pertimbangan utama adalah calon yang memiliki pengalaman kepemimpinan yang baik di eksekutif maupun di legislatif, rekam jejaknya terlihat baik, memiliki kredibilitas, dan memiliki kapasitas," ujar Syaikhu.
Ingin ajak Nasdem berkoalisi
Usai mengumumkan bakal mengusung duet Anies-Sohibul Iman, Syaikhu mengaku mengajak Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk berkoalisi.
Adapun koalisi ini merupakan koalisi yang sama saat mengusung Anies pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Kerja sama dengan partai lain diperlukan lantaran jumlah kursi PKS di DKI Jakarta masih kurang untuk bisa mengusung calon gubernur dan wakil gubernur.
"PKS menyadari tidak bisa sendirian mengusung calon di Pilkada karena jumlah kursi kita yang dimiliki belum memenuhi syarat untuk mencalonkan sendiri, baru 18, syarat pencalonan 22," ujar Syaikhu.
"Jadi masih kurang 4 kursi lagi. Oleh karenanya saya terus membangun komunikasi politik dengan Partai Nasdem," sambungnya.
Ia menyebut, pihaknya secara khusus bersilaturahmi menemui Ketua Umum Nasdem Surya Paloh.
Menurutnya, Surya Paloh menerima dengan baik kedatangan PKS dan memberikan sinyal positif.
"Alhamdulillah diterima dengan penuh kehangatan dan dapat sinyal positif untuk membangun kerja sama di Pilkada DKI Jakarta," ucap Syaikhu.
Usai berbicara dengan Partai Nasdem, PKS akan berusaha membuka ruang komunikasi dengan Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar dalam beberapa waktu ke depan.
"Insya Allah (komunikasi dengan Muhaimin) ini akan kita akan lakukan setelah ini. Kita akan berkomunikasi bersilaturahim dengan PKB juga, mudah-mudahan bisa kita bersatu dalam mengusung kepemimpinan di DKI Jakarta ini," jelasnya.
Yakin menang telak
Syaikhu menilai, duet Anies-Sohibul Iman merupakan kandidat yang bakal menang besar pada Pilkada Jakarta.
Diketahui, Anies merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta, sementara Sohibul merupakan eks Presiden PKS pada periode 2015-2020.
"Insya Allah kami optimis sosok Bapak Anies Rasyid Baswedan dan Bapak Mohamad Sohibul Iman adalah kandidat yang memiliki peluang besar untuk menang," kata Syaikhu.
Ia meyakini, pasangan Anies-Sohibul Iman yang disingkat AMAN, memiliki kualifikasi yang mumpuni, serasi, dan bisa saling melengkapi untuk memimpin DKI Jakarta.
PKS realistis
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai, langkah PKS menduetkan Anies dengan kadernya sendiri merupakan hal yang realistis.
"Saya kira PKS cukup realistis (mengusung Anies jadi calon gubernur) yang kemudian pada akhirnya mengusung Sohibul Iman sebagai calon wakil gubernur Anies Baswedan," kata Adi kepada Kompas.com, Kamis (26/6/2024).
Menurut Adi, keputusan PKS untuk mengusung Anies sebagai bakal calon gubernur Jakarta ketimbang kader partai sendiri merupakan proposal politik.
Selain itu, nama besar Anies turut memengaruhi sehingga PKS akhirnya memilih Anies setelah beberapa hari sebelumnya sempat mengusung Sohibul Iman sebagai calon gubernur Jakarta.
"Itu adalah proposal politik PKS, di mana Sohibul Iman itu diduetkan dengan Anies Baswedan karena memang secara kalkulasi politik, baik dari segi popularitas dan elektabilitas saya kira memang Sohibul Iman ini sangat jauh dengan Anies Baswedan," ujar Adi.
"Wajar kalau kemudian PKS menyampaikan secara terbuka. Saya menyebutnya sebagai proposal politik, bahwa PKS ingin mengusung Anies, tapi wakilnya adalah Sohibul Iman," imbuhnya.
Berkait PKS yang pada akhirnya mengusung Anies sebagai bakal calon gubernur Jakarta setelah sempat mengusung Sohibul Iman, Adi menilai bahwa itu berkaitan erat dengan peluang untuk bisa memenangkan petarungan.
"Tentu PKS itu kalkulasi politiknya sudah diukur. Karena kalau memajukan Sohibul Iman sebagai calon gubernur sulit sebenarnya bersaing dengan nama-nama besar, seperti Anies, Ridwan Kamil atau Ahok," jelas Adi.
"Karena dari segi elektabilitas Sohibul Iman ini kan tidak tidak pernah muncul secara signifikan, sekalipun PKS itu menang Pileg (pemilihan legislatif) di Jakarta, tapi dalam pilkada yang dilihat itu bukan partai, tapi figur yang bertanding," pungkasnya.
(Penulis: Fika Nurul Ulya | Editor: Ardito Ramadhan, Dani Prabowo)