Bagaimana Cara Ular Derik Menghasilkan Suara Uniknya?
Cara ular derik mengeluarkan suara.
KOMPAS.com - Ular derik merupakan salah satu spesies ular berbisa yang memiliki ciri khas berupa suara derik.
Secara umum, ular derik mengeluarkan suara uniknya untuk memperingatkan predator, sebagai salah satu bentuk pertahanan diri.
Ketika ada hewan pemangsa mendekat, bunyi ular derik memperingatkan predator tersebut untuk menjauh atau mereka mungkin akan digigit.
Lantas, bagaimana ular derik mengeluarkan suara unik tersebut?
Sekilas tentang ular derik
Dilansir dari laman Encyclopedia Britannica, ular derik merupakan salah satu spesies ular berbisa yang termasuk anggota kelompok pit viper.
Ular derik umum ditemukan dari Kanada bagian selatan hingga Argentina tengah, tetapi jumlah paling melimpah dan beragam di gurun Amerika Serikat bagian barat daya dan Meksiko bagian utara.
Ular derik dewasa biasanya memiliki panjang bervariasi dari 0,5 hingga 2 meter, meski beberapa dapat tumbuh hingga 2,5 meter.
Ular derik tidak agresif dan tidak akan menyerang manusia jika tidak diprovokasi; mereka dikenal cukup pemalu dan penakut.
Namun, mereka berbisa dan berbahaya jika diganggu atau diprovokasi. Gigitannya sangat menyakitkan, dan gigitan ular derik yang panjangnya lebih dari 1 meter bisa berakibat fatal.
Spesies yang paling berbahaya adalah ular derik pantai barat Meksiko (C. basiliscus), ular derik Mojave (C. scutulatus), dan Ular derik Amerika Selatan atau cascabel (C. durissus).
Racun mereka menyerang sistem saraf lebih kuat dibandingkan ular derik lainnya. Ular derik Amerika Selatan mempunyai sebaran ular derik terbesar.
Bagaimana suara ular derik dihasilkan?
Bunyi derik berfungsi sebagai sinyal aposematik, yang berarti bahwa alih-alih diam atau berkamuflase, hewan tersebut memiliki sifat yang membuatnya menonjol di mata pemangsanya.
Bentuk sinyal mengancam secara mencolok ini untuk menunjukkan bahwa di balik derik ular terdapat seperangkat taring berbisa.
Diketahui bahwa nenek moyang ular derik kemungkinan besar akan menggoyangkan ekornya saat terancam jauh sebelum “fitur” derik muncul pada ular derik.
Mengutip laman Live Science, biasanya ketika ular atau reptil lainnya melepaskan kulitnya, mereka membuang kulit lamanya dan menggantinya dengan kulit baru dari bawahnya.
Sama halnya dengan ular derik, hanya saja di ujung ekornya masih ada satu bagian kulit yang menempel.
Artinya setiap kali lepas, ada satu lagi segmen keratin pada “mainan” ekornya tersebut, yaitu bagian yang menghasilkan suara.
Segmen kulit mati yang melekat longgar ini berongga dan terisi udara. Segmen-segmen tersebut saling berbenturan untuk menghasilkan suara gemeretak yang khas dan unik.
Penelitian pada 2021 menemukan bahwa ular derik menciptakan ilusi pendengaran yang cerdas dengan suara deriknya.
Ular derik mulai menggoyangkan ekornya pada frekuensi yang agak rendah. Namun jika pemangsa mulai bergerak ke arah ular tersebut, suara gemeretaknya akan semakin cepat.
Jika pemangsa terus mendekat, frekuensi derak ular akan tiba-tiba meningkat sebesar 20 atau 30 hertz, sehingga menciptakan ilusi bahwa ular tersebut kini jauh lebih dekat daripada yang sebenarnya.