Petugas Pemadam Ajak Bicara Mayat yang Tergantung di Flyover Cimindi Bandung,Pakai Bahasa Apa?
TRIBUNBEKASI.COM, BANDUNG - Sesosok mayat seorang pria yang tergantung di tembok pembatas flyover Cimindi Bandung, Jawa Barat, mengejutkan para pengendara yang akan melintasi kolong flyover, Jumat (26/6/2024) pagi.
Mayat tersebut diperkirakan telah ada di lokasi tersebut sejak Jumat dini hari.
Namun, karena kondisinya gelap, para pengendara tidak mengetahuinya. Ketika langit mulai terang, sejumlah pengendara baru menyadari ada mayat tergantung sekitar 5 meter di atas badan jalan.
Situasi ini dilaporkan ke polisi dan petugas segera datang ke lokasi.
Evakuasi mayat seorang pria muda berpakaian warna hitam itu dilakukan oleh tim dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung.
Tugas untuk menjangkau mayat tersebut diserahkan kepada Harmoko yang sudah berkali-kali menghadapi situasi mirip di flyover Cimindi.
Menggunakan peralatan yang sesuai standar keamanan, Harmoko bergelantungan untuk menjangkau mayat dan menurunkannya secara aman.
Harmoko menceritakan proses ketika menurunkan jenazah pria yang tewas tergantung tersebut.
Harmono menyatakan, jenazah tersebut belum mengeluarkan aroma khas mayat.
"Namun, pakaiannya terasa lembab, mungkin karena jenazah sudah tergantung sejak subuh. Lembab karena embun," ujar Harmoko kepada Tribun Jabar melalui aplikasi zoom, Jumat.
Harmoko pertama-tama menepuk tangan kanan jenazah. Ritual ini selalu dia lakukan saat mengevakuasi jenazah.
"Saya menepuk tangan kanan jenazah sambil berbisik, 'ini saya datang membantu, tolong kerjasamanya, supaya dimudahkan'. Cara ini saya selalu lakukan, dan terbukti doa itu bisa memperlancar tugas saya," ujar Harmoko.
Apa yang ia lakukan itu, diakui Harmoko, tidak didapatkannya saat pendidikan dan pelatihan selama jadi personel Damkar.
"Itu terucap spontannya, refleks," ujar Harmoko.
Selain mengangkat jenazah agar bisa dibawa ke rumah sakit, Harmoko juga memotret jenazah dari jarak dekat.
"Tim Inafis minta bantuan untuk mendokumentasikan jenazah dari jarak dekat. Setelah saya foto, saya kembali ditarik ke atas karena kereta api akan melintas. Karena TKP itu tepat berada di atas perlintasan kereta api," kata Harmoko.
"Kalau saya tetap tergantung saat kereta melintas, dikhawatirkan bisa terkena kereta, karena jaraknya hanya sekitar 1 meter dari atap kereta yang melintas. Setelah kereta lewat, saya kembali turun untuk mengangkat jenazah," ujarnya.
Harmoko mengatakan, memeluk jenazah biasa dilakukan petugas dalam vertical rescue.
"Memeluk itu sudah menjadi SOP, antara penyelamat dan korban harus berdekatan untuk mengurangi hal lainnya seperti luka," ujar Harmoko yang sudah bergabung menjadi personel damkar Kota Bandung sejak 2017.
Selama ini, ujarnya, sudah lebih dari 10 kali mengevakuasi jenazah. Setiap kali selesai mengevakuasi jenazah, Harmoko selalu langsung mencuci seragam yang ia pakai.
"Pernah di tahun 2017, setelah evakuasi saya tidak langsung mencuci pakaian, lalu rasanya ada peristiwa yang aneh yang sulit saya ceritakan," ujarnya.
Wasiat
Kanit Reserse Umum Polres Cimahi, Ipda Egi, mengaku belum mengetahui pasti penyebab kematian pria yang jasadnya tergantung di Jembatan Cimindi, kemarin.
Namun, dari lokasi kejadian, ujarnya, ditemukan lakban hitam dan secarik wasiat di atas potongan kardus berisi tulisan, 'antarkan saya ke RS Imanuel, Orangtua saya kerja di sana'.
"Jadi memang ada sisa lakban yang menutup mata dan mulutnya serta surat wasiat. Untuk identitas, nanti akan dibuka di RS Sartika Asih karena akan diotopsi dulu," ujarnya saat dihubungi, kemarin.
Hendra Andrianto (56), warga di sekitar Jembatan Cimindi mengatakan, ia mengetahui ada jasad tergantung sekitar pukul setengah enam pagi.
"Saya subuh sudah ke sini jam 4, tapi gak kelihatan. Tahunya setengah 6 ada yang tergantung," ujarnya saat ditemui di bawah jembatan Cimindi.
Setelah adanya temuan itu sejumlah warga setempat langsung berbondong-bondong melihat pria yang tergantung tersebut hingga akhirnya aparat kepolisian dari Polrestabes Bandung datang ke lokasi kejadian.
"Kondisinya mata dan mulut dalam keadaan dilakban hitam. Jadi saya tidak mengetahui apakah lidahnya keluar atau tidak," Hendra.
Telah diberitakan, seorang pria diduga mengakhiri hidup dengan gantung diri di flyover Cimindi, Kota Bandung, Jumat (28/6/2024).
Video serta foto pria tanda identitas itu pun tersebar disejumlah grup percakapan WhatsApp.
Dalam foto dan video yang beredar, terlihat korban menggunakan jaket hoodie hitam dan celana jins.
Pada bagian mulut dan mata, terlihat seperti ditutupi dengan lakban hitam.
Posisi pria yang menggantung di samping flyover Cimindi itu pun menjadi tontonan warga dan pengguna jalan.
Saat ini, tim Inafis Polrestabes Bandung tengah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di lokasi kejadian.
Sedangkan mayat pria tanpa identitas tersebut telah dievakuasi ke Rumah Sakit Sartika Asih Bandung.
Pawas Polsek Andir Iptu Ano Somarno mengatakan, petugas langsung menuju lokasi kejadian, setelah menerima informasi dari masyarakat adanya pria tanpa identitas tergantung di Flyover Cimindi.
"Saya menerima informasi masyarakat dari pagi langsung meluncur ke TKP, ada orang gantung diri diduga gantung diri," ujar Ano, Jumat (28/6/2024).
Saat tiba di lokasi kejadian, kata dia, kondisi pria tersebut masih dalam keadaan menggantung. Belum diketahui identitas dari pria tersebut.
"Identitas didalami oleh Inafis Polrestabes Bandung," katanya.
Dari pemeriksaan sementara, belum ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban. Namun, pihaknya masih melakukan penyelidikan.
"Tidak ada tanda kekerasan kelihatannya masih penyelidikan," ucapnya.
Menurutnya, proses evakuasi terhadap mayat berlangsung 30 menit. Kini, jenazah pria tersebut sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Sartika Asih Bandung.
"Saya subuh sudah ke sini jam 4 tapi gak kelihatan, terus tahunya setengah 6 ada yang gantung diri. Kemudian saya lihat dan langsung saya foto," ujar warga setempat Hendra Andrianto (56) saat ditemui di lokasi, Jumat (28/6/2024).
Setelah adanya temuan itu sejumlah warga setempat langsung berbondong-bondong melihat pria yang tergantung tersebut hingga akhirnya aparat kepolisian dari Polrestabes Bandung datang ke lokasi kejadian.
"Kondisinya mata dan mulut dalam keadaan dilakban hitam. Jadi saya tidak mengetahui apakah lidahnya keluar atau tidak," katanya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar