Momen Xabi Alonso Terdiam saat Leverkusen Dibantai Atalanta di Final UEL,Invincible Berakhir Tragis
TRIBUNKALTARA.COM - Intip momen Xabi Alonso terdiam saat Bayer Leverkusen dibantai Atalanta tiga gol tanpa balas di final Europa League, kisah invincible berakhir tragis di Eropa.
Stadion Aviva, Dublin, mungkin menjadi tempat yang paling buruk untuk dikenang bagi Bayer Leverkusen dan pelatihnya, Xabi Alonso.
Kisah manis Bayer Leverkusen yang tak tersentuh kekalahan di semua pertandingan musim ini alias invincible, justru berakhir tragis di Irlandia, Kamis (23/5/2024) dini hari.
Kuda hitam asal Italia, Atalanta berhasil mencoreng keperkasaan Bayer Leverkusen di final Liga Europa berkat kemenangan mencolok, 3-0.
Padahal sebelum final Europa League dimulai, orang-orang selalu membicarakan Bayer Leverkusen dengan statistik mentereng tak terkalahkan.
Final Liga Europa dianggap sebagai formalitas bagi Atalanta, lantaran Bayer Leverkusen musim ini teramat tangguh untuk ditaklukkan.
Namun, fakta di lapangan berkata lain, justru pasukan Xabi Alonso lah yang tak berkutik menghadapi racikan pelatih senior milik Atalanta, Gian Piero Gasperini.
Sama-sama mengandalkan formasi tiga bek dengan 3-4-2-1, justru gaya bermain ala Italia yang lebih efektif menggetarkan gawang lawan.
Reaksi pelatih Bayer Leverkusen, Xabi Alonso saat menghadapi Atalanta pada final Liga Europa 2023/2024 di Stadion Aviva, Dublin, Irlandia, Kamis (23/5/2024). (Twitter / @bayer04fussball)
Mimpi buruk Xabi Alonso sebenarnya sudah dimulai pada menit 12 ketika penyerang Atalanta, Ademola Lookman dengan cerdik meneruskan kemelut di pertahanan Bayer Leverkusen dengan sepakan kaki kiri.
Pemain asal Nigeria itu adalah momok bagi Bayer Leverkusen dini hari tadi, lantaran Ademola Lookman sanggup mencetak hat trick.
Setelah gol pembuka Atalanta, Xabi Alonso tetap tenang karena percaya Bayer Leverkusen bisa membalikkan kedudukan seperti laga yang sudah-sudah.
Tetapi, 14 menit kemudian, Ademola Lookman lagi-lagi menggetarkan gawang Bayer Leverkusen kali ini lewat tembakan kaki kanan.
Berhasil melewati sejumlah penjagaan pemain Bayer Leverkusen, Ademola Lookman dengan cerdik melepaskan tendangan dari luar kotak penalti.
Tendangan keras itu tak sanggup dihalau Matej Kovar, sehingga Atalanta menjauh 2-0.
Di lapangan, taktik Xabi Alonso tak berjalan baik, lantaran para pemain Atalanta sigap dalam memotong bola.
Penguasaan bola Bayer Leverkusen yang menyentuh 67 persen seakan tak ada artinya.
Apalagi 10 percobaan yang dilakukan Florian Wirtz dkk, tidak ada yang mampu membahayakan gawang Juan Musso.
Keasyikan menyerang, Bayer Leverkusen malah semakin tertinggal dengan serangan balik cepat yang dibangun Gianluca Scamacca.
Bomber asal Italia itu bergerak bebas di tengah lapangan.
Ia lalu mengirimkan bola ke arah Ademola Lookman yang berada dalam posisi dekat kotak penalti.
Lookman hanya melakukan satu gerakan tipuan dan melepaskan tembakan kaki kiri deras untuk mencetak hat trick di laga ini.
Skor 3-0 untuk Atalanta tak berubah hingga wasit meniup peluit akhir.
Xabi Alonso hanya bisa terdiam melihat gawang Bayer Leverkusen mudah dibobol dari skema serangan balik cepat Atalanta.
Sang pelatih juga tak memiliki alternatif lain untuk mempertajam timnya di tengah kesulitan mencetak gol.
Seusai laga, Xabi Alonso mengakui skema permainan Leverkusen tak berjalan semestinya ketika Atalanta mencetak gol kejutan.
"Kami harus menerima kekalahan. Atalanta lebih baik dan mereka pantas mendapatkan trofi ini hari ini. Setelah kebobolan gol pertama, kami tidak menemukan solusi yang cukup.
Kami sudah siap untuk banyak situasi satu lawan satu, tapi kami tidak menyelesaikannya dengan baik hari ini," ungkap Xabi Alonso selepas final Europa League.
Hasil ini sekaligus menghentikan rekor tak terkalahkan Bayer Leverkusen di musim 2023/2024.
Rekor invincible Bayer Leverkusen hanya berlaku di Bundesliga, namun tidak untuk panggung Eropa.
Bahkan, hanya Atalanta yang sanggup membuat Bayer Leverkusen kebobolan 3 gol tanpa bisa membalas satu golpun.
