Mengapa Fenomena "Makan Tabungan dan Menahan Konsumsi Makin Marak ?

mengapa fenomena

Mengapa Fenomena "Makan Tabungan dan Menahan Konsumsi Makin Marak ?

Oleh Amidi

 

Kini pasar cenrung sepi,  dan "kegairahan" pelaku bisnis  dalam melakoni unit bisnis-nya  mulai menurun.  Kondisi ini hampir dialami oleh semua daerah yang ada di negeri ini.

Fenomena tersebut terjadi, karena masyarakat yang tergolong kelas (ekonomi) menengah terlebih kelas (ekonomi) bawah beberapa tahun terakhir sudah mengurangi  konsumsi-nya, karena pendapatan mereka tergerus dan atau turun. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan atau untuk melakukan konsumsi, mereka terpaksa "mengorek tabungan" atau "makan tabungan"

Bila disimak tidak sedikit masyarakat yang tergolong kelas memengah bawah dalam  memenuhi kebutuhan atau melakukan konsumsi dengan "makan tabungan". Kemudian tidak sedikit pula  masyarakat yang mengurangi konsumsi dan atau menahan konsumsi karena tidak memiliki cuan yang cukup.

Pendapatan Turun.

Pendapatan turun yang menyebabkan masyarakat "makan tabungan" tersebut sudah berlangsung dua tahun terakhir ini. Mandiri Spending Index (MSI) mencatat  tren masyarakat kelas menegah bawah "makan tabungan" sudah terjadi  sejak April 2023 dan masih akan berlanjut hingga tahun 2024 (Infobanknews.com, 20 Desember 2024)

CnbcIndonesia.com, 7 Juni 2024, mensitir pernyataan Ekonomi  UI Telisa Falianty, memang dari data makro ekonomi Indonesia masih cukup kuat. Namun jika ditilik lebih mendalam ternyata terdapat ketimpangan antar kelas masyarakat. Kondisi guncangan ekonomi  paling berdampak pada tekanan daya beli kelas menengah bawah, padahal kelompok ini merupakan penggerak  ekonomi domestik terbesar.

Semua kelas masyarakat Indonesia mengalami penurunan kondisi penghasilan terutama kelas menengah  bawah. Berdasarkan hasil survei, kelas menengah bawah yang memiliki penghasilan  Rp. 2,1 juta hingga Rp. 4 juta  per bulan, mencatat penurunan indeks penghasilan saat ini paling tajam, pada Mei yaitu  hingga 8 poin. Sementara kelompok dibawahnya, penghasilan Rp. 1 juta -- Rp. 2 juta, tergerus tipis. Sedangkan  konsumen dengan pengeluaran di atas Rp. 4 juta  dan di atas Rp. 5 juta, juga turun 1,4 poin dan 4,4 poin (bloomberg Technoz, 10 Juni 2024)

Pendapatan masyarakat mengalami penurunan tersebut, sebenarnya mulai terjadi pada saat pandemi dan terus bertahan sampai saat ini. Tidak sedikit pekerja yang terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), dan atau diberhentikan sepihak pada tempat mereka bekerja dengan alasan tidak mampu lagi membayar gaji/honor. Kemudian, bagi masyarakat yang memperoleh pendapatan dari melakukan bisnis, bisnis-nya  stagnan dan turunnya permintaan atau daya beli, sehingga menyebabkan pendapatan mereka  ikut menurun.

Tidak hanya itu, turunnya pendapatan masyarakat juga disebabkan oleh adanya kecendrungan harga-harga terus naik, ditambah adanya beban yang tidak kecil yang harus mereka pikul. Beban potongan ini dan itu, potongan pajak (PPh), adanya kenaikan PPN, adanya potongan Tapera akhir-akhir ini dan katanya sebentar lagi akan ada pula potongan kepemilikan tanah bagi pekerja. Dengan demikian,  pendapatan masyarakat mengecil dan atau secara riil pendapatan masyarakar turun.

Conoth Beban Nyata Saja.

Dalam fenomena yang ada, kita bisa menyimak apa yang dirasakan saudara kita dan bahkan kita bisa merasakan sendiri  betapa "berat" nya menghadapi kondisi saat ini.

         

Contoh sederhana dalam satu keluarga dengan lima anggota keluarga (ibu, ayah dan tiga anak), dalam keluarga tersebut hanya sang ayah yang mencari nafkah atau bekerja. Sang ayah bekerja  dengan pendapatan lebih kurang Rp. 5 juta per bulan.  Bila dirunut, uang sebesar itu, jika mereka akan memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak, mungkin tidak cukup, maka terpaksa sang ayah memutar otak bagaimana untuk mencukupi kebutuhan keluarganya dengan pendapatan sebesar itu.

