Pekalongan,Kota Batik yang Menarik Investasi Global dengan Keunikan dan Kemudahannya
TRIBUN-PANTURA.COM, PEKALONGAN - Meski memiliki keterbatasan lahan, Kota Pekalongan masih menjadi magnet kota tujuan para investor untuk menanamkan modal usahanya.
Letaknya yang strategisnya, dan kemudahan fasilitas yang ada menjadi salah satu faktor yang membuat Kota Pekalongan terus berkembang pesat dan menarik bagi investasi global.
Hal ini disampaikan oleh Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid saat membuka kegiatan sosialisasi laporan kegiatan penanaman modal (LKPM) tahun 2024 kepada para pelaku usaha di Kota Pekalongan, berlangsung di Hotel Howard Johnson (Hojo) Pekalongan.
"Alhamdulillah, Kota Pekalongan masih dilirik banyak investor yang minat untuk menanamkan modal usahanya disini," kata Mas Aaf, sapaan akrabnya Wali Kota Pekalongan, Minggu (30/6/2024).
Mas Aaf menyebutkan, bahkan di tahun 2024 ini sudah ada 2 hotel baru yang akan dibangun yakni Hotel Amaris dan Hotel Swiss Bell.
Selain itu, sudah ada izin mall juga. Namun, mall yang mereka tunjuk status tanahnya masih hijau.
"Ada beberapa faktor yang mendukung tingginya minat investor di Kota Pekalongan, di antaranya adanya pendampingan dari dinas provinsi, sudah adanya apresiasi berupa penghargaan untuk pelaku usaha yang rutin melaporkan LKPM," ucapnya.
Disamping itu, sudah ada berbagai fasilitas yang memadai seperti hotel yang sangat representatif, stasiun besar kereta yang juga berhenti di Kota Pekalongan, kuliner yang enak, hingga banyaknya event seperti Hari Jadi Pekalongan, Hari Batik, dan wisata religi dari para habib.
"Alhamdulillah semua lancar, mudah-mudahan investasi di Kota Pekalongan ini bisa naik terus," imbuhnya.
Sementara itu, Kepala DPMPTSP Kota Pekalongan, Beno Heritriono menerangkan bahwa, peserta kegiatan sosialisasi LKPM ini pelaku sektor perindustrian, perdagangan, pariwisata, kesehatan, perikanan dan pertanian.
Kegiatan ini bertujuan untuk, meningkatkan capaian realisasi nilai investasi Kota Pekalongan.
"Untuk target realisasi nilai investasi Kota Pekalongan tahun 2024 sekitar Rp 750 Miliar, sehingga hal ini merupakan tantangan kami untuk melakukan kerjasama OPD teknis terkait untuk bisa melakukan pengawasan bersama, dan monitoring evaluasi secara terpadu," terangnya.
Beno berharap, dengan diadakany bimtek ini, kepatuhan perizinan terhadap pelaku usaha dan ekonomi yang ada di Kota Batik lebih meningkat dan optimal lagi.
"Disamping itu, harapannya juga bisa meningkatkan perekonomian dan mengurangi pengangguran terbuka, serta iklim investasi di Kota Pekalongan bisa lebih nyaman, aman, kondusif, dan menjanjikan," tambahnya. (*)