Penjelasan Panitia Soal Meninggalnya Pebulutangkis China Zhang Zhi Jie Saat Bertanding,3 Jam Dirawat
TRIBUNSUMSEL.COM - Penjelasan resmi panitia penyelenggara BNI Badminton Asia Junior Championship soal meninggalnya pebulutangkis China, Zhang Zhi Jie.
Zhang Zhie meninggal dunia saat menjalani laga ketiga antara China vs Jepang, pada Minggu (30/6/2024) kemarin.
Humas dan Media Panitia Pelaksana BNI Asia Junior Championship, Broto Happy mengatakan, Zhang Zhi Jie yang collapse di lapangan sempat dilarikan ke dua rumah sakit yakni RSPAU Hardjolukito dan RSUP dr Sardjito.
Dari hasil pemeriksaan di dua RS tersebut, Zhang Zhi Jie dinyatakan mengalami henti jantung mendadak.
"Kesimpulan pemeriksaan dan penanganan korban baik di RSPAU Dr S.Hardjolukito maupun RSUP Dr Sardjito menunjukkan hasil yang sama yaitu korban mengalami henti jantung mendadak," ucap dia, Senin (1/7/2024). Dikutip dari Kompas.com
Saat ini, jenazah Zhang Zhi Jie masih berada di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Sardjito dan menunggu kedatangan orangtua dari China.
Tangis Keluarga Zhang Zhi Jie Pebulutangkis China Meninggal di AJC Yogyakarta, Kecewa Pada Tim Medis (Tribun News Sport/CCTV 5)
"Proses pengembalian jenazah ke negara asal akan kami tanggung penuh dan kawal hingga selesai," katanya.
Sementara itu, dokter dari RSUP dr Sardjito, Nahar Taufiq mengatakan bahwa apa yang dialami oleh Zhang Zhi Jie belum bisa dikatakan sebagai serangan jantung.
"Kita tidak bisa mengatakan serangan jantung atau bukan, karena datanya juga tidak ada dan lengkap," ujarnya.
Ditambah lagi kondisi korban sudah mendapatkan perawatan dari RSPAU Hardjolukito. Dalam perawatan tersebut sudah tidak ada denyut nadi.
"Proses dia dirawat hampir selama 3 jam tidak menimbulkan respons yang optimal. Penyebab pasti belum tahu, kita kan ga melakukan pemeriksaan yang lebih dalam. Itu masuk ke fenomena henti jantung mendadak," jelasnya.
"Itu bisa terjadi pada semua orang dan sangat mungkin olahragawan siapapun bisa. Cuma penyebab nya apa kan kita gatau," katanya.
Zhang datang ke Sardjito pada pukul 22.15 WIB. Lalu dilakukan pertolongan selama 1,5 jam tetapi tidak ada respons.
"Tadi malam sampai ke tempat kami jam 22.15 WIB tetap kami melakukan pertolongan sampai 1,5 jam tapi tetap ga ada respon," tutup Nahar.
Penanganan Sesuai Prosedur
Humas dan Media Panitia Pelaksana BNI Asia Junior Championship, Broto Happy menjelaskan, awalnya Zhang Zhi Jie menghadapi pebulutangkis asal Jepang Kazuma Kawano di pertandingan terakhir penyisihan guro BNI Asia Championship 2024 di GOR Amongrogo.
"Zhang Zhi Jie tiba-tiba collapse dalam pertandingan melawan Kazuma Kawano. Selanjutnya tim medis masuk ke lapangan memberikan pertolongan pertama setelah mendapatkan call dari referee. Ini aturan sesuai SOP dan guideline yang berlaku di internasional BWF, dan badminton Asia," ucap Broto, Senin (1/7/2024).
Lanjut Broto, tim medis melakukan pemeriksaan survei dan pertolongan awal sesuai dengan prosedur.
Setelah diberikan pertolongan pertama, tim dokter memutuskan segera melarikan Zhang Zhi Jie ke rumah sakit rujukan di RSUP Hardjolukito.
"RSUP berjarak 4,7 kilometer hanya berdurasi 10 menit. Hanya memerlukan waktu 1 menit 20 detik saat dokter masuk pertama kali masuk ke lapangan memutuskan melarikan menggunakan ambulans,” jelas dia.
Dia mengungkapkan pemilihan RSUP Hardjolukito sudah sesuai dengan rekomendasi Badminton Asia. Selain itu, rekomendasi ini berdasarkan dengan jarak dan fasilitas yang tersedia.
"Sesampai di UGD RSPAU Dr S. Hardjolukito, korban dilakukan asesmen dan ditemukan tidak ada nadi dan tidak ada napas spontan sehingga dilakukan prosedur pertolongan medis pijat jantung luar,” jelas dia.
"Prosedur pijat jantung luar disertai alat bantu napas selama 3 jam, korban tidak menunjukkan respon sirkulasi spontan dan mulai timbul tanda kematian sekunder. Tim medis telah menyatakan korban meninggal dunia pada pukul 20.50 WIB kepada pihak official team China,” lanjut Broto.