 

Belum lagi, jika sang anak sudah ada yang sekolah, dan kuliah, maka jelas sang ayah akan kewalahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, sang ayah harus memprioritaskan konsumsi dasar nya terlebih dahulu. Belum lagi bila mereka harus membayar cicilan kendaraan, katakanlah kendaraan roda dua, maka beban mereka menjadi semakin berat.

Contoh lagi ada satu keluarga yang mempunyai tiga anak, dan  anaknya sudah kuliah semua, sementara yang bekerja dalam satu keluarga tersebut hanya sang ayah yang berpengahsilan agak lumayan yakni lebih kurang Rp. 15 juta per bulan yang diperolehnya dari pendapatannya sebagi pekerja pokok, bekerja tambahan sebagai konsultan dan tenaga ahli atau ada yang sebagai pebisnis (pekerjaan sampingan). Setelah dicermati ternyata penghasilan sebesra itu masih juga belum cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Untuk itu, upaya yang mereka harus lakukan adalah dengan mencukup-cukupkannya saja. Skala prioritas harus mereka utamakan, misalnya membayar cicilan kendaraan dan juga cicilan rumah (apabila mereka ada cicilan kendaraan dan rumah), menyisihkan untuk pembiayaan pendidikan anak-nya, dan kebutuhan yang sangat mendasarnya (makan-minum), bila masih ada kelebihan baru mereka dapat memenuhi kebutuhan lainnya.

Suatu gambaran kesulitan masyarakat yang tergolong kelas  menegah dan bawah. Suatu fenomena yang menggambarkan hal tersebut kebanyakan melanda  anak negeri ini. Suatu dinamika kehidupan anak negeri ini yang mereka harus hadapi.

Dengan demikian, kehidupan anak negeri ini semakin berat, fenomena "makan tabungan" tersebut wajar bahkan lama kelamaan tabungan habis, maka tidak bisa lagi "makan tabungan", yang ada mereka harus menahan konsumsi, melakukan konsumsi untuk kebutuhan yang sangat mendasar saja, dengan mengurangi intensitas dan kapasitas konsumsi dari konsumsi yang biasa  mereka lakukan.

 

Lakukan Terobosan

Dalam mensolusi persoalan yang satu ini, pihak yang berwenang dan atau pemerintah (pihak eksekutif dan legeslatif) harus sigap. Sedapat mungkin menggenjot pertumbuhan ekonomi dengan jalan mendorong variabel ekonomi yang akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi, seperti invesatsi dan ekspor.

Menggiring investasi yang menciptakan multiplier effect yang besar, bukan investasi yang tidak banyak menyerap tenaga kerja, bukan investasi padat modal, bukan investasi yang diimplementasikan dalam bentuk pembangunan infrastruktur yang memakan dana "gede" dan memberi imbas kecil bagi perekonomian.

Harus ada upaya meringankan beban anak negeri ini, dengan tidak terus menaikkan variabel beban tersebut, seperti akan adanya kenaikan PPN, akan adanya kenaikan BBM, akan adanya tambahan potongan ini dan itu.

Kemudian langkah yang juga  penting adalah bagaimana menekan ketimpangan yang cendrung  membesar yang maish terjadi dibelantika dunia kerja dan dikalangan masyarakat luas.

Terakhir yang tidak kalah pentingnya adalah harus ada upaya mempertahankan unit bisnis pelaku bisnis yang masih bertahan sampai saat ini, agar mereka tetap dapat mempertahankan pekerja-nya dan dapat bertahan dengan pendapatan yang diperolehnya. Selamat berjuang!!!!!

OTHER NEWS

3 hrs ago

Satu Permintaan PSSI Kepada Shin Tae-yong Usai Resmi Perpanjang Kontrak di Timnas Indonesia

4 hrs ago

Geger Mobil Patwal Polisi Banjarnegara Injak Bendera Israel, Pembelaan Begini

4 hrs ago

Cek Saldo, Harga Hyundai Creta Juni 2024 Dibanderol Mulai Segini

4 hrs ago

Curhatan Linda Mengaku Masih Diikuti Arwah Vina Cirebon Selama 8 Tahun,Sabut Wajahnya Sudah Beda

4 hrs ago

Pramac Umumkan Pisah dengan Ducati dan Pindah ke Yamaha

4 hrs ago

Liverpool Dapat Lampu Hijau Bintang Real Madrid Bergabung,Duet Ganas Mo Salah,Diaz atau Nunez?

