Bertemu di Resor Mewah Italia, Negara-negara G7 Serukan Keprihatinan untuk Gaza
Presiden Amerika Serikat Joe Biden saat menunggu waktu makan siang bersama para pemimpin negara KTT G7 di Elmau Castle, Jerman selatan, 27 Juni 2022.
ROMA, KOMPAS.com - Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) harus diizinkan untuk bekerja tanpa hambatan di Gaza. Ini ditegaskan para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) saat mengakhiri hari kedua pertemuan tahunan mereka di Italia.
"Kami sepakat bahwa sangat penting bagi UNRWA dan jaringan distribusi organisasi serta badan PBB lainnya untuk dapat sepenuhnya menyalurkan bantuan kepada mereka yang paling membutuhkan, memenuhi mandat mereka secara efektif," ujar negara-negara G7 dalam komunike akhir mereka.
Mereka menyerukan kepada semua pihak untuk memfasilitasi pengiriman bantuan kemanusiaan yang cepat dan tanpa hambatan bagi warga sipil yang membutuhkan di Gaza, terutama perempuan dan anak-anak.
"Mengamankan akses kemanusiaan secara penuh, cepat, aman, dan tanpa hambatan dalam segala bentuknya. Konsisten dengan hukum kemanusiaan internasional dan melalui semua titik penyeberangan darat yang relevan, termasuk penyeberangan Rafah, melalui rute pengiriman maritim, termasuk melalui Pelabuhan Ashdod, di seluruh Gaza tetap menjadi prioritas utama," berikut seruannya, seperti dikutip dari Guardian.
UNRWA, yang mengkoordinasikan hampir semua bantuan ke Gaza, telah berulang kali menjadi sasaran serangan Israel sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober lalu.
Dalam pernyataannya, para pemimpin G7 mengulangi keprihatinan mereka atas jumlah korban sipil yang tidak dapat diterima dalam perang tersebut.
Mereka kembali mendukung gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan tawanan.
"Kami sangat prihatin dengan konsekuensi terhadap penduduk sipil dari operasi darat yang sedang berlangsung di Rafah, dan kemungkinan serangan militer skala penuh yang akan menimbulkan konsekuensi mengerikan lebih lanjut bagi warga sipil. Kami menyerukan kepada pemerintah Israel untuk menahan diri dari serangan semacam itu," kata mereka.
"Kami mengutuk meningkatnya kekerasan pemukim ekstremis yang dilakukan terhadap warga Palestina, yang merusak keamanan dan stabilitas di Tepi Barat, dan mengancam prospek perdamaian yang langgeng," tambah mereka.
Badan amal internasional Oxfam bereaksi terhadap komunike G7 dengan mengatakan Israel dan sekutu-sekutu G7-nya harus beralih dari kata-kata ke tindakan.
"Israel harus mengimplementasikan proposal mereka, menarik pasukan Israel dari Gaza, dan mengakhiri pendudukan. Harapan harus menjadi kenyataan, waktu untuk berbicara sudah habis," tambahnya.
Pada Jumat (14/6/2024), negara-negara G7 mengalihkan perhatian mereka pada migrasi, kecerdasan buatan, keamanan ekonomi, dan kawasan Asia-Pasifik.
Para pemimpin mereka menekankan tekad mereka untuk menghadapi tantangan global pada saat yang sangat penting dalam sejarah.
Pertemuan di sebuah resor mewah di wilayah Puglia, Italia, juga membahas topik-topik utama lainnya, seperti dukungan keuangan untuk Ukraina, perubahan iklim, Iran, situasi di Laut Merah, kesetaraan gender, serta kebijakan industri dan keamanan ekonomi China.