4 Tahap Perkembangan Pneumonia Beserta Gejalanya
Pneumonia terdiri dari empat tahap perkembangan infeksi, yaitu kongesti, hepatisasi merah, hepatisasi abu-abu, dan resolusi.
KOMPAS.com – Serangan pneumonia terjadi dalam empat tahap yang perlu Anda ketahui untuk meningkatkan kewaspadaan.
Mengutip Health Match, pneumonia adalah jenis infeksi dada di mana kantung udara (alveoli) di paru-paru terisi cairan dan nanah, sehingga membuat penderitanya sulit bernapas.
Penyebab pneumonia menyerang seseorang adalah infeksi virus, bakteri, atau jamur.
Gejala dapat muncul dalam waktu dekat dalam kasus pneumonia bakteri atau beberapa hari pada pneumonia virus.
Selama beberapa minggu berikutnya, pneumonia dapat berkembang melalui empat tahap, yaitu kongesti, hepatisasi merah, hepatisasi abu-abu, dan resolusi.
Selanjutnya, artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang keempat tahap tersebut beserta gejalanya.
Apa saja tahap perkembangan pneumonia?
Disari dari Health Match dan Very Well Health, berikut tahap-tahap perkembangan pneumonia dalam tubuh:
-
Kongesti
Tahap pertama pneumonia disebut “kongesti”, karena ditandai dengan penyumbatan di paru-paru.
Pneumonia menyebabkan kantung udara kecil di paru-paru (alveoli) serta pembuluh darah kecil di dekatnya (kapiler), menjadi meradang dan tersumbat oleh cairan.
Sebagian besar penyumbatan ini terjadi dalam 24 jam pertama setelah infeksi berkembang.
Saat Anda bernapas, pertukaran oksigen dan karbon dioksida terjadi antara kapiler dan alveoli.
Jika Anda terkena pneumonia, pernapasan Anda pasti akan terganggu. Berikut rincian gejala pneumonia yang mungkin terjadi pada tahap ini:
-
- Batuk, yang dapat menghasilkan dahak bening, kuning, atau hijau
- Demam tinggi dan menggigil
- Tekanan atau rasa berat di dada
- Nyeri dada yang tajam dan memburuk saat menarik napas dalam (nyeri dada pleuritik)
- Sesak napas
- Sakit kepala
- Kehilangan selera makan
- Nyeri otot (mialgia)
- Nyeri sendi (artralgia)
- Kelelahan
- Mual
- Muntah
- Diare
Pada tahap awal infeksi, beberapa orang mungkin mengalami hipoksia, yaitu kondisi berkurangnya kadar oksigen dalam tubuh.
Gejala hipoksia meliputi:
-
- Semburat kebiruan pada bibir dan jari (sianosis)
- Laju pernapasan cepat (takipnea)
- Denyut jantung cepat (takikardia)
- Kebingungan
- Disorientasi
- Sesak napas (dispnea)
Dalam beberapa kasus, gejala hemoptisis (batuk darah) bisa terjadi, bahkan pada awal infeksi. Hal ini bisa sangat mengkhawatirkan dan memerlukan perhatian medis segera.
-
Hepatisasi merah
Setelah 24 jam pertama terinfeksi, gejala pneumonia mungkin memburuk karena sel darah merah dan sel kekebalan lainnya mengalir ke alveoli dan sekitarnya untuk melawan infeksi.
Oleh karena itu, tahap ini disebut sebagai hepatisasi merah, yang terjadi sekitar dua hingga tiga hari setelah infeksi berkembang.
Saat sel darah merah memenuhi paru-paru, organ yang biasanya berwarna abu-abu merah muda, menjadi merah padam.
Berkurangnya kadar oksigen juga menyebabkan paru-paru menjadi kering dan kencang, seperti halnya hati.
Gejala tahap pneumonia ini meliputi:
-
- Batuk yang mengeluarkan dahak kental, berwarna kuning kehijauan, dan terkadang berlumuran darah
- Demam, menggigil, dan kaku (menggigil hebat)
- Sesak napas yang parah
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Sianosis, di mana bibir dan jari tampak membiru atau bahkan kehitaman akibat rendahnya oksigen
- Kelelahan yang ekstrem
Selama hepatisasi merah, gejala biasanya lebih parah meskipun pengobatan telah dimulai.
Pada orang lanjut usia, kebingungan atau delirium mungkin muncul, meskipun sudah menjalani terapi oksigen.
Penderita pneumonia secara umum pada tahap ini juga berisiko mengalami komplikasi, seperti bakteremia (bakteri menyebar ke lairan darah), septikemia (keracunan darah), empiema (penumpukan nanah di antara selaput pleura).
-
Hepatisasi abu-abu
Tahap ketiga pneumonia yang dikenal sebagai hepatisasi abu-abu, terjadi sekitar empat hingga enam hari setelah infeksi berkembang.
Pada tahap ini, sel darah merah mulai terurai, menyebabkan paru-paru berwarna coklat keabu-abuan atau kuning.
Paru-paru juga akan menjadi lebih kering, sehingga konsistensinya menjadi seperti hati.
Selama hepatisasi abu-abu, gejala pneumonia yang muncul sebagian besar masih sama seperti saat tahap hepatisasi merah.
Tanda-tanda darurat medis pada tahap ini meliputi:
-
- Bibir atau kuku biru
- Sesak napas yang parah
- Pernapasan pendek
- Pusing
- Kebingungan
Gejala-gejala ini tidak terjadi pada semua orang. Mereka mengindikasikan hipoksia, yang berarti kadar oksigen dalam darah terlalu rendah.
Pernapasan mungkin menjadi sangat sulit, sehingga Anda sangat penting untuk mencari perawatan medis darurat, seperti memerlukan terapi oksigen tambahan atau ventilasi mekanis.
Sementara, serangan batuk bisa menjadi lebih parah dan mengeluarkan darah.
-
Resolusi
Tahap akhir pneumonia dikenal sebagai resolusi.
Ini adalah fase pemulihan pneumonia, di mana sel-sel kekebalan dan enzim melawan infeksi, sehingga alveoli dapat bekerja lebih baik.
Makrofag (jenis sel darah putih) membersihkan nanah dari area yang terinfeksi. Namun, paru-paru akan memiliki jaringan parut saat infeksinya hilang.
Pasien akan masuk tahap ini bergantung pada seberapa cepat pengobatan dimulai.
Biasanya, resolusi infeksi terjadi sekitar delapan hari setelah timbulnya infeksi.
Pada anak-anak, diperlukan waktu dua hingga tiga minggu untuk mengatasi pneumonia ringan.
Sedangkan, dibutuhkan waktu hingga delapan minggu untuk mengatasi pneumonia yang parah.
Biasanya Anda akan merasa lebih buruk pada tiga tahap pertama sebelum merasa lebih baik pada tahap akhir ini, ketika sel kekebalan membersihkan infeksi.
Untuk diketahui bahwa setiap orang yang terkena pneumonia akan memiliki pengalaman berbeda. Durasi setiap tahap perkembangan pneumonia bervariasi tergantung orangnya.
Kebanyakan orang merasa lebih baik setelah beberapa minggu, sementara yang lain membutuhkan waktu hingga enam bulan untuk pulih sepenuhnya.