Diogo Costa,Kiper Pemecah Rekor Adu Penalti Piala Eropa Sejak 1960
==> Diogo Costa yang kelahiran Swiss menjadi penjaga gawang pertama yang menggagalkan tiga tendangan dalam adu penalti sepanjang sejarah penyelenggaraan Piala Eropa sejak 1960.
===
Diogo Costa (25) menjadi bintang dan pemain terbaik perdelapan final Piala Eropa 2024 antara Portugal kontra Slovenia, Selasa (2/7/2024), di Frankfurt Arena.
Diogo satu-satunya penjaga gawang yang mencetak sejarah baru Piala Eropa sejak 1960.
Pasalnya, baru dia kiper yang berhasil menangkap bola tiga kali berturut-turut lewat drama adu penalti.
Kebintangan kiper timnas Portugal itu pun semakin menjadi.
Diogo Costa yang juga kiper FC Porto dari Primeira Liga Portugal, menggagalkan tiga eksekusi tendangan 12 pas Slovenia dalam adu penalti.
Costa yang kelahiran Swiss menggagalkan tiga tendangan beruntun dari pemain Slovenia.
Sebelum adu penalti, Costa menggagalkan peluang emas Slovenia memenangi laga pada masa perpanjangan waktu atau menit ke-111.
Diawali bek Pepe yang lengah mengontrol bola sehingga penyerang Benjamin Sesko menguasai dan menggiring si kulit bundar dari sektor kiri ke kotak penalti.
Costa berhadapan dengan Sesko, penyerang RB Leipzig dari Bundesliga Jerman.
Tembakan akurat ke gawang dari Sesko gagal berbuah gol karena mental mengenai kaki kiri Costa.
”Saat membuat penyelamatan dari tembakan Sesko itu, saya berpikir kilat bisa melakukannya karena membaca bahasa tubuhnya dan akhirnya membantu tim,” kata Costa seusai laga.
Selanjutnya adalah sejarah.
Dalam adu penalti, Costa mementahkan tiga tendangan dari gelandang pengganti Josip Ilicic, bek Jure Balkovec, dan gelandang pengganti Benjamin Verbic.
Eksekusi penalti oleh penyerang dan kapten Cristiano Ronaldo, gelandang serang Bruno Fernandes, dan sayap serang Bernardo Silva sukses mempermalukan kiper dan kapten Jan Oblak.
Sebelum adu penalti, Costa dan Oblak bersalaman.
Aksi berjibaku kiper Portugal, Diogo Costa, dalam pertandingan babak 16 besar antara Portugal dan Slovenia di Piala Eropa 2024 di Frankfurt Arena, Jerman, 1 Juli 2024. AP PHOTO/ARIEL SCHALIT
Mereka memperlihatkan respek dan penghormatan dalam situasi pamungkas.
Costa mendapat kesempatan pertama dan sukses mematahkan tendangan Ilicic ke kanan.
Oblak gagal menjangkau tendangan Ronaldo ke kiri.
Costa kembali menggagalkan tendangan Balkovec ke kiri.
Fernandes menaklukkan Oblak dengan tendangan ke kiri.
Costa lagi-lagi menjegal tendangan Verbic ke kiri. Silva menentukan kemenangan dengan tendangan ke kanan.
”Saya melakukannya dengan cara berbeda. Saya mengikuti insting. Saya pikir menjadi keputusan terbaik dan ternyata tepat. Kami telah menganalisis para penendang penalti, tetapi para pemain berubah begitu pula cara mereka menendang. Yang terpenting, saya bisa membantu tim,” kata Costa.
Belum pernah ada kiper yang mampu menepis tiga tendangan penalti secara beruntun di Piala Eropa.
Untuk itu, Panel Pengamat Teknis UEFA menobatkan Costa sebagai pemain terbaik pertandingan di Frankfurt Arena.
”Selain membuat tiga penyelamatan penalti yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam adu penalti, Costa membuat penyelamatan satu lawan satu yang hebat di perpanjangan waktu melawan Sesko."
"Costa memperlihatkan tingkat konsentrasi amat tinggi selama pertandingan yang merupakan ciri khas kiper terbaik pertandingan besar,” tulis Panel Pengamat Teknis di laman UEFA.
