12 Tanda Perempuan Alami Kekerasan Psikologis

Pernahkah Bunda merasa berada di hubungan yang membuat Bunda tersiksa? Perasaan tertekan dan tidak nyaman pada suatu hubungan dapat menjadi pertanda Bunda mengalami kekerasan psikologis. Lantas, apa saja tandanya?

Dalam suatu hubungan, seharusnya Bunda merasa disayang, dipedulikan, dan dihargai. Hubungan yang sehat membuat orang di dalamnya merasa bahagia dan memiliki ruang untuk bertumbuh menjadi lebih baik. Ketidakharmonisan suatu hubungan dapat berdampak buruk bagi orang yang terlibat di dalamnya.

Salah satu pertanda hubungan tidak harmonis adalah adanya perasaan tersakiti atau terpojokkan. Bunda mungkin mengalami perlakuan tidak mengenakkan seperti kerap disalahkan atau diragukan dalam banyak hal.

12 tanda perempuan alami kekerasan psikologis

Banner Idul Adha

Tindakan seperti itu dapat dikategorikan sebagai kekerasan psikologis. Yuk, Bunda, kenali tanda perempuan alami kekerasan psikologis berikut ini.

Apa itu kekerasan psikologis?

Melansir dari Womens Law, kekerasan psikologis adalah tindakan kekerasan secara verbal atau perlakuan yang bertujuan menghancurkan harga diri sehingga korban bergantung pada pelaku.

Tak seperti kekerasan fisik, kekerasan psikologis terkadang sulit dikenali. Pelecehan emosional dan psikologis sebagian besar merupakan perilaku non-fisik yang digunakan pelaku untuk mengendalikan, mengisolasi, atau menakuti korban.

Baca Juga : 7 Kebiasaan untuk Jaga Kesehatan Mental, Bunda Perlu Tahu

Apakah pelecehan emosional sama dengan pelecehan psikologis?

Melansir dari Womens Law, beberapa penelitian menunjukkan terdapat sedikit perbedaan di antara keduanya. Pelecehan emosional diyakini lebih luas sehingga pelecehan psikologis dianggap sebagai salah satu bentuk pelecehan emosional.

Pelecehan psikologis juga melibatkan penggunaan taktik verbal dan sosial untuk mengendalikan cara berpikir seseorang, seperti "gaslighting," yang belum tentu sama dengan bentuk pelecehan emosional lainnya.

Tanda-tanda seseorang alami pelecehan emosional dan psikologi

Bunda mungkin bertanya-tanya, seperti apa tanda seseorang alami pelecehan psikologis? Melansir dari Womens Law, tanda pelecehan psikologis terkadang sulit dikenali karena terjadi perlahan-lahan dalam suatu hubungan. Mungkin pada awalnya, pasangan Bunda berperilaku selayaknya pasangan yang baik, namun lama kelamaan mulai menunjukkan perubahan yang buruk.

Ketika pergeseran perilaku ini terjadi, sangat wajar jika Bunda merasa kaget, bingung, bahkan malu. Seringkali sulit untuk memutuskan apakah perilaku tertentu bersifat kasar secara psikologis, terutama jika Bunda tumbuh dewasa menyaksikan pelecehan di rumah. Namun, Bunda dapat mengenali tanda-tanda Bunda alami pelecehan psikologis di antaranya:

  1. Dipermalukan di depan orang lain.
  2. Dipanggil dengan nama-nama yang menghina, seperti "bodoh," "menjijikkan," atau "tidak berharga".
  3. Pasangan menjadi marah dan menakutkan.
  4. Diancam akan disakiti atau akan menyakiti orang yang Bunda sayangi atau hewan peliharaan Bunda.
  5. Pelaku mengancam untuk menyakiti dirinya sendiri ketika kesal dengan Bunda.
  6. Pelaku mengatakan hal-hal seperti, "Jika aku tidak bisa memilikimu, maka tidak ada yang bisa”.
  7. Pelaku berusaha mengatur hal-hal pribadi Bunda, seperti apa yang Bunda kenakan atau makan.
  8. Pelaku selalu bertingkah cemburu, termasuk terus menerus menuduh Bunda selingkuh.
  9. Pelaku berpura-pura tidak mengerti apa yang Bunda katakan, membuat Bunda merasa bodoh, atau menolak untuk mendengarkan pikiran dan pendapat Bunda.
  10. Pelaku sering mempertanyakan ingatan Bunda tentang peristiwa atau menyangkal bahwa suatu peristiwa terjadi seperti yang Bunda katakan, bahkan ketika pelaku tahu bahwa Bunda benar.
  11. Pelaku mengubah topik pembicaraan setiap kali Bunda mencoba memulai percakapan dengan pelaku tentang apa yang Bunda rasakan.
  12. Pelaku membuat Bunda merasa tidak penting atau kurang penting dibandingkan dengan pelaku. 

