Di Pesan Idul Adha, Joe Biden Dorong Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berharap gencatan senjata di Gaza Palestina segera.
WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pada momen Idul Adha, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengadvokasi perjanjian gencatan senjata yang didukung AS di Gaza.
Biden mengatakan pada Minggu (16/6/2024) bahwa hal itu adalah cara terbaik untuk membantu warga sipil yang menderita karena kengerian perang Israel-Hamas.
"Terlalu banyak orang tak berdosa yang terbunuh, termasuk ribuan anak-anak. Banyak keluarga meninggalkan rumah mereka dan melihat komunitas mereka hancur. Termasuk rasa sakit yang mereka alami sangat besar," kata Biden dalam sebuah pernyataan, dikutip dari AFP pada Senin (17/6/2024).
"Saya sangat yakin bahwa proposal gencatan senjata di Gaza tiga fase yang diajukan Israel kepada Hamas dan didukung oleh Dewan Keamanan PBB adalah cara terbaik untuk mengakhiri kekerasan di Gaza dan pada akhirnya mengakhiri perang," tegas dia.
Sebelumnya, AS telah menekan Israel dan Hamas untuk secara resmi menerima perjanjian gencatan senjata yang disetujui oleh anggota Dewan Keamanan pekan lalu, yang akan memungkinkan jeda awal pertempuran selama enam minggu.
Idul Adha, yang menandai kesediaan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya kepada Allah, menjadi hari yang relatif tenang di Gaza.
Yakni setelah Israel mengumumkan “jeda taktis” dalam pertempuran di dekat Rafah untuk memfasilitasi pengiriman bantuan.
Presiden AS menyoroti upaya Amerika untuk mengadvokasi hak-hak komunitas Muslim lainnya yang menghadapi penganiayaan, termasuk etnis Rohingya di Myanmar dan Uighur di China.
Di dalam negeri, pesan Biden pada hari Minggu juga menjanjikan tindakan keras terhadap Islamofobia sebagai seruan langsung kepada Muslim Amerika.
Ini merupakan demografi pemilih utama dalam upaya pemilihan kembali Partai Demokrat melawan saingannya dari Partai Republik, Donald Trump.
"Pemerintahan saya sedang menciptakan strategi nasional untuk melawan Islamofobia dan bentuk-bentuk bias dan diskriminasi terkait, yang tidak hanya berdampak pada umat Islam, tetapi juga orang Amerika keturunan Arab, Sikh, dan Asia Selatan," jelas Biden.