Qatar-Mesir Rencanakan Pembicaraan dengan Hamas Terkait Gencatan Senjata di Gaza
Aktivitas jual beli sempat hidup di beberapa pasar di Jalur Gaza ketika gencatan senjata Israel-Hamas diberlakukan sepekan sejak Jumat (24/11/2023) hingga Jumat (1/12/2023). Sayangnya, selama jeda pertempuran tersebut, orang-orang yang berharap dapat membeli kebutuhan pokok seperti makanan dan pakaian hangat merasa frustrasi dengan kenaikan harga.
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih AS Jake Sullivan mengatakan pada Sabtu (15/6/2024) bahwa mediator Qatar dan Mesir bakal melibatkan kelompok Hamas.
Yakni untuk melihat kemajuan proposal gencatan senjata di Gaza yang ditawarkan oleh Presiden AS Joe Biden.
Demikian dikatakan Sullivan di sela-sela pertemuan puncak perdamaian Ukraina. Ia mengatakan mengenai upaya diplomatik guna mencapai kesepakatan bagi Hamas.
Yakni untuk membebaskan beberapa sandera yang ditahan sejak 7 Oktober dengan imbalan gencatan senjata yang berlangsung setidaknya enam minggu.
Sullivan mengatakan telah berbicara dengan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani, dan mereka akan berbicara lagi tentang Gaza pada Minggu ketika keduanya berada di Swiss untuk menghadiri konferensi Ukraina.
Hamas menyambut baik usulan gencatan senjata tersebut, namun menegaskan bahwa perjanjian apa pun harus mengakhiri perang, namun tuntutan tersebut masih ditolak oleh Israel.
Israel menggambarkan tanggapan Hamas terhadap proposal perdamaian baru AS sebagai penolakan total.
Ia juga mengatakan para pejabat AS telah mencermati tanggapan Hamas.
"Kami pikir beberapa perubahan tersebut bukan hal yang tidak terduga dan dapat diatasi," ujarnya dikutip dari Reuters pada Minggu (16/6/2024).
"Beberapa dari perubahan tersebut tidak konsisten dengan apa yang ditetapkan oleh Presiden Biden dan apa yang didukung oleh Dewan Keamanan PBB. Dan kita harus menghadapi kenyataan itu," jelasnya.
Dia mengatakan para pejabat AS yakin masih ada jalan menuju kesepakatan dan langkah selanjutnya adalah mediator Qatar dan Mesir harus berbicara dengan Hamas dan membahas apa yang bisa diselesaikan dan apa yang sebenarnya tidak bisa diselesaikan.
"Kami mengantisipasi perselisihan antara mediator dan Hamas. Kami akan melihat di mana posisi kami pada saat itu. Kami akan terus berkonsultasi dengan Israel dan mudah-mudahan minggu depan kami dapat melaporkannya kepada Anda," terangnya.
Tujaunnya ialah untuk mencoba menyelesaikan masalah terkait gencatan senjata di Gaza dan pembebasan sandera.