Bukti Kuat Pegi Bisa Menang di Sidang Prapid vs Polisi,Pengacara: Kalau Hakimnya Gak Masuk Angin

TRIBUN-MEDAN.com - Bukti elektronik berupa isi chat menjadi 'kuncian' tim kuasa hukum Pegi Setiawan untuk memenangkan gugatan Praperadilan pada Senin (24/6/2024) mendatang.

Pasalnya, isi chat yang berasal dari percakapan antara teman Pegi, Dede Kurniawan dengan Pegi Setiawan menjadi bukti kuat di persidangan nanti.

Hal itu diungkapkan salah satu kuasa hukum Pegi Setiawan, Toni RM usai mendampingi Dede Kurniawan menghadap penyidik di Mapolres Cirebon Kota pada Sabtu (15/6/2024).

Toni mengatakan Dede sempat menunjukkan bukti chat dia bersama Pegi Setiawan yang berlangsung dari tanggal 27 Juli 2016 hingga September 2016.

Chat tersebut menjadi bukti kuat bahwa Pegi Setiawan berada di Bandung, Jawa Barat saat peristiwa terjadi.

Pada bulan tanggal 3 Agustus 2016, Dede sempat bertanya kapan Pegi Setiawan balik dari Bandung ke Cirebon.

Namun Pegi Setiawan baru membalas chat Dede pada tanggal 1 September 2016.

"Sampai dijawab 1 September saya tidak jadi pulang (ke Cirebon) karena motor saya dirampas oleh polisi. Ini sudah sangat jelas bukti yang sangat kuat. Bahwa komunikasi antara Dede dengan Pegi Setiawan menjelang kejadian dari Juli sampai September, memang Pegi Setiawan berada di Bandung dan tidak tahu apa-apa," ujar Toni RM dikutip dari Kompas TV yang tayang pada Sabtu (15/6/2024).

Toni melanjutkan Pegi kemudian menuliskan chat ke Dede bahwa dia tak jadi pulang karena dikira geng motor.

Motornya disita tapi Pegi tetap berpikir bagaimana menebus motor tersebut.

"Jadi dikiranya dia geng motor, motornya disita tapi pikirannya dia tetap nebus makanya dia bilang saya enggak punya uang buat nebusnya. Enggak ada pikiran pelaku pembunuhan, enggak ada," ujarnya.

Menurutnya chat ini diyakini Toni sebagai kuncian untuk memenangkan gugatan di sidang praperadilan nanti.

Ia optimis dapat memenangkan kliennya dari penetapan sebagai tersangka utama pembunuhan Vina dan Eky.

Namun, kemungkinan kalah akan terjadi jika hakim tunggal di sidang tersebut "masuk angin".

"Optimis kalau hakimnya enggak masuk angin udah jelas, sekarang alat buktinya apa? Kalau dari bukti-bukti, saksi-saksi kemudian chat-chat digital yang sudah jelas. Lalu alat bukti dari penyidik apa (menetapkan) Pegi Setiawan sebagai tersangka?" pungkasnya.

Status FB Pegi Dihapus penyidik

Sebelumnya ada upaya tidak fair dari pihak kepolisian dengan menghilangkan status-status FB milik Pegi yang menandakan bahwa dia sedang ada di Bandung.

Hilangnya status-status di akun Facebook milik Pegi berawal ketika Pegi ditangkap.

Di dalam akun Facebook  bernama Pegi Setiawan, sebelumnya terdapat sejumlah status yang ditulisnya pada Agustus 2016.

"Misalnya, tanggal 17 Agustus 2016, ini ada status Pegi Setiawan menuliskan 'Bismillah OTW Bandung sendirian juga, berani'. Kedua, masih di 17 Agustus 2016 juga, Pegi Setiawan menuliskan status 'mengais rezeki di kota orang'. Pada 24 Agustus 2016, Pegi menulis status 'lupa suasana kampung halaman", ujar Toni dalam Kabar Petang di TV One yang tayang pada Senin (10/6/2024).

Toni melanjutkan bahwa Pegi kemudian menuliskan status di FB-nya pada tanggal 1 September 2016.

Namun, Pegi menuliskan status mengenai keluh kesahnya.

