Orang Kantoran di Kuningan Keluhkan Kehadiran Pengungsi WNA di Jalanan
Suasana tenda pengungsian di Jalan Setia Budi Selatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
Dipasang sekadarnya, sejumlah tenda beragam warga berjejer di Jalan Setia Budi Selatan, Kuningan, Jakarta Selatan. Diapit gedung kantoran, diterpa polusi jalan, tenda itu tak kosong. Berisikan para imigran mancanegara yang menetap.
Di atas panasnya aspal jalanan, mereka rela bertiduran. Sudah sembilan bulan mereka di sana. Kucing-kucingan dengan petugas.
Mayoritas mereka dari negara Timur Tengah. Di depan lokasi kemah mereka, ada Gedung United Nations High Commisioner For Refugees (UNHCR) alias banda pengungsi PBB.
Di satu sisi mereka menuntut kehidupan yang layak, di sisi lain kehadiran mereka menimbulkan persoalan baru. Sejumlah pegawai yang bekerja di kawasan perkantoran di sekitar sana, mengeluh.
"Pasti (ada keluhan). Kemarin saja Pol PP bilang kalau komplain-komplain, ya pasti komplain," ujar salah satu petugas keamanan yang berjaga di depan Gedung UNHCR, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/6).
Salah satu komplain, yakni para pengungsi kadang membuat macet jalanan tersebut.
"Kurang tahu deh kalau itu (komplain), pastinya gimana nggak tahu. Ya mungkin karena macet juga kali, ya, kalau lalu-lalang," ucap petugas keamanan yang enggan disebut namanya.
Meski, para pengungsi ini dinilai apik. Untuk mandi atau buang air, mereka akan berjalan menuju masjid terdekat.
"Sejauh ini mah enggak. Sejauh ini sih rapi, mandi atau ke toilet mereka ke masjid. Di pertigaan sini masjid ada. Ya 20-30 meter palingan. Deket plang sebelah kanan juga itu masjid," tuturnya.
Suasana tenda pengungsian di Jalan Setia Budi Selatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
Selain itu, salah satu pedagang kopi keliling juga mengatakan, para pengungsi tidak pernah meminta-minta kepada mereka. Mereka selalu membayar ketika membeli kopi atau minuman lainnya.
"Mereka mah kalau beli ke saya bayar, enggak pernah minta-minta," ungkap pedagang kopi keliling.
Ia juga mengakui kemandirian para pengungsi yang pergi ke masjid selain beribadah, juga untuk kebersihan diri.
"Tapi, ya, mandiri mereka kalau mandi atau toilet ke masjid palingan," pungkasnya.
Tenda pengungsi di Jalan Setia Budi Selatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2024). Foto: Hedi/kumparan
Suasana tenda pengungsian di Jalan Setia Budi Selatan, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (28/6/2024). Foto: Fadlan Nuril Fahmi/kumparan
Para pengungsi yang mendirikan tenda tepat di depan kantor United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) ini diketahui berasal dari negara Somalia, Sudan, Afghanistan, Rohingya, Irak, Iran dan Yaman.
Satpol PP Jakarta Selatan mengaku tak bisa bergerak sendirian untuk menertibkan pengungsi WNA di kawasan Setia Budi tersebut.
"Betul, untuk melakukan penertiban itu, Satpol PP tidak punya kewenangan sendiri. Harus bersama Tim Penanganan Pengungsi Luar Negeri," ujar Plh Kasatpol PP Jakarta Selatan, Rahmat Efendi Lubis, saat dihubungi, Kamis (27/6).
Pengungsi di depan kantor UNHCR ini juga sudah sering dipindahkan ke Rumah Dinas Imigrasi Jakarta Barat. Namun pengungsi memilih untuk kembali, jumlah pengungsi juga terus bertambah.
"Yang Setia Budi ini, ini sudah seringkali dilakukan penanganan bersama dengan memindahkan mereka. Namun karena mereka di sana mungkin pengawasannya lemah dari pihak Imigrasi, keluar," ungkap dia.