Bentuk pelecehan emosional dan psikologis

Melansir dari Womens Law, terdapat beragam bentuk pelecehan emosional dan psikologis, di antaranya pelecehan terhadap hewan peliharaan, kepada diri sendiri, dan kerap menyakiti orang lain.

1. Pelecehan terhadap hewan peliharaan

Hewan peliharaan umumnya dipandang sebagai anggota keluarga dan teman yang berharga. Untuk memegang kendali atas orang lain, pelaku pelecehan psikologis kerap menyakiti hewan peliharaan dengan cara-cara berikut ini.

  • Mengancam atau menyakiti hewan peliharaan.
  • Memaksa Bunda untuk menyakiti atau membunuh hewan peliharaan.
  • Menggunakan hewan peliharaan sebagai alat untuk mengancam Bunda.

2. Mengancam untuk melukai diri sendiri

Ketika pasangan sering mengancam akan melukai dirinya sendiri ketika Bunda tidak melakukan apa yang ia ingin Bunda lakukan, ini adalah bentuk pelecehan emosional dan psikologis. Penyalahguna menggunakan cinta untuk memanipulasi dan mengendalikan Bunda adalah tindakan pelecehan. Jika Bunda mendapati hal ini, jangan ikuti tindakan pelaku dan jangan merasa bertanggung jawab atas tindakan yang pelaku lakukan.

3. Tindakan pelecehan kepada Bunda

Dalam hubungan yang tidak sehat secara emosional dan psikologis, pelaku akan melakukan banyak upaya untuk memutuskan semua ikatan emosional yang Bunda miliki dengan orang lain sehingga Bunda akan bergantung dengan pelaku. Beberapa tindakan dari upaya isolasi ini di antaranya:

  • Mencegah Bunda bersosialisasi dengan keluarga atau teman.
  • Ingin tahu apa yang Bunda lakukan sepanjang waktu.
  • Membatasi akses transportasi sehingga Bunda tidak dapat meninggalkan rumah.
  • Cemburu dengan waktu yang Bunda habiskan bersama keluarga atau teman.
  • Ingin Bunda meminta izin sebelum melakukan sesuatu atau menghabiskan waktu dengan orang lain.
  • Selalu memutarbalikkan fakta dan membuat Bunda meragukan diri sendiri (gaslighting). 

Dampak pelecehan psikologis dan emosional

Pelecehan emosional dan psikologis dapat memiliki efek jangka pendek dan jangka panjang yang parah. Jenis pelecehan ini dapat memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Bunda mungkin mengalami perasaan bingung, cemas, malu, bersalah, sering menangis, terlalu patuh, tidak berdaya, dan banyak lagi.

Pelecehan emosional jangka panjang juga dapat mengakibatkan beberapa masalah kesehatan, termasuk depresi, kecemasan, penyalahgunaan zat, nyeri kronis, dan banyak lagi.

Penting untuk mendapatkan dukungan emosional untuk membantu Bunda mengatasi trauma pelecehan emosional dan psikologis. Bunda dapat menemui psikolog atau psikiater untuk mendapatkan pertolongan.

Apa yang dapat dilakukan jika menjadi korban pelecehan emosional dan psikologis?

Jika Bunda adalah korban pelecehan emosional dan psikologis, Bunda mungkin ragu untuk mencari bantuan atau memberi tahu teman dan keluarga karena takut mereka tidak akan mempercayai atau menganggap serius. Namun, mencari bantuan dan dukungan sangat penting untuk mengakhiri hubungan yang kasar secara emosional atau psikologis tersebut,

Efek dari pelecehan ini sangat serius dan rentan meningkat menjadi kekerasan fisik. Bunda dapat menemui psikolog atau psikiater untuk mendapatkan pertolongan.

Dalam kondisi parah, Bunda juga dapat meminta bantuan pada pihak yang berwenang. Bunda dapat menghubungi polisi setempat atau membuat laporan via daring ke SAPA 129. Selain itu, Bunda juga dapat melaporkan pada Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Bunda, itulah tanda perempuan mengalami kekerasan psikologis. Jika Bunda merasa mengalami hal-hal di atas, segera temui psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan yang tepat dan jangan ragu untuk melaporkan pada pihak berwajib. Semoga informasinya bermanfaat, Bunda.

Pilihan Redaksi

    Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

    OTHER NEWS

    1 hour ago

    PKB Soal PKS Usung Anies-Sohibul Iman: Blunder, Sangat Bahaya

    1 hour ago

    Kisah Tragis Mata Hari, Penari Erotis Sekaligus Mata-mata Untuk 2 Negara, Pernah Tinggal Di Malang

    1 hour ago

    Data BAIS TNI dan INAFIS Polri Diduga Bocor dan Dijual di Dark Web

    1 hour ago

    Parkir Mobil Depan Masjid Istiqlal Rp 150 Ribu, Aktor Peminta Sudah Keok

    1 hour ago

    Warga Perancis Ancam BAB di Sungai Seine Jelang Olimpiade Paris 2024, Ada Apa?

