NEKAT Akhiri Hidup,Dikenal Tertutup andamp Jarang Curhat,Tulis Pesan ,Tuhan Aku Capek, ke Diri Sendiri
TRIBUN-BALI.COM - Aksi nekat akhiri hidup kembali terjadi di Bali. Sayangnya gadis belia nan cantik malah memilih jalan ulah pati.
Betapa terkejutnya Ni Luh S, melihat adiknya, KA terbujur kaku tergantung dengan slendang di kamar kosnya yang berlokasi di Jalan Plawa, Denpasar pada Minggu 23 Juni 2024.
KA merupakan perempuan yang bekerja di salah satu salon kecantikan, di Kota Denpasar dan berasal dari Desa Datah Abang, Karangasem. Ia lahir pada 16 Oktober 2002.
Kepada Tribun Bali, Ni Luh S selaku kakak kandung KA yang juga bekerja di satu tempat kerja, menceritakan bagaimana mulanya ia bisa mendapati adiknya melakukan aksi ulah pati.
“Di hari terakhir itu dia di tempat kerja tuh biasanya dia main handphone, jadi tumben nggak pegang handphone rebahan saja.
Kejadiannya kemarin di hari Minggu kan biasa dia yang bawa kunci (salon). Saya kan kerjanya di salon ya terus semua (karyawan) sudah datang. Biasanya dia orang pertama yang datang ini tumben dia belum datang,” jelasnya pada, Senin 24 Juni 2024.
NKA semasa hidup. (IST)
Akhirnya Luh S pun merasa penasaran, dan datang ke kos KA yang berlokasi di Jalan Plawa, Denpasar yang kebetulan berada di depan salon tempat mereka bekerja.
Saat tiba di depan kamar KA, Luh S pun memanggil-manggil KA dan menggedor pintu kamar kos KA. Juga terdengar suara dering handphone namun tak kunjung juga diangkat oleh KA.
Setelah itu Luh S berusaha mengintip dan naik ke jendela kos adiknya dan ia melihat seperti ada selendang tergantung.
“Itu udah saya udah panik, firasat saya tuh kan apa ya feeling saya itu kuat sekali soalnya jadi udah udah nggak fokus di sana saya panggil teman-teman saya suruh naik.
Saya juga panggil ada dagang nasi kuning di situ bapak-bapak itu kita mintain tolong, akhirnya dipotong talinya itu udah bunyi ‘ketubruk’ gitu terus bapak kosnya nggak nyari kunci cadangan tapi nggak ada akhirnya dicongkel pakai linggis dan di sana adik saya udah terbujur kaku,” imbuhnya.
Ibu Luh S pun sempat bercerita, bahwa sekitar pukul 06.30 atau pukul 08.00 sebelum kejadian KA sempat menelepon kakaknya yang berada di kampung.
Untuk memberitahu bahwa ia belum bisa pulang ke kampung karena belum gajian. Setelah itu ia mematikan teleponnya, dan mengatakan pada kakaknya akan pergi bekerja. Kata Luh S, belakangan KA kerap membuat status di sosial medianya seperti sedang sedih.
“Saya selaku kakaknya udah selalu mewanti-wanti dan bertanya, kalau ada masalah cerita. Tapi memang dia orangnya tertutup sekali nggak pernah mau cerita sering sih buat status galau selalu saya tanya selalu saya komen kenapa.
Dia bilang nggak papa cuma pengen nangis itu saja sih kak nggak pernah ada apa-apa. Kemarin kita bercanda tiba-tiba pagi udah kaku dia,” bebernya.
Usai kejadian tersebut, Luh S pun mengecek handphone milik KA dan menemukan di WhatsApp KA mengirimkan pesan ke dirinya sendiri.
Pesan tersebut seperti curhat dan mengirim fotonya saat sedang nangis, ada pun salah satu curhatannya yakni ia mengatakan “Tuhan aku capek”.
Kini pihak keluarga masih mengumpulkan dana untuk melakukan upacara pada jenazah KA yang masih dititipkan di Forensik RSUP Prof Ngoerah.
“Upacara di Karangasem ya kami belum ada biaya juga sih, soalnya ya bapak saya juga orang biasa nggak punya apa-apa, cuma petani biasa yang penghasilannya nggak menentu. Sedangkan biaya upacara kisarannya Rp 30 juta sampai Rp 40 juta,” tutupnya.
Bagi Tribunners yang ingin berdonasi untuk membantu biaya pemakaman KA dapat langsung mengirimkan bantuan ke nomor rekening Wayan Juliani BCA : 7725354991.
(*)