18 Tahun Jadi Honorer di Siak,Akhirnya Nikmatur Rohmah Terima SK PPPK,Penempatan Jauh dari Rumah
TRIBUNPEKANBARU.COM, SIAK - Kesabaran selama 18 tahun menjadi guru honorer akhirnya berbuah manis. Nikmatur Rohmah (40) tersenyum haru dengan mata berkaca-kaca di detik-detik penerimaan SK Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), Rabu (26/6/2024) sore kemarin di aula SMAN 1 Siak.
“18 tahun lamanya saya menunggu momen ini, akhinya terkabul juga. Saya merasakan haru, penuh syukur, senang dan bahagia,” ujarnya kala disapa Tribunpekanbaru.com di lokasi.
Ibu dua anak itu tinggal di Kelurahan Kampung Rempak, Kecamatan Siak. Rumahnya tidak jauh dari gedung LAMR Siak.
Setiap pagi, ia mengendarai sepeda motor untuk pergi mengajar ke SMAN 2 Siak, yang berada di kampung Suak Lanjut. Berjarak sekitar 2 Km dari rumahnya atau 5 menit waktu tempuh menggunakan sepeda motor.
“Menjadi guru honorer di SMAN 2 Siak sejak 2006, sebelumnya saya sudah pindah-pindah, ngajar di sekolah swasta juga pernah,” ujar Nikmatur.
Sejak 2006 itu ia tercatat sebagai guru bantu provinsi. Selama berkarir menjadi guru, sebelum tanggal usia jatuh pada angka 35, Nikmatur sering mengikuti tes CPNS. Tetapi nasib mujur belum dapat diraih, hingga ahirnya harapan itu sirna begitu usia menginjak 35 tahun sebagai batas akhir untuk penerimaan CPNS.
Secercah harapan muncul begitu pemerintah menetapkan kebijakan PPPK. Nikmatur yang semula sudah pasrah menjadi guru honor sepanjang hidup, kini bergairah kembali untuk melanjutkan perjuangan menjadi pegawai negeri.
“Alhamdulillah, akhirnya saya menerima SK, ini best moment dalam hidup saya, doa dan dukungan dari keluarga saya dan semua pihak,” katanya.
Tahapan -tahapan tes pada penerimaan PPPK kembali digeluti Nikmatur Rohmah. Akhirnya namanya dinyatakan lulus dan menerima SK. Hanya saja, penempatannya terlalu jauh dari rumahnya.
“Saya ditempatkan di SMKN 1 Sungai Apit, tapi ya sudahlah, jalani saja dulu,” kata Nikmatur lagi.
Sekolah barunya itu terbentang sejauh 60 Km dengan jarak tempuh 1 jam 22 menit dari rumahnya. Jika membayangkan harus bolak-balik setiap hari, sangatlah berat baginya.
“Tapi ya sudahlah, saya tetap bersyukur dan jalani saja dulu, tentu berharap penugasan kalau bisa tetap di SMAN 2 Siak,” ujar Bu Guru murah senyum itu.
Nikmatur Rohmah akan menjalani tugasnya sebagai pendidik sebaik-baiknya. Baginya, keikhlasan guru dalam mengajar sangat menentukan proses transformasi ilmu kepada anak murid.
“Mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan dalam melaksanakan pengabdian berikutnya,” katanya.
Nikmatur Rohmah merupakan guru mata pelajaran bahasa Inggris. Ia lulusan sastra Inggris dari Fakultas Adab dan Humaniora UIN Malang.
Ia bukan satu-satunya guru honorer yang paling lama mengabdi. Rekan-rekannya juga masih banyak yang telah malang melintang berstatus sebagai guru honorer tetapi tetap menjalani pengabdian dengan ikhlas.
Di antara guru yang lain, ada Wan Zul, seorang penyandang disabilitas yang juga diangkat menjadi PPPK. Ia sudah 5 tahun menjadi guru honorer di SLB Siak.
“Saya sangat bersyukur akhirnya diangkat menjadi pegawai, ini untuk istri dan anak saya,” kata Wan Zul.
Nikmatur Rohmah dan Wan Zul adalah dua di antara 204 orang yang menerima SK PPPK sore itu. Menariknya, SK mereka langsung diserahkan PJ Gubernur Riau SF Hariyanto, yang didampingi Plt Kepala Dinas Pendidikan Riau, Roni Rakhmat dan Kepala Dinas BKD Riau, Maamun Murod. Kegiatan juga dihadiri Wakil Bupati Siak Husni Merza, Sekdakab Siak, Arfan Usman, Kepala Dinas PU Tarukim Siak, Irving Kahar Arifin, Kacabdis Riau di Siak, Wildan dan Kepala SMAN 1 Siak Puguh Sutrisno dan jajaran.
Roni Rakhmat dalam laporannya mengatakan, Provinsi Riau mendapatkan 3.057 formasi dengan 51 jenis guru mata pelajaran. Dari jumlah tersebut, yang lulus sebanyak 2.351 orang se -Riau.
“Untuk kabupaten Siak yang lulus sebanyak 204 SK yang hari ini diserahkan,” katanya.
Roni mengatakan, berbagai tahap telah dilakukan untuk penempatan kebutuhan ini. Jika kebutuhan terpenuhi, maka ditempatkan di sekolah terdekat pada dapodik yang belum terisi.
Sementara itu, SF Hariyanto mengatakan telah memenuhi janjinya untuk mengantarkan langsung SK ke guru yang telah lulus PPPK. Ia menyebut momen itu sebagai penantian menjadi kenyataan.
“Alhamdullah, ini penantian menjadi kenyataan, penyerahan SK ini sempat tertunda, karena ada temuan kepegawaian negara untuk peserta yang tidak sesuai,” katanya.
Ia mengatakan, waktu itu permasalahannya kompleks sebab Panselnya dari pusat. Permasalahannya ada pada kesalahan usia, penempatan dan lain-lain.
“Ada juga yang sudah dinyatakan lulus, tapi SK tak keluar. Ini kita bantu, ada 23 orang. Kita ingin dilantik bersama,” ujar SF Hariyanto.
Ia menyemangati penerima SK untuk menjadi guru yang luar biasa. Ia mencontohkan dengan dirinya sendiri yang memulai karir dari jenjang paling bawah, hingga mencapai kepangkatan pegawai yang tertinggi.
“Saya honor tahun 1983, lulus tes 1987 golongan dua, sekarag saya 4 e. Jadi ibu-bapak jangan takut, yang penting adalah tanggungawab, jujur. Tidak boleh nakal. Saya tidak punya siapa siapa, saya orang susah juga dulu, tapi saya komit untuk bertanggungjawab dan jujur,” katanya.
Usai penyerahan SK, para guru meminta swafoto bersama SF Hariyanto. Suasana menjadi cair dan penuh kegembiraan.
(tribunpekanbaru.com/mayonal putra)