Diduga Ketahuan Berselingkuh dengan Ibu Tiri,Lie Pin Chien Cekik Rita Sinaga hingga Tewas
TRIBUNPEKANBARU.COM - Warga Jalan Gelugur Rimbun, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, Sabtu (1/6/2024 dibuat geger.
Seorang perempuan bernama Rita Jelita Sinaga ditemukan tewas.
Di rumah itu, Rita tinggal serumah dengan kekasihnya Lie Pin Chien alias Johny (42).
Awalnya, keduanya ini sempat dikira merupakan pasangan suami istri.
Johny kini sudah ditetapkan sebagai tersangka meski sebelumnya berupaya merekayasa kasus tersebut.
Johny merancang skenario agar Rita terlihat tewas karena bunuh diri.
Menurut Kapolsek Sunggal, Kompol Bambang Gumanti Hutabarat, pihaknya telah menetapkan status tersangka terhadap pelaku.
"Kasus ini bermula dari kecurigaan ayah korban, yang tidak percaya bahwa anaknya meninggal karena gantung diri," kata Bambang, Minggu (16/6/2024).
Katanya, setelah kejadian itu orang tua korban pun langsung membuat laporan resmi kepada pihak kepolisian.
Petugas yang menerima laporan terkait temuan mayat korban pun, langsung membawanya ke rumah sakit Bhayangkara Medan untuk dilakukan autopsi.
"Setelah adanya hasil medis, diketahui bahwa korban meninggal bukan karena gantung diri, tetapi karena dibunuh oleh Lie Pin Chien alias Johny," sebutnya.
Lebih lanjut, Bambang mengatakan, setelah adanya hasil autopsi dan rangkaian penyelidikan pihaknya pun langsung menangkap pelaku.
Saat ini ini, pelaku pun telah di tahan dan akan menjalani proses hukum lebih lanjut.
"Terhadap pelaku dijerat dengan pasal 340 Subs Pasal 338 KUHPidana, dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup dan atau hukuman mati," pungkasnya.
Bambang mengatakan pembunuhan itu terjadi di kediaman keduanya yang berada di Jalan Gelugur Rimbun, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Deliserdang, Jumat (31/5/2024).
"Awalnya korban pulang ke rumah, lalu korban masuk ke kamarnya dan meminta pelaku untuk mengusuk badannya" kata Bambang.
"Kemudian, pelaku ini mengusuk badan bagian belakang korban hingga korban pun tertidur sekira pukul 02.30 WIB," sambungnya.
Bambang menjelaskan, selang beberapa jam kemudian korban membangunkan pelaku dan mengajaknya untuk pergi berwisata ke Berastagi.
"Pada saat itu, pelaku ini menolak ajakan korban, lalu saat itu korban memukul badan pelaku berkali-kali dan menarik narik baju pelaku," sebutnya.
Dijelaskannya, saat itu pelaku ini pun emosi dan langsung mencekik leher korban dengan menggunakan kedua tangannya.
"Korban dicekik oleh pelaku sekuat tenaga, selama kurang lebih sekitar lima menit dengan posisi saat itu pelaku dan korban duduk berhadap-hadapan," ujarnya.
Ia mengungkapkan, akibat cekikan itu korban pun lemas dan meninggal dunia.
Setelah itu pelaku pun mencoba merekayasa kasus tewasnya korban.
"Pelaku ini merekayasa seolah-olah korban meninggal karena gantung diri lalu saat itu pelaku memeluk badan korban dan menyeretnya ke ruang dapur," ucapnya.
Kemudian, pelaku mengambil kain sarung yang terletak di ruang tamu lalu mengikatnya di palang kayu yang berada di atas ruang dapur.
"Pelaku ini sempat mencoba untuk mengangkat jenazah korban dan hendak menggantungnya. Namun tersangka tidak kuat mengangkat jenazah korban," ungkapnya.
Lebih lanjut, Bambang menyampaikan, waktu itu pelaku ini meletakkan jenazah korban di atas lantai dapur.
"Pelaku ini kemudian memanggil tetangga, lalu mengatakan bahwa korban meninggal dunia karena gantung diri," katanya.
Sebelumnya, kuasa hukum keluarga korban, Paul J Tambunan, menduga menjadi korban pembunuhan.
Katanya, selama ini korban tinggal bukan bersama suaminya melainkan teman prianya berinisial LPC.