Lanjut dia, pada kondisi tersebut, ada permintaan dari official team China agar korban ditransfer ke RSUP Dr Sardjito untuk kemungkinan dilakukan tatal aksana lebih lanjut.
Korban tiba di UGD RSUP Dr Sardjito dalam kondisi tidak ada napas, tidak ada nadi disertai dengan tanda kematian sekunder.
"Di UGD RSUP Dr Sardjito, korban tetap dilakukan tindakan resusitasi jantung paru selama 1,5 jam. Akan tetapi tetap tidak ada respon sirkulasi spontan," kata dia.
Penjelasan Polisi
Sementara, Kasihumas Polresta Yogyakarta AKP Sujarwo, mengatakan atlet asal China berusia 17 tahun tersebut merupakan pebulutangkis tunggal putra.
Saat bertanding, Zhang Zhi Jie pingsan dan sempat mendapat tindakan medis sesuai SOP.
dijelaskan Sujarwo, tindakan yang terjadi di lapangan harus seizin wasit, setelah di perbolehkan baru melakukan tindakan.
"Atlit pingsan saat bertanding, selanjutnya tindakan penyelamatan ada SOP-nya karena segala tindakan yang terjadi di lapangan harus seijin referee (wasit turnamen) setelah diperbolehkan baru melakukan tindakan," katanya, saat dikonfirmasi dari TribunJogja.com, Senin (1/7/2024).
Selanjutnya, tim medis melakukan tindakan pertolongan dengan membawa Zhang Zhi Jie ke RSPAU Dr S Hardjolukito Yogyakarta.
"Di RSPAU dr S Hardjolukito dilakukan CPR sesuai SOP," ujarnya.
Kemudian atas permintaan tim official China agar atlet tersebut dipindahkan ke RSUP Dr Sardjito untuk penanganan tindakan kritis.
Namun nyawanya tertolong lagi hingga meninggal dunia.
"Akan tetapi nyawa atlet tersebut tidak terselamatkan," jelas Sujarwo.
Atlet Zhang Zhi Jie dinyatakan meninggal dunia di RSUP Dr Sardjito pada Munggu 30 Juni 2024 pukul 23.20 WIB.
Kendati begitu, kini pihak kepolisian masih menyelidiki penyebab meninggalnya sang pebulutangkis tersebut.
"Untuk langkah selanjutnya aparat Polresta Yogyakarta melaksanakan penyelidikan unutuk mengetahui penyebab meninggal dunianya atlet tersebut," tutup Kasihumas.
Dugaan Penyebab Meninggal
Dugaan penyebab pebulutangkis China meninggal dunia diungkap oleh dokter asal China yang menjabat sebagai wakil kepala Unit Gawat Darurat di Zhejiang Chinese Medical University.
Dokter tersebut bernama Lu Xiao. Ia meyebut dugaan penyebab meninggalnya Zhang Zhi Jie saat melakoni pertandingan di Asia Junior Championship (AJC) 2024 di Yogyakarta karena mengalami Aritmia, atau henti jantung.
Adapun penilian itu diungkapnya setelah mengetahui sang atlet mengalami gejala kejang-kejang sebelum akhirnya menghembuskan nafas terakhir ketika dibawa ambulans untuk dilarikan ke rumah sakit.
"Atlet muda seperti itu meninggal mendadak, dan di sana jelas kejang-kejang sebelum kematian mendadak," terang Lu Xiao, dikutip dari media asal China, Singtao. Dikutip dari TribunnewsSport.com, Senin (1/7/2024).
"Itu mungkin Aritmia (henti jantung)," terangnya menambahkan.
Tak jarang, mendengar kabar seorang atlet mengalami henti jantung saat tengah bertanding.
Faktanya, aritmia atau gangguan irama jantung adalah gangguan pada sistem kelistrikan jantung yang menyebabkan denyut jantung menjadi lebih lambat (bradikardi), lebih cepat (takikardi), atau tidak beraturan.
Denyut jantung sendiri dikendalikan oleh sistem kelistrikan sehingga dapat berdenyut dengan irama yang teratur. Normalnya, jantung akan berdenyut 60-100 kali/menit.
Saat tidak berdenyut dengan normal, jantung tidak dapat memompa darah sebagaimana mestinya dan mengakibatkan gangguan asupan darah ke organ tubuh lainnya.
Kendati begitu, kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada jantung dan organ penting lainnya.
Dalam hal ini Lu Xiao kemudian menyoroti kerja tim media di AJC 2024, yang dinilia tidak sigap dalam memberikan pertolongan pertama kepada Zhang Zhie Jie.
"Kunci pertolongan pertama adalah staf medis atau orang yang berada di sekitar harus segera menilai situasi dan melakukan CPR di lokasi, mendapatkan AED dan melakukan defibrilasi," katanya menerangkan.
AED (automated external defibrillator) adalah sebuah alat medis yang berfungsi untuk menganalisis dan memberikan kejutan listrik secara otomatis kepada seseorang yang mengalami henti jantung.
Lu Xiao mengatakan, Zhang Zhi Jie disebutnya tidak memperoleh pertolongan pertama, dan justru ditandu untuk dilarikan ke rumah sakit.
