Isak Tangis Selimuti Keluarga Pemain Sepakbola U-14 Kabupaten Bandung yang Meninggal Dunia
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi Ahmad Mauludin
TRIBUNPRIANGAN.COM, BANDUNG- Isak tangis keluarga dan kerabat mewarnai pemakaman pemain sepak bola Kabupaten Bandung U-14, Difka Hardila Diana Putra (14), yang meninggal dunia saat akan bertanding pada laga Kejurda di Jatinangor, Sumedang, Rabu (26/6/2024).
Dari informasi yang didapat, Rencananya Difka akan dimainkan pelatihnya di babak kedua saat timnya menghadapi tim Kabupaten Ciamis, saat istirahat usai babak pertama, ia melakukan pemanasan.
Saat pemanasan Difka izin ke pelatih hendak ke toilet, di toilet saat akan kembali ke lapangan diduga Difka terjatuh, hingga mengeluarkan pendarahan di hidung dan telinganya.
Lalu ia dibawa ke RS AMC Cileunyi, untuk mendapatkan perawatan, namun ternyata nyawanya tak terselamatkan.
Setibanya di rumah duka yang berada di di Kampung Mulyasari, Desa Gandasari, Kecamatan Katapang, Kabupaten Bandung, sekitar pukul 09.00 WIB, jenazah disambut Isak tangis dari keluarga dan kerabat.
Jenazah Difka, dimakamkan di pemakaman keluarga yang berada di kampungnya, tak jauh dari rumahnya, dan berjarak sekitar 100 meter.
Ratusan orang turut mengantarkan kepergian Difka ke tempat peristirahatan abadinya, begitu juga dengan teman satu timnya, yang turut mengantarkannya. Di rumah duka terdapat beberapa karangan bunga ucapan bela sungkawa.
Keluarga dan kerabat tentu sangat terpukul dengan kepergian Difka, yang begitu cepat dan sangat tidak disangka. Terutama ayah dan ibu dari Difka, yang terlihat meneteskan air matanya seakan tak henti-hentinya.
Bahkan beberapa jam setelah pemakaman pun, Dian Diana (40) ayah dari Difka, dan Septi Diana Putri (34) ibu dari pesepak bola ini, masih kerap meneteskan air matanya, saat mengingat anak sulungnya itu. Keduanya terlihat sangat terpukul dengan kepergian Difka.
Dian mengaku, saat berada di tribun untuk menyaksikan anaknya berlaga, tiba-tiba dipanggil pelatih diinformasikan Difka pingsan.
"Awalnya, saya melihat anak saya melakukan pemanasan, lalu pergi katanya ke toilet," kata Dian. yang kerap meneteskan air matanya, saat mengingat anaknya.
Dian mengungkapkan, saat itu ia melihat ada ambulan, awalnya menyangka untuk pemain yang cedera karena memang ada pemain yang cedera saat itu.
"Tak lama, memanggilnya dan memberi tahu bahwa Difka pingsan, saya kira pingsan biasa. Pas dilihat keluar darah dari hidung dan telinganya," ujar Dian.
Dian mengungkapkan, saat di lokasi sebelum dibawa ambulan, terlihat masih bernafas.
"Namun, saat tiba di rumah sakit, dinyatakan sudah tak ada," katanya sambil mengusap air matanya.