Berawal dari "Mager", Siswa SMA di Jaksel Bikin Lampu Sensor Suara untuk Pameran Karya P5
Karya pameran P5 siswa SMA Cenderawasih 1, Jakarta Selatan
JAKARTA, KOMPAS.com - Malas gerak (mager) mager jadi inovasi, sebutan yang cocok bagi sekelompok siswa kelas 11 SMA Cenderawasih 1 Jakarta Selatan.
Arya (17), perwakilan kelompok itu mengatakan, dari kemalasannya itu muncul ide membuat karya lampu sensor suara yang ditampilkan kelompoknya pada pameran karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5), Jumat (14/6/2024).
"Awalnya saya kepikiran ide membuat lampu sensor suara itu karena mager kalau sudah di kasur mau matikan lampu kamar harus bangun lagi," kata Arya.
Tidurnya jadi terganggu karena harus bangun lagi untuk mematikan lampu kamarnya.
Dengan adanya lampu sensor suara ini, Arya hanya cukup menepuk tangan atau objek lain untuk mematikan atau menghidupkan lampu.
"Menurut saya bisa jadi sensasi baru juga. Daripada hanya pencet saklar saja, jadi lebih seru aja kalau di kamar," kata dia.
Untuk membuat lampu ini, Arya dan kelompoknya menghabiskan uang Rp 90.000.
"Kami press dananya. Ini alat-alat untuk solder saya pinjam dari tukang elektronik," ucap dia.
Diberitakan sebelumnya, para siswa SMA Cenderawasih 1 Jakarta Selatan menampilkan karya kreatif pada pameran P5.
Bahkan terdapat kelompok yang membuat tempat sampah elektrik.
Kepala Sekolah SMA Cenderawasih 1 Jakarta Rizka Surga Nur Azizah bangga dengan karya-karya dari siswa kelas 10 dan 11 pada pameran tahun ini.
Pameran tahun ini lebih banyak menampilkan karya daripada tahun sebelumnya.
"Pastinya dilalui dengan persiapan yang berat. Karena stand pameran lebih banyak tahun ini," kata Rizka.
"Jadi evaluasinya juga lebih banyak," tutur dia.