4 hrs ago

Sosok Karim Rossi,Striker Asal Swiss yang Dirumorkan Gabung Persis Solo,Ini Catatan Penampilannya

4 hrs ago

Tak Kalah dari Klan Cendana,Ini Potret Keluarga Besar Mayangsari Mantu Soeharto,Keturunan Dalang

4 hrs ago

Presiden Soekarno Nyaris Dibunuh di Cikini

4 hrs ago

MotoGP Belanda 2024 - Jorge Martin Kirim Pesan Blak-blakan kepada Ducati, Ingin Bergabung ke Tim yang Benar-benar Menginginkannya

4 hrs ago

Davina Karamoy Curhat Disindir Emak-emak usai Jadi Pelakor di Ipar Adalah Maut,Kini Mulai Terbiasa

4 hrs ago

Taruhannya Mesin, Ini Efek Buruk Kalau Nekat Pakai Busi Palsu di Mobil

4 hrs ago

SOSOK dan Karier Kombes Heribertus Ompusunggu,Eks Kapolres Simalungun Kini Jabat Kapolres Barelang

4 hrs ago

Kisah Nita: Single Parent yang Sukses Mendirikan Dua Salon Lewat Kursus Kecantikan

4 hrs ago

Rekor Pertemuan Timnas Indonesia dengan Lawan di Ronde 3

4 hrs ago

ASEAN Cup U-16 2024 - Pelatih Vietnam Ketar-ketir Bertemu Timnas U-16 Indonesia

5 hrs ago

Rupiah Loyo Lagi, Simak Kurs BCA, BRI, Mandiri, dan BNI Hari Ini 28 Juni 2024

5 hrs ago

Bisnis Tekstil Lecek, Rugi Sritex (SRIL) Bengkak Bersiap Badai PHK

5 hrs ago

Mantap, Produsen Indomie (ICBP) Bagi Dividen Rp2,33 Triliun

5 hrs ago

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Jumat 28 Juni 2024

5 hrs ago

Kisi-kisi Saham Potensi Cuan Semester II/2024

5 hrs ago

"No Woman, No Cry", Lagu Bob yang Sering Keliru Dimaknai

5 hrs ago

BASF dan Eramet Mundur dari Proyek Sonic Bay, Benarkah Bisnis Nikel di RI Tak Menarik?

5 hrs ago

Hasto Dikabarkan Dicopot dari Jabatan Sekjen PDIP,Ini Kata Adian Napitupulu

5 hrs ago

Duel Unggulan Warnai Perempat Final US Open 2024, Rival Gregoria Mariska Ditantang Jawara Kaohsiung Masters

5 hrs ago

Liga Voli Korea - Megawati Disebut Saat Kapten Baru Red Sparks Ungkap Tekadnya Musim Depan

5 hrs ago

Cara Memadankan NIK dan NPWP,Hanya Tinggal 2 Hari Lagi,Lakukan Pemadanan agar tak Kena Sanksi

5 hrs ago

Timnas Indonesia Gabung di Grup C, Erick Thohir Bilang Jangan Kasih Kendor!

5 hrs ago

Prediksi Swiss vs Italia di Euro 2024: Gli Azzurri Tanpa Riccardo Calafiori

5 hrs ago

FP1 MotoGP Belanda: Bagnaia Diuntungkan Pelanggaran Di Giannantonio

5 hrs ago

Dikalahkan Unggulan Ketiga, Pebulu Tangkis Israel Rasakan Kekalahan Kedua di US Open 2024

5 hrs ago

OJK Imbau Masyarakat Waspada Judol dan Pinjol

5 hrs ago

Dua Sports Car Asal Pabrikan Cina Bakal Tebar Pesona di GIIAS 2024

5 hrs ago

Kongres III NasDem Undang Jokowi: 10 Tahun Setia, Diusir, yang Ngusir Gak Keluar

5 hrs ago

10 Alasan Anda Harus Segera Mengupgrade Sistem Operasi ke Windows 11

5 hrs ago

Baby Blues, Apa Peran Suami?

5 hrs ago

Berapa Gaji Shin Tae-yong per Bulan dan per Tahun Usai Perpanjang Kontrak hingga 2027

5 hrs ago

KPK Banding Atas Vonis 9 Tahun Penjara Karen Agustiawan

5 hrs ago

Besaran Gaji Kepsek SMAN 8 Medan yang Terancam Dicopot Gegara Viral Tak Naikkan Kelas Siswinya

5 hrs ago

Potret Kezia Toemion Jelang Melahirkan,Istri Cucu Soeharto Memasuki Usia Kehamilan 32 Minggu