Terlalu Senang,Pria Meninggal Saat Menang Lotre Rp 48 M,Terjadi Saat Terima Hadiah di Panggung
SURYAMALANG.COM - Akibat terlalu senang, seorang pria meninggal saat menang lotre sebanyak Rp 48 miliar.
Apesnya, nyawanya malah tidak bisa terselamatkan setelah dirinya mendapatkan serangan jantung.
Nasib apes menimpa seorang pria di Singapura yang baru saja menang lotre.
Awalnya pria itu bahagia memenangkan uang sebesar $4 juta (Rp 48 miliar) di Marina Bay Sands Casino Singapura.
Namun, pria itu tiba-tiba terkena serangan jantung saking bahagianya.
Dilansir via TribunTrends dari Indian Express Kamis (27/6/2024), sebuah video memperlihatkan seorang pria pingsan.
Di video itu, tampak orang-orang sekitar panik melihat pria itu pingsan.
Seorang wanita, yang dilaporkan menemani pria tersebut, terlihat memohon bantuan dari staf.
Saat video berlangsung, seseorang dapat melihat seorang staf membantu pria tersebut.
Video tersebut dibagikan oleh akun X @Gidi_Traffic beberapa waktu lalu.
“Seseorang memenangkan $4 juta di kasino lalu MENINGGAL beberapa saat kemudian karena serangan jantung.
Seorang pria yang mendapatkan jackpot di Marina Bay Sands Casino di Singapura dengan kemenangan $4 juta, meninggal segera setelah serangan jantung karena keterkejutan dan kegembiraan atas kemenangannya,” tulis akun tersebut.
Namun tidak diketahui secara pasti kondisi sesungguhnya pria itu, apakah ia sudah meninggal atau hanya pingsan.
Seorang pria yang menang lotre tetapi justru malah meninggal dunia (TikTok) ()
Tak lama setelah kejadian, pria itu langsung dilarikan ke rumah sakit.
Video itu kini telah ditonton banyak orang dan mengundang berbagai macam reaksi.
"Hidup adalah sepanci kacang panas.” ujar seorang netizen.
"Itulah mengapa saya tidak bermain Lotere agar saya tidak mati saat pergi.” tandas netizen lain.
“Jika dia kehilangan $4 juta dan kemudian meninggal, kami akan menyebutnya sebagai “tragedi ganda”. Tunggu, kita mau datang menelepon yang ini??” ungkap netizen lain.
Kisah Lain - Viral Uang Rp 6,7 M Masuk ke Rekening Siswa 16 Tahun
Beginilah kronologi uang Rp 6,7 miliar masuk ke rekening siswi berusia 16 tahun yang membuat keluarganya syok.
Sang ibu tak senang melihat uang miliar masuk rekening anaknya tapi langsung lapor polisi.
Peristiwa ini diketahui terjadi di Suzhou, Provinsi Jiangsu, Tiongkok.
Dikutip dari Eva.vn via TribunnewsMaker, Rabu (26/6/2024), wanita bernama Chen mengubungi Departemen Kepolisian dari Departemen Kepolisian Suzhou, Jiangsu (China).
Chen ternyata meminta polisi untuk membantu menyelidiki uang sejumlah 3 juta yuan atau setara Rp 6,7 miliar yang tiba-tiba muncul di rekening putrinya.
Bagi Chen, nominal itu adalah jumlah yang sangat besar apalagi anaknya masih berusia 16 tahun.
Chen-pun sangat takut dan khawatir dan ingin meminta bantuan polisi untuk memverifikasinya.
Setelah menerima kabar tersebut, polisi segera pergi ke rumah Chen untuk mencari tahu apa yang terjadi.
Kronologi Uang Rp 6,7 M Masuk ke Rekening Siswa 16 Tahun, Ibu Tak Senang Tapi Langsung Lapor Polisi (suryamalang.com/Lu'lu'ul Isnainiyah)
Dalam pengakuannya, putri Chen menyebut ada seseorang yang memintanya untuk menerima uang selama beberapa hari.
Gadis remaja itu sebelumnya telah menerima uang dari orang tersebut dan diberi ucapan terima kasih.
Untuk memastikan asal-usul uang itu, polisi segera menghubungi pihak bank dan minta verifikasi informasi rekening pengirim uang.
Dengan bantuan staf bank, polisi ingin memastikan lebih dulu apakah benar ada seseorang yang telah transfer sejumlah uang kepada putri Chen.
Ternyata tidak salah, uang sebesar Rp 6,7 miliar itu benar-benar ada di rekening anak Chen.
Setelahnya, pihak bank menghubungi orang yang mengirimkan uang tersebut.
Setelah dihubungi, orang itu beralasan salah transfer sehingga uang tersebut tidak sengaja masuk ke rekening anak Chen.
Oleh karena itu, polisi jadi curiga dan melihat sesuatu yang tidak biasa.
Polisi kemudian segera mengalihkan penyelidikan ke pengirim uang dan menemukan seseorang bernama Zhang adalah bagian dari jaringan penipuan online.
Geng penipu ini sering melakukan penipuan transfer kawat palsu.
Saat menipu, geng penipu akan memanfaatkan anak-anak yang mudah dihasut lalu meminta menerima uang atas nama mereka untuk mengalihkan perhatian lembaga investigasi.
Trik berpura-pura salah transfer uang ke properti palsu adalah trik yang sangat canggih.
Pelaku dengan sengaja mentransfer uang yang salah ke rekening seseorang.