"Nah, kejadian (pembunuhan Vina) itu kan 27 agustus 2016, kemudian di tanggal 1 september 2016 Pegi Setiawan menuliskan status dengan kalimat, Ya allah saya enggak tahu apa-apa tentang masalah ini, kenapa saya kena getahnya, cobaan yang kau berikan begitu berat ya allah'," jelasnya.

Toni mengartikan status yang ditulis pada 1 September tersebut karena Pegi telah mendapatkan kabar dari ibunya bahwa rumahnya digeledah polisi pada tanggal 31 Agustus 2016, tiga hari setelah kejadian.

"Nah ini artinya, status-status ini menunjukkan bahwa Pegi Setiawan memang berada di Bandung dalam kurun waktu sebelum dan setelah kejadian memang di Bandung," katanya.

Diminta password

Akun Facebook Pegi Setiawan belakangan mendadak hilang.

Toni menyebut, setelah hilang, beberapa waktu kemudian akun FB Pegi Setiawan muncul lagi.

Namun, status-status yang tertulis di dalam akunnya sudah hilang.

"Namun, setelah muncul lagi akun Facebook itu, status-statusnya sudah pada hilang, sudah diacak-acak," ujar Toni.

Pegi sempat mengaku kepada Toni bahwa penyidik sempat meminta password akun Facebook-nya.

"Jadi, penyidik minta password akun Facebook-nya Pegi Setiawan. Kemudian belakangan, akun Facebook ini sudah tidak ada semua statusnya, memang sudah ada akunnya, tapi statusnya sudah tidak ada," ujar Toni.

Mendengar penjelasan Pegi, Toni menduga bahwa ada upaya penyidik untuk tidak adil dalam pengungkapan kasus ini.

Seharusnya, kata Toni, bukti status tersebut tidak dihilangkan.

Pihak penyidik terkesan ingin mencari-cari kesalahan pada kliennya tersebut.

Peretasan akun FB milik Pegi pun bisa menjadi boomerang terhadap pihak penyidik.

"Jadi biarkan saja justru masyarakat indonesia dengan adanya informasi seperti ini, semakin mencurigai bahwa sesuatu yang menunjukkan bahwa Pegi Setiawan tidak berada di lokasi melainkan berada di Bandung malah dihilangkan malah tidak fair," ujarnya.

Toni akan mempertimbangkan untuk melaporkan masalah ini kepada Divisi Propam Polri.

Eks Kabareskrim optimis menang

Mantan Kabareskrim Polri, Komjen Pol (Purn) Susno Duadji, memprediksi keberuntungan akan berpihak kepada pihak penggugat karena dikawal oleh rakyat Indonesia.

Tim hukum Pegi Setiawan resmi mengajukan gugatan praperadilan di PN Bandung, Jawa Barat terkait penetapan tersangka pada Selasa (11/6/2024) silam.

Dalam perkara ini, Pegi Setiawan diduga menjadi otak pembunuhan kasus yang terjadi pada Agustus 2016.

Pensiunan jenderal bintang tiga Polri tersebut menganalisis bahwa pihak penyidik hingga saat ini masih kesulitan mendapatkan alat bukti lain selain dari keterangan saksi, yaitu saksi Aep dan Dede.

Namun, saksi yang diajukan penyidik sangat lah lemah.

Sebab, ada sejumlah saksi yang menguatkan alibi dari Pegi Setiawan.

Susno pun meminta agar hakim tunggal di praperadilan untuk tidak menggunakan saksi dari penyidik sebagai alat bukti.

Selain saksi lemah, lanjut Susno, pihak penyidik juga belum memiliki cukup alat bukti forensik yang menguatkan Pegi sebagai tersangka.

"Saya menerka alat bukti misalnya diajukan visum, visum pun lemah, tidak bisa karena visum itu tidak menyebut Pegi Setiawan sebagai pelaku. Alat bukti misalnya putusan pengadilan, justru putusan pengadilan yang menyebut nama Pegi itu yang harus dibuktikan, jadi bukan menunjuk bahwa Pegi pelakunya," ujarnya dalam acara Kabar Petang di TV One yang tayang pada Kamis (13/6/2024).

Susno meyakini Pegi Setiawan tidak disebutkan di laporan polisi.