Pelatih Portugal Roberto Martinez dari Spanyol menegaskan, Costa adalah rahasia ”A Selecao Das Quinas” di turnamen.
"Ia (Costa) ialah rahasia paling tersembunyi sepak bola Piala Eropa. Hari ini, ia tampil di level berbeda, luar biasa dalam penyelamatan satu lawan satu dan fokus serta kualitas hebat membuat tiga penyelamatan berturut-turut. Kami amat bangga,” ujar mantan juru taktik Belgia ini.
Penampilan gemilang Costa menjadi yang keenam bagi Portugal dalam adu penalti di turnamen mayor Piala Eropa atau Piala Dunia.
Portugal memenangi adu penalti pertama, 8-7, atas Inggris di perempat final Piala Eropa Portugal 2004.
Dua tahun kemudian atau Piala Dunia Jerman 2006, Portugal kembali menang adu penalti, 3-1, atas Inggris.
Kekalahan pertama adu penalti diderita Portugal dari Spanyol 2-4 di semifinal Piala Eropa Polandia-Ukraina 2012.
Namun, kesempatan berikutnya di Piala Eropa Perancis 2016, Portugal menang adu penalti 4-6 atas Polandia di perempat final.
Turnamen itu kemudian dimenangi Portugal 1-0 atas Perancis di final.
Selanjutnya, Portugal kalah 0-3 dari Chile dalam adu penalti semifinal Piala Konfederasi 2017.
Nasib berubah di Frankfurt Arena seolah membayar kegagalan tujuh tahun silam.
Costa telah tampil di 26 laga bersama Portugal sejak debut pada 9 Oktober 2021 era Pelatih Fernando Santos yang memenangi Euro 2016.
Penampilan perdananya di usia 22 tahun dan 20 hari tanpa kebobolan dalam laga persahabatan yang dimenangi Portugal 3-0 atas Qatar, tuan rumah Piala Dunia 2022.
Penjaga gawang Portugal, Diogo Costa, dan penyerang sayap Bernardo Silva melakukan selebrasi setelah pertandingan babak 16 besar Piala Eropa 2024 antara Portugal dan Slovenia di Frankfurt Arena, Jerman, Selasa (2/7/2024) dini hari WIB. AFP/JAVIER SORIANO
Selanjutnya, di turnamen terakbar di Qatar itu, Costa menjadi pemain termuda bagi Portugal dan turun penuh di lima laga dari penyisihan sampai terhenti di perempat final karena kalah 0-1 dari Maroko.
Meski lahir di Swiss, Costa tumbuh dan berkembang di Vila das Aves, utara Porto.
Sejak kecil, Costa memang bercita-cita menjadi kiper dengan idola Vitor Baia, legenda FC Porto dan bergabung dengan akademi muda klub tersebut pada 2011.
Costa masuk tim cadangan enam tahun kemudian dan melakoni debut senior pada 2019.
Kiper legendaris Real Madrid dan Spanyol, Iker Casillas, pemenang Piala Dunia Afrika Selatan 2010, saat bermain di FC Porto beberapa kali memuji Costa sebagai penjaga gawang masa depan.
”Persaingan ketat karena ada Vana dan Fabiano yang kiper hebat tetapi tepat di belakang keduanya ada bintang masa depan Diogo Costa,” ujar Casillas kepada situs Ojogo.
Dalam usia belum 23 tahun, Costa membantu FC Porto memenangi lima gelar domestik bergengsi.
Di tim muda Portugal, Costa menonjol dan membantu memenangi Piala Eropa U-17 pada 2016 dan Piala Eropa U-19 pada 2018.
Costa juga mencapai final Piala Eropa U-21 pada 2021 tetapi Portugal kalah 0-1 dari Jerman.
Dari sini, aura kebintangan Costa seolah sudah digariskan.
Kegemilangan atas Slovenia menjadi ”inaugurasi” bagi Portugal kepada Eropa bahwa telah melahirkan kiper hebat dengan harapan bersinar di turnamen-turnamen mendatang. (*)
Artikel ini dioptimasi dari Kompas.id, silakan klik dan berlangganan.