"Kutanya kemarin sama penyidik hasil otopsinya. Katanya yang seperti kami lihat, kalau seperti yang kami lihat, secara kasat mata, berarti benarlah ada tanda-tanda kekerasan, tangannya biru-biru, punggung kanan dan jari biru memar, lehernya merah," kata Paul kepada Tribun Medan, Jumat (14/6/2024).
Ia mengatakan, banyak kejanggalan dalam kasus tewasnya korban dan diduga pelaku yang diduga kuat merupakan teman pria korban, telah merencanakan pembunuhan tersebut.
"Menurut cerita dari teman korban, korban ini sempat memergoki teman prianya ini selingkuh dengan ibu tirinya (LPC) di dalam kamar," sebutnya.
"Itu kejadiannya seminggu sebelum dia meninggal, dia cerita langsung sama temannya,"
"Kuat dugaan kami, kalau korban ini memang sengaja dibunuh karena memergoki teman prianya ini selingkuh, atau karena persoalan uang," tambahnya.
Paul juga menjelaskan, sebelum meninggal dunia korban juga sempat berkomunikasi dengan ayah kandungnya.
Saat itu, korban mengatakan berencana membuka usaha jualan dan telah memiliki modal kurang lebih Rp 40 juta.
"Jadi memang kecurigaan keluarga, karena uang itu atau memang hubungan si terduga pelaku ini dengan mamak tirinya, sehingga ini ada dugaan pembunuhan berencana," ucapnya.
"Memang ada duit di rekening teman prianya ini, cuma setelah ditanya, katanya itu uang dia," lanjutnya.
Lebih lanjut, ia dan pihak keluarga minta kepada polisi agar bisa mengungkap kasus tersebut dan memberikan informasi kepada publik.
"Pihak keluarga curiga bukan hanya LPC yang diduga menjadi pelaku, tapi ada pelaku lain. Semoga ini bisa terungkap dan kalau bisa ditampilkan ke publik," ujarnya.
Ayah korban Barita Sinaga, mengatakan awalnya mendapatkan kabar anaknya ini tewas dari menantunya.
Saat itu, menantunya yang merupakan suami korban memberikan kabar bahwa korban telah meninggal dunia, pada Sabtu (1/6/2024) sekira pukul 06.00 WIB.
"Waktu itu menantu saya nelpon, bilang kalau anak saya meninggal bunuh diri. Cuma aku minta video call tapi dia nggak mau," kata Barita
Setelah mendengarkan kabar tersebut, ia langsung pergi ke rumah anaknya yang berada di Jalan Diski Glugur Rimbun, Desa Sei Mencirim, Kecamatan Sunggal, Deliserdang.
Sesampainya di lokasi, dia melihat bahwa di rumah anaknya telah ramai warga dan jasad korban sudah terbaring di atas tikar di ruang tamu.
"Waktu aku datang, suaminya minta agar jasad anakku ini segera dikebumikan, katanya dalam Islam begitu, padahal anak saya beragama Kristen dan menantu saya itu Budha," ucapnya.
Barita pun merasa janggal terhadap kematian anaknya ini, ia pun sempat menanyakan kepada menantunya kronologis kejadian tersebut.
"Aku tanya sama dia siapa yang buka dari gantungan, katanya dia yang buka. Ku bilang kenapa nggak manggil orang, mana mungkin bisa dibuka sendiri," ujarnya.
Katanya, menantunya ini tetap bersikeras bahwa korban meninggal karena gantung diri.
Memang pada saat itu, ada sarung tergantung di dapur rumah mereka.
"Katanya anak saya ini gantung diri di dapur, pakai sarung," tuturnya.
Karena curiga, Barita pun mencoba mencari tahu kepada para tetangga di sekitar rumah anaknya.
"Ada tetangga bilang, kalau ada suara minta tolong dari dalam rumah anakku. Cuma listrik di dalam rumah dimatikan," kata Barita.
Lebih lanjut, dikatakannya, saat itu ia juga sempat melihat kondisi leher jenazah memerah dan tangannya membiru.
Karena merasa adanya kejanggalan, ia pun langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Sunggal.
Pihak kepolisian juga telah, membawa jasad anaknya ke rumah sakit Bhayangkara Medan untuk dilakukan autopsi.
"Kami nggak terima anak kami dibilang meninggal karena gantung diri," sebutnya.
(TRIBUNPEKANBARU.COM)