Kisah Shakira Amirah, Mahasiswi S1 FKUI yang Turut Publikasikan 13 Jurnal Terindeks Scopus
Shakira Amirah, Mahasiswa FKUI Berprestasi
KOMPAS.com - Mahasiswi Fakultas Kesehatan (FK) Universitas Indonesia (UI), Shakira Amirah menjadi sorotan lantaran ikut mempublikasikan 13 jurnal terindeks Scopus meski masih menjalani studi S1.
Namanya dikenal ketika foto dirinya sebagai peserta Ruangguru Clash of Champion, kompetisi beberapa mahasiswa dari perguruan tinggi di Indonesia, muncul di media sosial perusahaan rintisan digital berbasis pendidikan itu.
Perempuan yang akrab disapa Shakira ini juga populer karena selain produktif dalam riset di jurnal berkualitas, dia juga mahasiswi kedokteran peraih IPK yang tinggi, yakni 3,82.
Diketahui, berkontribusi dalam artikel ilmiah yang teindeks Scopus bagi mahasiswa S1 bukanlah hal mudah, karena perlu bakat, kerja keras, dan dedikasi yang besar.
Pasalnya, untuk bisa menerbitkan jurnal di sana, setiap penulis perlu melewati proses seleksi yang ketat.
Lantas, apa yang melatarbelakangi Shakira hingga bisa jadi mahasiswi produktif dalam riset di tengah kesibukannya menjadi mahasiswi S1 di FKUI? Berikut kisahnya.
Berawal dari coba-coba
Turut mempublikasi 13 jurnal terindeks Scopus merupakan sebuah pencapaian yang tidak mudah diraih oleh Shakira Amirah yang masih menimba gelar sarjana (S1).
Selama beberapa tahun terakhir, Shakita turut dalam penelitian mengenai peran vitamin D, diabetes, gangguan mental, perilaku, sampai fungsi tubuh.
Peran utamanya sebagai penganalisis dan data expertise. Tugasnya menganalisis data, coding di R studio, sampai ekstraksi data.
Ia biasanya kebagian peran dalam mencetuskan judul dan unsur kebaruan atau temuan dari penelitiannya.
Prestasi Shakira tersebut ternyata lahir dari keberanian yang muncul saat ia masih duduk di bangku semester dua.
Bermula dari melihat dosen dan kakak tingkat yang mempublikasikan jurnal di Scopus, ia pun berusaha belajar dari pengalaman mereka.
“Aku melihat dosen dan kakak tingkat itu publish Scopus tuh keren. Akhirnya aku belajar sendiri dan mulai ikut lomba-lomba,” kata Shakira, saat dihubungi Kompas.com (20/6/2024).
Berawal dari coba-coba, Shakira akhirnya merasakan menulis karya ilmiah menjadi sebuah kesenangan sendiri baginya.
Ia mengaku setiap hadiah yang didapat dari memenangkan lomba digunakan untuk membiayai investasi kemampuan dirinya.
“Uang lomba aku invest lagi untuk cari ilmu. Misal, ada buku yang bisa aku beli sendiri. Membantu banget buat aku ikut bisa konferensi,” ucapnya.
Ia menambahkan, salah satu motivasi yang membuatnya semangat menulis karya ilmiah adalah dorongan untuk memberikan kebaruan dan bermanfaat bagi dunia kesehatan.
Pernah menjadi mahasiswa berprestasi 2023
“Orang yang berhasil bukan orang yang pintar, tapi orang yang rajin. Orang rajin itu bisa mengalahkan orang pintar”
Begitulah prinsip yang dipegang Shakira. Kerja kerasnya tidak hanya membawanya menjadi jawara perlombaan, tetapi juga berhasil membuatnya meraih prestasi di kampusnya.
Peserta Ruangguru Clash of Champion ini ternyata pernah meraih penghargaan Mahasiswa Berprestasi Utama FKUI tahun 2023.
Dikutip dari laman Fakultas Kedokteran UI, mahasiswa yang terpilih dinilai berdasarkan CV, pencapaian unggulan, presentasi serta penulisan bahasa inggris, dan pembuatan karya ilmiah.
Tidak hanya jadi jawara di kampunya, ia juga meraih posisi ketiga sebagai mahasiswa berprestasi nasional pada tahun lalu.
Di luar kampus, Shakira juga aktif berorganisasi. Ia tergabung di Asian Medical Students Association (AMSA) International sejak bulan Mei tahun 2022.
Mengerjakan apa yang disukai
Mengikuti perlombaan karya ilmiah, berorganisasi, dan memenuhi kewajibannya sebagai mahasiswa kedokteran tentu menguras tenaga dan waktu.
Namun, bagi perempuan berusia 21 tahun ini, semuanya ia lakukan dengan senang hati. Sebab, kecintaannya terhadap dunia medis lebih besar dari rasa lelahnya.
“Aku ngerasa lebih enjoy kuliah di FK dibanding SD, SMA, karena bisa ngehubungin ilmu satu dengan ilmu lainnya. Itu seru banget,” seru Shakira.
Ia mengungkapkan, kali pertama tertarik dengan dunia kedokteran berawal dari sang ayah yang juga berprofesi sebagai dokter bedah saraf.
"Kalau pulang sering bawa video dari ruangan bedah dan itu selalu diputer terus sama aku yang umurnya 7 tahun waktu itu," ucapnya.
Mengabdi untuk Indonesia
Saat ini, Shakira kuliah di semester delapan. Sebagaimana mahasiswa kedokteran pada umumnya, kini ia sedang berusaha menyelesaikan masa Ko-asistennya (KOAS).
Ketika ditanya masa depan, ia mengungkapkan keinginan untuk melanjutkan studi S2 dan S3 di luar negeri.
“Aku berencana ambil Phd dan S3 juga mau ambil spesialis dokter kandungan. Aku berharap bisa menimba ilmu di luar sebaik mungkin,” kata dia.
Kendati demikian, Indonesia tetap menjadi nomor satu di daftar prioritasnya. Selain karena alasan orangtua, ia percaya bisa memberikan kontribusi bagi Indonesia di masa mendatang.
“Tapi aku tetap kembali dan mengabdi ke Indonesia karena ini adalah rumahku,” tegasnya.
Seperti pepatah sedikit-sedikit lama-lama menjadi bukit, apa yang sudah dilakukan saat ini dia anggap sebagai langkah kecil yang mungkin kedepan akan membawa perubahan besar.