Penampilan Biden di Debat Perdana Pilpres AS Picu Kepanikan Partai Demokrat
Presiden AS Joe Biden saat menyampaikan pendapat dalam debat Pilpres AS 2024 yang digelar oleh CNN pada Kamis (27/6/2024) waktu Atlanta.
Penulis: VOA Indonesia
ATLANTA, KOMPAS.com - Para pendukung Joe Biden menuntut Presiden menunjukkan kekuatan dan energi di panggung debat pada Kamis (27/6/2024) malam waktu Atlanta.
Ini penting untuk membantu menjawab pertanyaan akan kekuatan fisik dan ketajaman mental politisi Partai Demokrat berusia 81 tahun itu.
Namun, di panggung terbesar dalam politik Amerika Serikat (AS), Biden dianggap tidak memenuhi harapan itu.
Pada akhir perdebatan selama 90 menit, para pendukung Biden –baik ahli strategi partai maupun anggota partai– menjadi panik menyusul penampilan debat yang diwarnai kegagapan, jeda yang tidak nyaman, dan gaya bicara pelan yang seringkali sulit dimengerti.
Secara terbuka dan tertutup, Partai Demokrat mempertanyakan apakah partai dapat atau harus mengganti Biden untuk melawan mantan Presiden Donald Trump (78) pada Pilpres AS 2024 November nanti.
"Menurut saya itu tidak membantu. Dan tidak perlu," ujar Gavin Newsom dalam wawancara dengan TV MSNBC.
Gubernur California itu adalah calon presiden potensial pada masa depan yang merupakan pengganti Biden yang paling menonjol.
Hadir di lokasi debat di Atlanta, Newsom mendesak Partai Demokrat untuk tidak panik.
"Kita harus mendukung presiden ini. Kita tidak akan mundur hanya karena satu penampilan. Partai macam apa yang melakukan itu?" cetusnya.
Namun, tanda-tanda kecemasan tampak ketika Partai Demokrat mulai secara terbuka mendorong partai untuk mencari alternatif selain Biden.
Beberapa pejabat partai menunjuk posting media sosial dari mantan ajudan kampanye Obama, Ravi Gupta.
Berdasar peraturan Partai Demokrat saat ini, akan sulit, bahkan tidak mungkin, untuk mengganti Biden sebagai calon dari partai tersebut tanpa kerja samanya atau tanpa kesediaan pejabat partai untuk mengubah peraturan pada konvensi nasional Agustus nanti.
Sementara itu, Partai Republik merasa resah akan kinerja Biden yang lesu. Namun ketua kampanye Trump menepis perbincangan mengenai apakah Partai Demokrat akan mencoba mencalonkan orang lain selain Biden.
“Ada begitu banyak pakar politik di X. Jadi, kita akan mendengar banyak pendapat dari mereka, saya yakin, dalam beberapa hari ke depan karena mereka semua telah menjalankan begitu banyak kampanye,” ujar penasihat senior kampanye Trump, Chris LaCivita, dengan nada sinis.
“Namun, satu-satunya cara itu bisa terjadi adalah jika Biden secara sukarela mundur, dan dia tidak akan melakukan itu," tambahnya.
Biden dan Trump dijadwalkan bertemu lagi di panggung debat pada September nanti.