    1 hour ago

    Jadi Bagian Keluarga Cendana,Mayangsari Mantu Soeharto Punya Sederet Bisnis,Ini Sumber Kekayaannya

    1 hour ago

    Diisukan ke Bali United, Ragnar Oratmangoen Tegaskan Masih Mau Main di Eropa, Liga 1 Bukan Prioritas!

    1 hour ago

    Daftar Tim Lolos ke 16 Besar EURO 2024 - Austria dan Slovenia Ukir Sejarah, Tim Peringkat 3 Dunia Masih Berburu Tiket Sisa

    1 hour ago

    Ini Dua Nama Bakal Cawagub Anies yang Ditawarkan PKB ke PKS

    1 hour ago

    Honda BR-V N7X Edition Tampil Ganteng Pakai Air Suspension

    1 hour ago

    PENGANTIN Pria Nangis Sesenggukan Usai Akad,15 Tahun Pacaran Akhirnya Bisa Nikahi Pujaan Hati

    1 hour ago

    Ramalan Zodiak Aries,Taurus dan Gemini Kamis 27 Juni 2024: Cinta,Karier,Keuangan,dan Kesehatan

    1 hour ago

    Teddy Tjahjono Resmi Mundur dari Persib Bandung Akhir Juli, Ini Penggantinya

    1 hour ago

    Vietnam Minta Bantuan China untuk Bangun Kereta Cepat, Saingi RI?

    1 hour ago

    ASEAN Cup U-16 2024 - Pelatih Brunei Beberkan Kondisi Pemainnya yang Masuk UGD Setelah Lawan Vietnam

    1 hour ago

    Euro 2024: Hancurkan Belanda Setelah 30 Tahun,Rangnick Bawa Austria Melaju ke Babak 16 Besar

    1 hour ago

    Ukraina vs Belgia di Euro 2024 Malam Ini: Prediksi Skor, Susunan Pemian, dan Rekor Head to Head

    1 hour ago

    Klasemen Akhir Grup C EURO 2024 - Regu Paling Miskin Gol, 2 Tim Tak Perlu Menang untuk Temani Inggris Lolos

    1 hour ago

    Olimpiade Paris 2024 - Nyali Anti-Ciut, An Se-young Justru Penasaran Cicipi Atmosfer Menegangkan Main di Olimpiade

    1 hour ago

    ASEAN Cup U-16 2024 - Menang 15-0 di Laga Perdana, Pelatih Vietnam Kecewa ke Pemain Usai Ditahan Kamboja

    2 hrs ago

    27 Nama Dipanggil ke TC Timnas Putri untuk Hadapi Hong Kong, Ada Pemain Diaspora

    2 hrs ago

    Ketua OJK Sebut Ekonomi Global di 2025 Tak Pasti

    2 hrs ago

    Ribuan Pekerja Tekstil Demo Besar-besaran Besok Imbas PHK Massal

    2 hrs ago

    Kapolda Metro: Ngapain Duit Buat Top Up Judol, Kalau Dibeliin Makanan Okelah

    2 hrs ago

    Cara Tarik Tunai dan Setor Tanpa Kartu di ATM BRI

    2 hrs ago

    10 Basic Fashion Item untuk Perempuan yang Wajib Kamu Punya

    2 hrs ago

    Mobil Warga Depok Jeblos ke "Septic Tank" saat Mesin Dipanaskan

    2 hrs ago

    3 Kesalahan Orang Tua Penyebab Anak Narsistik Menurut Ahli Saraf, Hindari Segera

    2 hrs ago

    Mengapa PKS tak Jadi Sohibul Cagub? Ini Cerita Lobi-Lobi dengan Anies

    2 hrs ago

    Jalan-Jalan ke Jakarta Fair 2024, Coba Jajal Giant Pack Jajanan Ini!

    2 hrs ago

    Sosok Bek Asing Baru Persebaya Surabaya Terjawab,Slavko Damjanovic Punya Modal Juara

    2 hrs ago

    Raja Sapta Oktohari: Panjat Tebing Berpeluang Besar Raih Medali di Olimpiade

    2 hrs ago

    6 Bunga Tahan Panas dan Hujan untuk Mempercantik Taman Anda

    2 hrs ago

    Andrea Belotti Gabung Como 1907, Percaya Klub Bakal Sukses

    2 hrs ago

    Prediksi Skor Georgia vs Portugal di Euro 2024 Dini Hari Nanti: Rekor H2H dan Susunan Pemain

    2 hrs ago

    Abdul Wahab dari Bani Syaibah, Pemegang Kunci Ka'bah yang Baru

    2 hrs ago

    3 Fakta Perayaan Anniversary BLACKPINK 8 Tahun Debut, Fans Tidak Menyambut Positif?

    2 hrs ago

    5 Fakta Keluarga Bruno Mars, Lahir dari Keturunan Pemusik!

    2 hrs ago

    Bantah Dituding Durhaka, Anak yang Laporkan Ibunya Cuma Minta Keadilan

    2 hrs ago

    Via Vallen Tidak Sabar untuk Segera Bertemu Baby A