Setelah pihak lain menerima uang tersebut, seringkali pelaku berpura-pura menjadi debt collector dari sebuah perusahaan keuangan.
Lalu pelaku menghubungi korban dan mengancam serta menuntut agar mereka mengembalikan uang yang baru diterimanya sebagai pinjaman dengan bunga selangit.
Bahayanya korban yang diminta secara tidak sengaja menyimpan uang tersebut nantinya bisa menjadi kaki tangan penipuan ketika ketahuan.
Dalam kasus putri Chen, karena ibunya mengetahui tepat waktu, gadis itu terhindar dari tuduhan dan justru dianggap membantu polisi berhasil menyelesaikan penipuan tersebut.
Terjadi di Indonesia
Kasus serupa sebetulnya sudah terjadi di Indonesia dan viral beberapa waktu lalu ketika seorang netizen menceritakan pengalamannya.
Unggahan soal penipuan berkedok salah transfer itu dibagikan melalui X (Twitter) dari cuitan yang diunggah oleh akun @SoundOfYogi, (11/7/2023).
'So... temen gue dapet transferan dari antah berantah sebesar 20jt. Lalu dia dapet whatsApp bahwa ada seseorang salah transfer' tulis pengunggah.
'Untung dia nggak bego, langsung lapor polisi, karena curiga ini penipuan ternyata bener, ada orang udah nyolong data dia, apply ke pinjol pake data dia' lanjut pengunggah.
Yogi, begitu dia akrab disapa mengatakan temannya, yang tidak mau disebutkan namanya, menaruh curiga ketika mendapat pesan untuk mengembalikan uang yang salah transfer itu.
Korban kemudian mengecek mutasi rekeningnya dan menemukan uang Rp 20 juta itu ditransfer oleh perusahaan pinjaman online (pinjol).
Korban kemudian melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian.
"Teman saya hanya melaporkan pada polisi, lalu menghubungi pinjol yang bersangkutan, dan bank dia untuk investigasi," terang Yogi kemudian saat dihubungi Kompas.com, Rabu (12/7/2023).
Lantas, apa yang harus dilakukan bila mendapatkan salah transfer uang ke rekening dari orang yang tak dikenal?
Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSREC, Dr. Pratama Persadha mengatakan, modus penipuan salah transfer uang ke rekening pribadi seseorang adalah modus penipuan yang sudah marak terjadi sejak 2022.
"Penipuan dengan modus salah transfer ini biasanya dilakukan dengan cara pelaku kejahatan mengajukan pinjaman online dengan menggunakan data pribadi milik korban," ujar Pratama saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (13/4/2024).
Pratama menjelaskan, pada saat dana dari pinjaman online sudah ditransfer, pelaku akan menghubungi korban dengan berbagai dalih.
Beberapa alasan yang sering dilakukan oleh penipu adalah sebagai berikut:
- Berpura-pura salah transfer karena terburu-buru dan salah mengisi nomor rekening
- Mengaku sebagai pihak bank yang mengatakan ada kesalahan di sistem
- Mengaku sebagai anggota kepolisian yang mengatakan uang tersebut adalah bukti tindakan kriminal.
"Biasanya, karena rasa kasihan atau ketakutan, korban akan segera melakukan transfer kembali dana yang diterimanya, tanpa mengonfirmasikan terlebih dahulu," imbuh Pratama.
Menurut Pratama, ada beberapa hal yang dapat dilakukan jika menerima transfer ke rekening kita dan kita tidak segera mengetahui sumbernya.
Pratama mengimbau untuk tidak menarik atau menggunakan uang tersebut.
Selain itu, jangan pula langsung percaya jika ada pihak yang menghubungi telah terjadi salah transfer.
"Kita dapat menghubungi pihak pelayanan pelanggan dari bank tempat kita memiliki rekening untuk meminta informasi tambahan siapa yang melakukan transfer tersebut termasuk nomor rekening pengirim," jelas Pratama.
"Selain itu, kita juga dapat membuat laporan kepolisian bahwa kita menerima transfer yang tidak kita kehendaki dan takut akan terjadi tindak kriminal penipuan," sambung Pratama.
Adapun jika pelaku mengirimkan link atau file tertentu, jangan dibuka karena ditakutkan link atau file tersebut akan menginstall malware yang bahkan bisa menyebabkan isi rekening terkuras.
Menurut Pratama, modus penipuan seperti ini bisa terjadi salah satunya karena ada banyaknya data pribadi yang bocor.
"Dengan berbagai metode pelaku penipuan berhasil mengumpulkan data-data pribadi yang bocor, baik didapatkan dari forum atau darkweb, jual beli data perbankan bahkan salinan formulir pendaftaran kartu kredit yang biasa ditawarkan di pusat perbelanjaan," ungkap Pratama.
Kemudian pelaku akan menggabungkan data dari beberapa kebocoran yang terjadi sehingga bisa mendapatkan data pribadi yang cukup lengkap seperti Nama, NIK, alamat, nomor HP, nomor rekening, dan lainnya.
Pelaku kemudian bisa membuat identitas palsu dengan menggunakan data tersebut serta mengajukan pinjaman online menggunakan identitas palsu serta nomor rekening milik korban.
"Karena data yang dimasukkan pelaku penipuan itu data yang valid, dan berhasil diverifikasi oleh pihak pinjol, maka dana pinjol tersebut akan dikirim ke rekening korban. Lalu pelaku akan menghubungi korban untuk transfer dana yang dibilang salah transfer tadi," jelas Pratama.