Disbud Bali Siapkan Standar Kepresidenan, Presiden RI Jokowi Belum Pasti Hadir di PKB XLVI
TRIBUN-BALI.COM – Pemerintah Provinsi Bali menyiapkan pembukaan Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI dengan standar kepresidenan yang akan digelar di Jalan Raya Puputan, Denpasar, Sabtu (15/6). Belum dipastikan Presiden RI Joko Widodo akan hadir membuka PKB.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Prof I Gede Arya Sugiartha mengatakan, panitia juga menyiapkan mobil hias untuk mengantar tamu VVIP dari ruangan transit menuju lokasi acara. Rencananya mobil itu akan dipakai oleh presiden bersama Pj Gubernur Bali ke tempat acara.
“Ada satu mobil hias mengantar tamu VVIP jadi begitu undangan sudah duduk. Yang akan membuka Pak Presiden atau siapa yang akan mebuka bersama Pak Pj Gubernur itu kami akan datang menaiki mobil hias datang ke tempat acara. Dari tempat transit pakai mobil hias langsung duduk di tempat acara," kata Prof Sugiartha, Jumat (14/6).
Tidak hanya tamu VVIP saja yang memakai mobil hias, peserta pawai juga banyak memakai mobil hias. Mengenai konsep acara, persiapan tetap memakai standar kepresidenan karena baginya siapapun yang membuka hajatan tahunan Pemprov Bali ini tetap menampilkan yang terbaik. Tidak menurunkan kualitas karena presiden atau wakil presiden tidak hadir.
Tarian di PKB. (istimewa)
"Siapapun yang mewakili atau mungkin menteri atau kemungkinan tidak ada menteri yang hadir hanya Pak Pj Gubernur tetap memakai mobil hias. Jadi persiapan tetap sekelas presiden datang. Kami tidak mau baru tidak ada presiden, persiapannya lebih jelek. Bukan begitu. Properti yang disiapkan sekelas presiden,” imbuhnya.
Sementara itu Koordinator Tim Kreatif PKB XLVI tahun 2024 I Kadek Wahyudita berpandangan kualitas PKB tahun ini lebih berkualitas dibandingkan tahun lalu berdasarkan dari pantauan media sosial setiap kabupaten/kota. Menurutnya, tidak hanya dilihat dari estetika, tapi juga bagaimana pesan moral berdasarkan tema Jana Kerthi Paramaguna Wirakrama yang memiliki arti harkat martabat manusia unggul.
“Yang perlu antisipasi berapa garapan ada garapan tematik menyajikan kisah-kisah di daerah, baik perjuangan dan kualitas sosok yang unggul yang ada di tiap-tiap daerah," jelas Wahyudita.
Menurut Kadek Wahyudita, kerisauan untuk penampilan itu mengenai durasi yang diberikan oleh panitia untuk tiap-tiap peserta. Sebab, berkaca dari pawai sebelumnya, jumlah setiap daerah melebihi kuota yang diberikan. Tidak menjadi masalah krusial karena euforia masyarakat tidak bisa dibendung.
“Mungkin saja bisa disembunyikan jumlah peserta pasti besok (hari ini) ada yang lebih. Kami minta 250, yang datang 400 orang setiap kabupaten. Itu semua euforia sebuah dukungan masyarakat seniman betul-betul ingin mendukung. Kami suruh 200, tapi tampil 100. Kalau 400 kan itu niat mendukung," paparnya.
Wahyuditas mengimbau masyarakat yang akan menonton untuk datang lebih awal sekitar pukul 16.00. Sebab, beberapa ruas jalan ditutup untuk menghindari kemacetan dan kepadatan menuju lokasi acara. (sar)