Alonso mengakui final Liga Europa kali ini adalah momen terburuk timnya.
"Kami mengalami hari yang buruk hari ini. Sangat menyakitkan jika hal ini terjadi di pertandingan penting, tapi kami harus menerimanya," ucap mantan pemain Liverpool dan Real Madrid ini.
Ekspresi Kapten Bayer Leverkusen, Jonathan Tah saat timnya dikalahkan Atalanta pada final Liga Europa 2023/2024 di Stadion Aviva, Dublin, Irlandia, Kamis (23/5/2024). (Twitter / @bayer04fussball)
Meski demikian, Xabi Alonso menegaskan bahwa dirinya tak akan mengubah gaya permainan Bayer Leverkusen yang telah membawa mereka tampil perkasa.
"Kami tidak ingin mengubah gaya permainan kami, tapi hari ini tidak berjalan dengan baik. Kami punya beberapa masalah," ujarnya.
Kekalahan ini juga mengubur mimpi Bayer Leverkusen untuk meraih Treble Winner.
Setelah mengunci gelar Bundesliga, dan mencapai final Europa League, Bayer Leverkusen juga berkesempatan meraih trofi DFB Pokal.
Sayangnya, gelar Liga Europa harus luput dari genggaman Leverkusen.
"Kita akan belajar banyak dari pertandingan ini. Anda tidak melupakan final. Masing-masing dari kita termasuk saya akan belajar dari pengalaman hari ini," ungkap Xabi Alonso.
Kunci kemenangan Gasperini
Sementara itu bagi Atalanta, gelar Liga Europa adalah trofi kedua mereka setelah meraih Coppa Italia pada tahun 1963.
Hebatnya lagi, ini merupakan trofi Eropa pertama yang diraih sepanjang sejarah Atalanta.
Pelatih Gian Piero Gasperini berhasil membawa pulang Liga Europa kembali ke tanah Italia setelah 24 tahun lamanya.
Menurut Gasperini, kunci keberhasilan Atalanta menekuk Bayer Leverkusen adalah dengan mempelajari karakter permainan dan taktik Xabi Alonso.
"Saya melihat Bayer Leverkusen di semua pertandingan, kami juga perlu melihat pertandingan yang dia mainkan melawan Roma.
Kami tahu ada kondisi yang membuatnya dalam kesulitan dan kami membuat rencana pertandingan yang sempurna, kami mengatur segalanya dari awal hingga akhir," ungkap Gasperini.
Para pemain Atalanta dan pelatih Gian Piero Gasperini merayakan gelar juara Liga Europa 2023/2024 di Stadion Aviva, Dublin, Kamis (23/5/2024). (Kolase TribunKaltara.com / Twitter / @EuropaLeague)
Ia juga menilai Atalanta sudah siap untuk menjuarai Liga Europa karena berhasil mengalahkan tim berkualitas seperti Liverpool.
"Cara kami menang sungguh luar biasa. Kami mengalahkan tim-tim yang sangat kuat seperti Liverpool, Sporting, dan Leverkusen. Hari ini kami menampilkan performa yang luar biasa dan mengesankan," ucap Gasperini.
Berkat kejeniusan Gasperini meramu taktik Atalanta di final Liga Europa, ia mendapatkan nilai 10 dari Sky Sport Italia.
Nilai sempurna itu berbarengan dengan performa apik Ademola Lookman yang mencetak hat trick ke gawang Bayer Leverkusen.
Berikut rating pemain Atalanta vs Leverkusen via Sky Sport Italia:
- Atalanta (3-4-2-1)
1-Juan Musso - 7
19-(c) Berat Djimsiti - 7
4-Isak Hien - 7,5
23-Sead Kolasinac - 7
77-Davide Zappacosta - 7,5
13-Éderson - 9
7-Teun Koopmeiners - 8
22-Matteo Ruggeri - 7,5
17-Charles De Ketelaere - 7
11- Ademola Lookman - 10
90-Gianluca Scamacca - 7
Cadangan:
42-Giorgio Scalvini - 7,5
8-Mario Pasalic - 7
33-Hans Hateboer -
10-El Bilal Toure -
2-Rafael Toloi -
Pelatih: Gian Piero Gasperini - 10
- Bayer Leverkusen (3-4-2-1)
17-Matej Kovar - 5,5
12-Edmond Tapsoba - 5
4-(c) Jonathan Tah - 6
3-Piero Hincapie - 6
2-Josip Stanisic - 5
25-Exequiel Palacios - 5
34-Granit Xhaka - 4,5
20-Alejandro Grimaldo - 5
30-Jeremie Frimpong - 5
10-Florian Wirtz - 5
21-Amine Adli - 4,5
Cadangan:
22-Victor Boniface - 5,5
8-Robert Andrich - 5
23-Adam Hlozek - 5
19-Nathan Tella -
14-Patrik Schick -
Pelatih: Xabi Alonso - 5
(*)
Berita tentang Liga Europa
(TribunKaltara.com / Cornel Dimas Satrio K)