Alat bukti lainnya untuk membuktikan Pegi sebagai tersangka juga sulit didapat seperti bercak darah korban di baju Pegi Setiawan atau bercak sperma di tubuh Vina.

Pasalnya, kasus ini sudah lama tak ditangani.

"Adakah sidik jari Pegi Setiawan yang nempel di alat bukti yang digunakan untuk melakukan kejahatan dan pemerkosaan ini sulit didapat, adakah cctv ini sulit didapat, adakah alat bukti yang tinggal di dalam HP dimana posisi Pegi Setiawan pada 27 agustus 2016 ini sulit didapat. Jadi kita tunggu hakim yang adil," katanya lagi.

Berdasarkan pengalamannya, sebagai Kabareskrim Polri yang menjabat dari 2008 hingga 2009, Susno melihat gugatan praperadilan ini kerap dimenangkan oleh penyidik.

Pihak penggugat biasanya kerap dikalahkan.

Namun, karena kasus ini dalam pengawasan publik, Susno yakin 'pertandingan' ini akan berjalan fair.

"Mudah-mudahan jalannya fair, kalau dilihat dari alat bukti bahwa ini kelihatan sulit menyatakan bahwa penahanan atau penangkapan sah. Itu sulit," pungkasnya.

Polisi Yakin

Pegi Setiawan alias Perong dihadirkan dalam konferensi pers yang dilakukan di Mapolda Jabar di Bandung.

Pegi ditetapkan sebagai salah satu tersangka pembunuhan Rizky dan Vina Cirebon pada 2016.

Pegi alias Perong terlihat menggunakan baju tahanan dengan tangan diborgol ke belakang serta dikawal anggota Polisi.

Sosok Pegi ini sesuai dengan foto yang beredar di media sosial.

Setelah menjalani pemeriksaan, polisi meyakini Pegi yang buron selama delapan tahun adalah orang sama dengan yang telah diamankan.

Direktur Kriminal Umum Polda Jabar, Kombes Pol Surawan mengaku memiliki sejumlah bukti mulai dari kartu keluarga hingga surat-surat kendaraan Pegi.

"Kita yakinkan bahwa PS adalah ini, STNK (sepeda motor) yang digunakan saat kejadian kita amankan.

Kita cek kartu keluarga, ini adalah Pegi Setiawan," ujar Surawan, di Mapolda Jabar, Minggu (26/5/2024).

Proses penangkapan terhadap Pegi berlangsung lama karena Pegi mengubah identitasnya menjadi Robi Irawan saat pindah ke Katapang, Kabupaten Bandung pada 2016.

Selain itu, pelaku bersama ayah kandungnya memperkenalkan dirinya kepada pemilik kontrakan sebagai keponakan.

(*/ Tribun-medan.com)

Baca berita TRIBUN MEDAN lainnya di Google News

Ikuti juga informasi lainnya di Facebook, Instagram , Twitter dan WA Channel

OTHER NEWS

56 minutes ago

Negara Mayoritas Muslim Tajikistan Larang Hijab

56 minutes ago

Resep Perkedel Jagung,Campur dengan Daun Jeruk

1 hour ago

Liburan ke Jakarta Aquarium & Safari, Ada Bajak Laut dan Kapibara

1 hour ago

Tanggapan Reza Artamevia Mengenai Protes Orangtua Tahriq Halilintar soal Status Haji: Lucu,Seru

1 hour ago

KY Terima Aduan KPK Terkait Majelis Hakim PN Jakpus yang Bebaskan Gazalba Saleh

1 hour ago

Cara Aman Menyadap WhatsApp Pasangan Lewat Google Agar Tak Ketahuan

1 hour ago

Kisah Kakek Rasidi Hilang 2 Tahun,Kini Ditemukan di Hutan,Tangis Keluarga Pecah Tahu Penyebabnya

1 hour ago

Terlibat Judi Sabung Ayam, Kapolsek Kehilangan Jabatan

1 hour ago

Alberto Rodriguez Out dari Persib Condong ke Liga India,Ulah dari Agen Dadakan Eks Idola Bobotoh?

