PM Israel: Perang di Gaza akan Mereda
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu saat berpidato di upacara Hari Peringatan bagi korban dan tentara Israel yang gugur, di permakaman militer Gunung Herzl di Yerusalem, 13 Mei 2024.
TEL AVIV, KOMPAS.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan serangan intens perang di Gaza akan mereda.
Hal itu diungkapkan Netanyahu pada Minggu (23/6/2024) malam dalam sebuah wawancara TV.
Netanyahu, dalam wawancara mengatakan kepada Channel 14 bahwa fase intens pertempuran melawan Hamas akan segera berakhir.
Dia menekankan bahwa hal ini tidak berarti bahwa perang akan segera berakhir, namun perang yang sedang dalam fase intens akan segera berakhir di Rafah.
Atau kota paling selatan dekat Mesir yang merupakan bagian terakhir dari Gaza yang menghadapi serangan penuh.
"Tujuannya adalah untuk mengembalikan mereka yang diculik dan menggulingkan rezim Hamas di Gaza," katanya, dikutip dari AFP.
Namun, PM Israel sekali lagi menolak gencatan senjata permanen yang diminta oleh Hamas selama beberapa bulan terakhir dalam perundingan yang melibatkan AS dan mediator internasional lainnya.
Netanyahu mengatakan Israel kemudian akan dapat menerjunkan kembali sejumlah pasukan ke utara di perbatasan dengan Lebanon, tempat Israel saling baku tembak dengan gerakan Hezbollah, namun mengatakan hal ini terutama untuk tujuan pertahanan.
Ketika kekhawatiran akan perang besar-besaran di Lebanon semakin meningkat dalam beberapa pekan terakhir, Netanyahu mengatakan Israel akan mengembalikan warganya yang mengungsi ke komunitas perbatasan utara mereka yang dievakuasi, melalui diplomasi atau dengan cara lain.
Ketika ditanya tentang skenario Gaza pascaperang, dia mengatakan Israel akan mempertahankan kontrol militer di masa mendatang.
"Tetapi kami juga ingin membentuk pemerintahan sipil, jika mungkin dengan warga Palestina setempat dan dukungan regional," terangnya.
Hamas mengecam komentar Netanyahu sebagai konfirmasi jelas atas penolakannya terhadap resolusi Dewan Keamanan (PBB) baru-baru ini dan usulan Presiden AS Joe Biden.
Bahwa tujuannya untuk mendesak pembebasan sandera dan perjanjian gencatan senjata.
Tetapi Hamas menegaskan bahwa kesepakatan semacam itu harus mencakup gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel.
Yakni untuk menghentikan apa yang disebutnya sebagai usaha Netanyahu untuk menghindari, menipu, dan melanggengkan agresi dan perang pemusnahan terhadap rakyat Palestina.
Diketahui, pasukan Israel terus mengebom sasaran pada Senin di seluruh Jalur Gaza yang terkepung, termasuk di daerah Nuseirat dan Rafah, kata para saksi mata, sementara baku tembak dilaporkan terjadi di Zeitun.
Sementara Militer Israel mengatakan pasukan di wilayah Rafah telah membasmi sejumlah teroris bersenjata, membongkar terowongan dan menemukan sejumlah besar senjata.
Di Kota Gaza, di utara, petugas medis rumah sakit Al-Ahli mengatakan kepada AFP pada Minggu malam bahwa sedikitnya lima orang tewas dalam serangan udara terhadap fasilitas badan PBB untuk pengungsi Palestina.
Militer Israel mengatakan jet-jetnya menyerang militan yang beroperasi dari dalam gedung yang sebelumnya berfungsi sebagai markas UNRWA.