Putin Akan Kunjungi Vietnam, AS Bereaksi Keras
Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin pertemuan setelah serangan di tempat konser Balai Kota Crocus, di luar Moskow, Rusia. Foto: Sputnik/Mikhail Metzel/Pool via REUTERS
Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengunjungi Hanoi, Vietnam, minggu ini. Kunjungan Putin ini membuat kesetiaan Vietnam "yang dikuasai Rusia" kepada Rusia disorot dan memicu teguran Amerika Serikat.
Dikutip dari Reuters, kunjungan Putin dilakukan setelah Hanoi menghindari pertemuan puncak perdamaian Ukraina di Swiss pada akhir pekan lalu. Hanoi juga memilih mengirim Wakil Menteri Luar Negeri ke pertemuan BRICS di Rusia awal pekan lalu itu.
Putin direncanakan bertemu dengan Presiden baru Vietnam, To Lam, dan sejumlah pemimpin lainnya selama dua hari kunjungannya di Hanoi pada Rabu (19/6) dan Kamis (20/6).
Rencana kunjungan Putin ke Vietnam memicu reaksi keras dari AS. Apalagi, AS tengah meningkatkan hubungannya dengan Hanoi dan merupakan mitra dagang utama di Vietnam.
"Tidak ada negara yang boleh memberikan platform kepada Putin untuk mempromosikan perang agresinya dan sebaliknya membiarkan dia menormalisasikan kekejamannya," kata juru bicara Kedubes AS di Hanoi saat ditanya dampak kunjungan Putin terhadap hubungan Vietnam dan AS.
"Jika dia bisa berpergian dengan bebas, hal itu bisa menormalisasi pelanggaran terang-terangan Rusia terhadap hukum internasional," lanjut jubir itu, merujuk pada invasi ke Ukraina yang dilakukan Putin pada Februari 2022.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Vietnam belum memberikan komentar.
Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) pada Maret 2023 mengeluarkan surat perintah penangkapan Putin atas dugaan kejahatan peran di Ukraina. Vietnam, Rusia, dan AS bukan anggota ICC.
Mitra penting ekonomi Vietnam lainnya, Uni Eropa, tidak memberikan komentar menjelang kunjungan tersebut. Namun, sebelumnya Uni Eropa menyatakan ketidakpuasannya terhadap keputusan Hanoi menunda pertemuan dengan utusan Uni Eropa mengenai sanksi Rusia. Oleh para pejabat, penundaan itu dikaitkan dengan persiapan kunjungan Putin.
Peneliti senior di ISEAS-Yusof Ishak Institute, Ian Storey, mengatakan bahwa dari sudut pandang Hanoi kunjungan tersebut dimaksudkan "untuk menunjukkan bahwa Vietnam menjalankan kebijakan luar negeri yang seimbang dan tidak memihak salah satu negara besar".