1 hour ago

Elen Setiadi Akui Baru Pertama Kali Jadi Gubernur,Terharu Ditunjuk Mendagri Jadi Pj Gubernur Sumsel

1 hour ago

Satu Pemain Datang,Satu Pemain Pergi,Ini Nama-nama Pemain Persib Bandung Terkini

1 hour ago

ASEAN Cup U-16 2024 - Tiga Tim Angkat Koper, Nasib Timor Leste di Tangan Thailand

1 hour ago

Bos Fintech Ungkap Dampak AI Deepfake, Bisa Bikin Bobol Industri Keuangan Digital

1 hour ago

SOSOK MR,Pria Sumbar Meninggal Saat Nyawer Biduan Dangdut di Panggung,Riwayat Sakit Terkuak

1 hour ago

Ditahan Imbang Polandia 1-1: Prancis Putus Tradisi Juara Grup,Mbappe Dekati Rekor Legendaris

1 hour ago

Menteri ESDM Lantik Luky Yusgiantoro Jadi Sekretaris SKK Migas

1 hour ago

Tabiat Asli Rani di Film Ipar adalah Maut Buat Denny Sumargo Merinding,Diungkap TikToker Eliza

1 hour ago

6 Fakta Menarik Trigger Warning yang Duduki Peringkat 1 Netflix Amerika Serikat

1 hour ago

4 Aktivitas Liburan Sekolah di Arena Bermain Buumi Playscape, Ada Playcamp Summer Holiday

1 hour ago

5 Olahraga Ini Bisa Bikin Lengan Makin Kecil dan Seksi

1 hour ago

7 Manfaat dan Kandungan Nutrisi Talas untuk Kesehatan Tubuh

1 hour ago

Pelapor Logo Plesetan NU 'Ulama Nambang' Dipanggil Polrestabes Surabaya Pekan Ini

1 hour ago

Gerak-gerik Kejutan Persib Bandung: Alberto Out,Otw Pecundangi Bali United atau Persija-Persebaya?

1 hour ago

Teddy Tjahjono Resmi Mundur dari Persib Bandung

1 hour ago

Bursa Cagub Jakarta PDIP: Ridwan Kamil dan Kaesang Tak Masuk Radar

1 hour ago

Server PDN Sementara di Surabaya Diretas Hacker, Begini Saran Jusuf Kalla untuk Pemerintah

1 hour ago

5 Rekomendasi Drakor dengan Kisah Cinta Pertama yang Bikin Baper, Banyak Tayang di Netflix!

1 hour ago

KPK Yakini HP Hasto Beri Petunjuk Keberadaan Harun Masiku

1 hour ago

Timnas U-16 Indonesia Bantai Filipina, Evandra: Hasil Baik, Isi Pertandingan Kurang

1 hour ago

Ketua RW Ini Ungkap Kebiasaan Terpidana, Yakin Bukan Pegi dan Mereka yang Bunuh Vina

1 hour ago

Tiga Transformasi Bruno Moreira di Persebaya Surabaya Musim Depan,Kapten Baru Sepeninggal Reva Adi?

2 hrs ago

6 Arti Mimpi Dijaga Khodam, Pertanda Adanya Peringatan, Perlindungan dan Bimbingan Spiritual yang Kuat

2 hrs ago

PSBS Biak Pasang Badan Lawan Persib Bandung di Liga 1,Siap Berikan Kejutan untuk Bojan Hodak

2 hrs ago

8 Tips Cara Mulai Menjaga Pola Hidup Sehat, Apakah Bisa?

2 hrs ago

PKS Ungkap Alasan Batal Usung Sohibul Iman Jadi Calon Gubernur DKI Jakarta 2024

2 hrs ago

Ketua Komisi V dan Menhub Siap-siap Saja, KPK Menunggu Sidang Selesai

2 hrs ago

3 Shio Ini Diramalkan Akan Tajir Melintir hingga Tabungan Berlimpah di Bulan Juli 2024, Cek Ada Shio Kamu?

2 hrs ago

CUAN Promo KFC 26-29 Juni 2024,GRATIS Super Besar 1 New Setiap Transaksi Minimal Rp 120 Ribu

2 hrs ago

Kalah 2-3 dari Austria, Belanda Berharap Lolos dari Peringkat Ketiga Terbaik

2 hrs ago

Hasil Chili vs Argentina di Copa America 2024: Gol Lautaro Antar Messi dkk ke Perempat Final