Israel Akui 8 Lagi Tentaranya Tewas di Gaza
Tentara Israel memasuki sebuah bangunan saat menyerbu Kota Deir Al Ghusun di Tepi Barat, dekat Tulkarem, Palestina, 4 Mei 2024.
GAZA, KOMPAS.com - Militer Israel mengakui delapan tentaranya tewas di Jalur Gaza pada Sabtu (16/6/2024).
Itu menjadi salah satu kematian tentara Israel terbanyak dalam sebuah insiden sejak perang Gaza dimulai pada Oktober lalu.
Militer Israel mengumumkaan, Kapten Wassem Mahmud (23) dan tujuh tentara lainnya gugur dalam kegiatan operasional di Gaza selatan.
"Keluarga mereka telah diberitahu," ungkap mereka, dikutip dari AFP.
Militer Israel mengatakan, kendaraan lapis baja yang ditumpangi para tentara tersebut ditembak di daerah Tal al-Sultan di kota Rafah, Gaza selatan.
Di sana, pasukan Israel dilaporkan tengah terlibat dalam pertempuran sengit di jalanan dengan pasukan Hamas.
"Penyelidikan awal menunjukkan bahwa kendaraan tersebut terkena ledakan bom rakitan," kata militer dalam sebuah pernyataan.
Dikatakan bahwa besarnya ledakan menunjukkan bahwa bom tersebut telah memicu ledakan sekunder di dalam kendaraan.
"Ledakan itu cukup besar dan mungkin disebabkan oleh inisiasi bahan peledak di dalam kendaraan. Semua ini tidak seharusnya terjadi dan oleh karena itu insiden ini sedang diselidiki," jelas mereka.
"Ada kerusakan yang sangat serius pada kendaraan dan orang-orang di dalamnya, dan ledakan besar yang menyulitkan untuk mengidentifikasi dan menemukan jenazah," tambah Militer Israel.
Juru bicara militer Daniel Hagari mengatakan dalam sebuah konferensi pers yang disiarkan di televisi pada Sabtu bahwa ada ledakan yang kuat.
"Ledakan itu tampaknya berasal dari alat peledak yang ditanam di daerah itu atau dari penembakan rudal anti-tank," jelasnya.
Sementara itu, ribuan warga Israel berkumpul di Tel Aviv untuk melakukan protes mingguan menentang penanganan perang yang dilakukan oleh pemerintah sayap kanan.
"Setiap tentara yang tewas seperti anggota keluarga yang meninggal. Kami mengalaminya sebagai sebuah kehilangan kolektif," kata salah satu pengunjuk rasa, Graciela Barchilon (68) kepada AFP.
"Saya merasakan banyak kemarahan dan kekecewaan. Saya yakin pemerintah ini tidak bekerja dan kita harus pergi ke pemilihan umum sekarang," tambahnya.
Kerugian pada Sabtu merupakan salah satu yang terberat bagi Militer Israel sejak memulai serangan darat di Gaza pada 27 Oktober.
Sebelumnya, pada 22 Januari sebanyak 21 tentara Israel tewas ketika tembakan granat berpeluncur roket (RPG) menghantam sebuah tank di dekat dua bangunan di mana mereka sedang melakukan operasi.
Bangunan-bangunan itu meledak karena pasukan telah menanam bahan peledak di dalamnya.
Kematian pada hari Sabtu menambah jumlah korban tewas tentara Israel menjadi 306 orang sejak 27 Oktober.