Apakah Nabi Muhammad Wafat Karena Racun?
Makam Nabi Muhammad di Masjid Nabawi, Madinah
KOMPAS.com - Nabi Muhammad meninggal pada usia 63 tahun di pangkuan istrinya, Aisyah.
Rasulullah wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah atau bertepatan dengan hari Senin, tanggal 8 Juni 632 Masehi.
Nabi Muhammad meninggal karena sakit, tidak lama setelah melaksanakan ibadah haji untuk pertama dan terakhir kalinya.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa kematian Nabi Muhammad karena racun.
Pendapat tersebut sangat beralasan, karena Nabi Muhammad memang pernah diracun oleh seorang perempuan Yahudi usai Perang Khaibar pada tahun 628 Masehi.
Lantas, apakah Nabi Muhammad meninggal karena diracun?
Sejarah singkat Perang Khaibar
Pada tahun 628, umat Islam terlibat peperangan dengan umat Yahudi di Khaibar dalam Perang Khaibar.
Ketika sampai di Khaibar, yang berada sekitar 150 kilometer dari Madinah, Nabi Muhammad meminta orang Yahudi untuk menyerah.
Saat itu, Khaibar menjadi tempat tinggal umat Yahudi sekaligus tempat konsolidasi untuk menyerang umat Islam di Madinah.
Karena penduduk Khaibar menolak, terjadilah perang yang memakan banyak korban. Perang Khaibar diakhiri dengan kemenangan umat Islam.
Perang kemudian ditutup dengan kesepakatan damai antara dua belah pihak. Dalam kesepakatan, disetujui bahwa penduduk Khaibar harus menyerahkan separuh hasil panen mereka kepada umat Islam di Madinah.
Setelah perang berakhir, umat Yahudi di Khaibar dan umat Islam di Madinah hidup dengan damai.
Namun tidak dimungkiri, bahwa beberapa umat Yahudi di Khaibar masih menyimpan dendam kepada Nabi Muhammad.
Dendam Zainab binti al-Harits
Melansir NU Online, Zainab binti al-Harits, adalah istri dari salah seorang pemimpin Yahudi Bani Nadhir di Khaibar, yang tidak terima dengan keputusan akhir Perang Khaibar sehingga menyimpan dendam kepada Nabi Muhammad.
Zainab kehilangan suami, ayah, dan pamannya dalam Perang Khaibar.
Itulah yang membuat Zainab ingin menyingkirkan pemimpin umat Islam, yakni Nabi Muhammad.
Ketika umat Islam masih berunding dengan umat Yahudi di Khaibar, Zainab telah menjalankan rencananya dengan mulai mencari tahu makanan kesukaan Nabi Muhammad.
Setelah mengetahui bahwa makanan kesukaan Nabi Muhammad adalah bagian dada depan dan pundak domba, Zainab segera menyiapkan daging domba dan menaburinya dengan racun yang paling mematikan.
Zainab memberikan daging domba yang telah diracun setelah Nabi Muhammad selesai menunaikan salat Magrib.
Nabi Muhammad sempat ragu untuk menerima, tetapi Zainab berusaha meyakinkan bahwa daging domba itu adalah hadiah, bukan sedekah.
Akhirnya, Nabi Muhammad menerima daging domba dari Zainab dan memakannya bersama para sahabat.
Ketika hendak menyantap bagian paha depan, Nabi Muhammad mengetahui bahwa daging tersebut mengandung racun.
Riwayat lain mengatakan bahwa Rasulullah mengetahui dari tulang daging domba yang dipegangnya.
Nabi Muhammad sontak meminta para sahabatnya untuk langsung dibekam agar racunnya keluar.
Sayangnya, salah satu sahabat Rasulullah, Bisyr bin al-Barra, meninggal meski sudah mendapatkan penanganan dengan cara bekam.
Efek jangka panjang dari racun
Setelah insiden racun tersebut, Rasulullah baik-baik saja.
Namun, satu hari sebelum wafatnya, Nabi Muhammad mengaku merasakan sakit akibat racun dalam peristiwa Khaibar.
Hal itu seperti diriwayatkan dalam hadis Imam Bukhari, "Sekarang saatnya aku merasakan terputusnya urat nadiku karena racun tersebut," kata Nabi Muhammad.
Para ulama menafsirkan bahwa racun yang diberikan Zainab ternyata meninggalkan efek jangka panjang terhadap kesehatan Rasulullah.
Itulah mengapa, ketika Nabi Muhammad wafat pada tanggal 8 Juni 632, setelah mengalami sakit kepala dan demam tinggi selama beberapa waktu, ada yang mengatakan bahwa meninggalnya karena racun.
Nabi Muhammad wafat di Kota Madinah. Jasadnya dikebumikan di Kompleks Masjid Nabawi, yang saat ini di bawah naungan Kubah Hijau.