"Alih-alih melakukan tindakan pertolongan pertama. pasien di atas tandu dan pergi. Mungkin masih bisa ditolong jika ada penanganan awal saat (Zhang Zhi Jie) mengalami insiden itu di lapangan," paparnya.
Kronologi Meninggal
Insiden tak mengenakkan ini terjadi saat Zhang Zhi Jie melawan wakil Jepang Kazuma Kawamo di babak penyisihan Grup D di GOR Amongrogo, Yogyakarta, Minggu 30 Juni 2024.
Saat itu Zhang sedang bermain imbang 11-11 di game pertama melawan Kawamo. Dia bersiap untuk menerima servis dari Kawamo.
Namun secara tiba-tiba, pemain asal China itu terjatuh di lapangan dan langsung mengalami kejang-kejang. Tim medis bertindak cepat dengan membawanya ke rumah sakit.
Zhi Jie yang merupakan atlet tunggal putra di tim Negeri Tirai Bambu tiba-tiba kolaps dan pingsan saat sedang berhadapan dengan Kazuma Kawano.
Dalam rilisnya tersebut, PBSI menginformasikan bahwa tim medis sudah bekerja keras untuk menyelamatkan nyawa Zhang Zhi Jie, namun nyawanya tak tertolong.
Hanya saja memang, seakan Tuhan punya kehendak lain, nyawa Zhang Zhi Jie tak tertolong.
"Zhang Zhi Jie dari China, pemain tunggal, pingsan di lapangan saat pertandingan malam hari lalu dilarikan ke rumah sakit," tulis pernyataan PBSI. Dikutip dari Tribunnews.com, Senin (1/7/2024).
Zhang Zhie Jie sempat mendapatkan pertolongan dari tim medis dengan dibawa ambulans ke rumah sakit terdekat.
Namun sayangnya nyawa Zhang tak terselamatkan. Dia meninggal dunia pada pukul 23.20 WIB.
"Zhi Jie sedang memainkan pertandingan penyisihan grup melawan Jepang ketika dia pingsan dan dirawat oleh dokter turnamen dan tim medis. Dia dibawa dengan ambulans siaga dalam waktu kurang dari dua menit untuk dilarikan ke rumah sakit," demikian tulis pernyataan bersama
"Dia meninggal di pukul 23.20 WIB,"
Zhang Zhi Jie merupakan pebulutangkis masa depan Negeri Tirai Bambu. Dia merupakan atlet yang lahir 30 Januari 2007, alias baru berusia 17 tahun.
Namun sayangnya, ibarat bunga yang layu sebelum berkembang, dia sudah harus mengakhiri perjalanannya sebagai atlet bulutangkis untuk selama-lamanya di Yogyakarta.
Keluarga Soroti Tim Medis
Media China, 163.com menulis bahwa Zhang Zhi Jie kejang-kejang di lapangan.
Kematian pebulutangkis usia 17 tahun itu sangat disesalkan.
"Dia kejang-kejang sesaat setelah jatuh di lapangan. Hampir semua orang di lokasi kejadian kebingungan
pelatih pun turun ke laangan mengecek kedaaan dan mengetahui keadaannya serius lalu memanggil medis," ujarnya.
Ditulis oleh media itu bahwa staf medis datang terambat ke lokasi kejadian.
Media tersebut menyebut Zhang Zhi Jie telah memposting lima pesan berturut-turut di akun sosial pribadinya mempertanyakan soal penyelenggaran acara dan tim medis.
"Dia baru berusia 17 tahun. Anda bilang segera menyelamatkannya. Anda mengatakan kondisi medis setempat. Sayang sekali tapi masih banyak yang tidak bisa menerimanya," katanya.
"Apakah anak-anak kami dibiarkan bermain di tempat yang penyelamatannya tidak tepat waktu dan tingkat medisnya tidak memenuhi standar?"
Sebagaimana diketahui, ajang kejuaraan Asia Junior Championship 2024 diketahui sudah memasuki babak perempat final hari ini.
China yang menjadi negara yang diperkuat Zhang Zhi Jie berhasil menjadi salah satu pesertanya.
Di babak 8 besar, China akan bertarung melawan Taiwan untuk memperebutkan tiket semifinal.
Jika mampu melewati hadangan Taiwan, China tinggal menunggu pemenang Malaysia vs India.
Pada laga lainnya akan tersaji dua laga sengit antara Indonesia vs Jepang dan UEA vs Korea Selatan.
Siapapun pemenang dalam kedua laga tersebut akan saling bertemu di semifinal Kejuaraan Asia Junior Buku Tangkis 2024.
Di tengah berlangsungnya ajang Kejuaraan Asia Junior 2024, tentu kematian Zhang Zhi Jie menjadi kabar tak terduga.
Dan dunia badminton sepatutnya berduka karena kehilangan salah satu bakat terbaiknya di masa depan.
(*)
Baca juga berita lainnya di Google News
Ikuti dan Bergabung di Saluran Whatsapp Tribunsumsel.com