Film Thailand sukses membuat warganet berlinang air mata - 'Menangislah ketika Anda merindukan seseorang'
Media sosial dibanjiri oleh wajah-wajah berlinang air mata para penonton yang telah menyaksikan film Thailand, How to Make Millions Before Grandma Dies .
Sebuah film Thailand yang bercerita tentang upaya seorang pemuda merawat neneknya demi mendapatkan hartanya telah menyentuh hati para penonton di Asia Tenggara.
Hal itu ditunjukkan dengan video-video viral para pengguna media sosial TikTok yang berlinang air mata.
Film berjudul How to Make Millions Before Grandma Dies telah menduduki puncak box office di negara tersebut sejak dirilis pada April lalu.
Ceritanya bermula dari seorang pemuda M yang berkeinginan mendapatkan warisan neneknya yang sedang mengidap kanker.
Namun dia mulai mempertanyakan motifnya saat dirinya semakin dekat dengan sang nenek.
Kisah tersebut tampaknya sangat menyentuh hati para penonton, lewat berbagai video emosional mereka sebelum dan sesudah menonton.
"Berlari untuk memeluk nenekku sekarang! Film yang sangat menyentuh... Film ini lebih menyentuh karena mengingatkanku pada hubunganku dengan nenek," tulis seorang pengguna TikTok, ianjeevan.
Sejumlah anak muda mengunggah video tentang bagaimana mereka sangat tersentuh oleh adegan saat sang nenek kesakitan dan terus memanggil orang tuanya yang telah meninggal agar "membawa [saya] bersama mereka".
"Saya menangis sejadi-jadinya sampai semua riasan saya hilang setelah film selesai," ucap seorang TikToker merujuk pada adegan-adegan tersebut.
Pengguna yang lain yakni diariesofwan, berkata: "Setelah film tuntas, menangislah. Menangis saja, ketika Anda merindukan seseorang, yang bahkan tidak bisa Anda peluk atau dengar suaranya lagi."
Film ini terinspirasi dari hubungan penulis naskah Thodsapon Thiptinnakorn dengan neneknya. Dan ini adalah film panjang pertama sutradara Pat Boonnitipat.
Pat mengatakan kepada BBC bahwa ia "sangat terkejut" oleh tanggapan yang luar biasa dari masyarakat dan bahwa daya tarik film ini terletak pada kemampuannya memanfaatkan "konflik" dari sebuah hubungan keluarga.
Sebagian dari film ini adalah komedi gelap dan sebagian mengharukan. Ceritanya berkutat pada keluarga yang tidak harmonis di mana seorang nenek ingin mewariskan hartanya.
Tokoh M diperankan oleh penyanyi sekaligus aktor berusia 24 tahun Putthipong Assaratanakul.
M adalah seorang mahasiswa putus kuliah yang pindah untuk tinggal bersama neneknya yang sedang sakit, niatnya membantu merawat dan mendapatkan warisan.
Menyadari niat keluarganya, sang nenek yang diperankan oleh Usha Seamkhum tetap mencintai dan menerima anak-anaknya.
Seamkhum, 78 tahun, telah menerima sambutan hangat atas aktingnya.
Kritikus film James Marsh menyebutnya "sangat luar biasa" sebagai "tokoh utama dari gerombolan orang yang moralnya dipertanyakan".
Hubungan antara M dan neneknya telah menyentuh banyak penonton film tersebut.
Selain sang nenek, karakter-karakter lain jauh dari kata menyenangkan -bahkan Marsh menggambarkan mereka sebagai "menyebalkan".
Namun kisah tentang keluarga yang licik versus nenek yang penyayang ini tampaknya telah menyentuh banyak orang.
"Kita mencintai mereka, kita juga membenci mereka, tetapi kita juga harus hidup bersama mereka. Dan terkadang kita mengabaikan mereka. Mungkin film ini mencerminkan banyak sudut pandang dari kompleksitas keluarga besar itu," ucap sutradara Pat Boonnitipat.
Beberapa dari mereka yang menonton film ini mengatakan bahwa film tersebut mengingatkan mereka agar menghabiskan waktu dengan orang-orang yang dicintai.
Penonton yang lain berkata film itu membangkitkan kembali kenangan tentang kakek-nenek atau orang tua mereka yang telah meninggal.
Seorang pengguna TikTok menyarankan orang-orang untuk "membawa tisu jika akan menonton film ini".
Beberapa video yang viral di media sosial memperlihatkan staf bioskop membagikan tisu kepada penonton bioskop saat mereka masuk.
Bioskop terbesar di Malaysia, GSC, telah memasarkan film ini sebagai film yang wajib ditonton bagi orang-orang yang "butuh menangis sepuasnya".
Sementara SM Cinema di Filipina memiliki pegawai yang membagikan tisu di luar bioskop yang memutar film tersebut.
Penjualan tiket film ini di Thailand telah melampaui 250 juta bath atau Rp111 miliar dalam 14 hari pertama peluncuran, yang menjadikannya sebagai film Thailand terlaris ke-11.
Film tersebut juga menjadi film Asia tersukses yang tayang di Indonesia, dan film Thailand terlaris di Singapura serta Malaysia.