Apa Itu Glaukoma? Penyakit Kebutaan Dialami Komedian Adul,Penyebabnya tak Sekedar karena Diabetes
SRIPOKU.COM - Kabar duka datang dari komedian Adul yang ternyata tengah menderita glaukoma atau kebutaan.
Kabar buruk tersebut diceritakan komika Pandji Pragiwaksono saat podcast bersama Kiky Saputri.
Pemicu Adul derita glaukoma ada kaitan dengan penyakit diabetesnya.
Pandji menyebut kalau ada masalah di mata komedian suami dari Wenty Eri Fitriani tersebut.
"(Adul) lagi kurang sehat, matanya kan nggak ngelihat sekarang," ungkap Pandji Pragiwaksono, mengutip Kiky Saputri Official, Senin (17/6/2024).
"Emang iya Bang Adul. Ya Allah sumpah gua ga tahu," sahut Kiky Saputri.
Mendengar kondisi Adul, Anwar BAB selaku rekan seprofesi yang pernah bekerja bersama, menyampaikan keprihatinannya.
Adul disebut mengalami gangguna penglihatan akibat penyakit glaukoma (Instagram @pandji.pragiwaksono)
Diduga kebutaan yang dialami Adul disebabkan oleh penyakit gula yang dideritanya.
"Iyah, kemarin aku lihat postingan bang Pandji, katanya glaukoma, salah satu penyakit gula yang naik ke mata," kata Anwar BAB mengutip YouTube SCTV, Senin (17/6/2024).
Tetapi pria bernama asli Anwar Sanjaya ini belum mengkonfirmasi kabar tersebut.
"Bahkan pas aku lihat podcastnya Bang Panji sama Kiki akhirnya aku jadi kepoin."
"Apakah itu benar? Karena kan kita gak tahu ya kalau misalnya nama penyakit kalau memang bukan dari sumbernya bukan dari orang."
"Kita kan cuman dengar-dengar kabar-kabar angin aja gitu," ungkap Anwar BAB.
Lebih lanjut Anwar mendoakan agar komedian yang kerap duet lawak bersama Komeng tersebut dalam kondisi yang baik.
"Buat Bang Adul yang memang dikabarkan sakit matanya apa gangguan penglihatan, mudah-mudahan cepat sehat semuanya."
"Cepet seperti sedia kala lagi kita bisa syuting bareng lagi," harap Anwar BAB.
Kondisi komedian Adul saat ini tak bisa melihat alias mengalami kebutaan. (Kolase Sripoku.com/Instagram)
Lantas apa itu glaukoma?
Dikutip Sripoku.com di Halodoc, glaukoma adalah sekelompok kondisi mata yang merusak saraf optik.
Adapun fungsi saraf optik adalah mengirimkan informasi visual dari mata ke otak untuk memaksimalkan penglihatan.
Kerusakan saraf optik sering berkaitan dengan tekanan tinggi pada mata.
Tetapi kondisi ini bisa terjadi bahkan dengan tekanan mata normal.
Kondisi mata ini dapat terjadi pada usia berapa pun, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa yang lebih tua.
Kondisi ini adalah salah satu penyebab utama kebutaan bagi orang berusia lebih dari 60 tahun.
Banyak jenis kondisi ini juga tidak memiliki tanda-tanda peringatan.
Efeknya sangat bertahap sehingga pengidapnya mungkin tidak menyadari adanya perubahan penglihatan sampai kondisinya berada pada tahap selanjutnya.
Karena itu, penting untuk melakukan pemeriksaan mata secara teratur yang mencakup pengukuran tekanan mata.
Pasalnya, jika kondisi mata ini terdeteksi sedari awal, risiko kehilangan penglihatan dapat kamu perlambat atau cegah.
Penyebab Glukoma
Penyebab glukoma yang utama adalah meningkatnya tekanan dalam mata (tekanan intraokular).
Tekanan tersebut dapat meningkat baik akibat produksi cairan mata yang berlebihan, maupun akibat terhalangnya saluran pembuangan cairan pada mata.
Tekanan ini dapat merusak serabut saraf retina, yaitu jaringan saraf yang melapisi bagian belakang mata, dan saraf optik yang menghubungkan mata ke otak.
Sayangnya, sampai saat ini, belum jelas kenapa produksi cairan mata bisa berlebihan atau kenapa saluran pembuangannya bisa tersumbat.
Jenis-Jenis Glukoma
Kondisi ini terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Glaukoma sudut tertutup
Jenis ini lebih banyak terdapat di negara-negara Asia.
Pada kasus ini, iris menonjol ke depan dan mempersempit atau menghalangi sudut drainase yang terbentuk oleh kornea dan iris.
Akibatnya, cairan tidak bisa mengalir dengan baik melalui mata dan tekanan meningkat.
2. Sudut terbuka
Pada kondisi ini, struktur mata tampak normal, tapi ada gangguan dalam saluran mata trabecular meshwork.
Hal ini menyebabkan tekanan pada mata meningkat secara bertahap yang berujung pada kerusakan saraf optik.
Jenis ini terjadi sangat lambat sehingga sering kali terlambat pengidapnya sadari.
3. Glukoma sekunder
Ini adalah jenis yang terjadi akibat peradangan pada lapisan tengah mata (uveitis) atau cedera pada mata.
4. Kongenital
Merupakan kondisi yang terjadi akibat kelainan pada mata (kondisi bawaan). Glaukoma kongenital umumnya menyerang anak-anak.
Faktor Risiko Glaukoma
Karena bentuk-bentuk glukoma kronis bisa merusak penglihatan, bahkan sebelum gejala muncul, penting bagi seseorang dengan faktor risiko glaukoma berikut untuk lebih waspada terhadap gangguan mata ini.
Berikut adalah faktor risiko seseorang bisa mengalami kondisi ini:
- Berusia lebih dari 60 tahun.
- Memiliki riwayat keluarga dengan penyakit mata ini.
- Mengidap kondisi medis tertentu, seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan anemia sel sabit.
- Mengalami rabun dekat atau rabun jauh.
- Pernah mengalami cedera mata atau menjalani jenis operasi mata tertentu.
Menggunakan obat kortikosteroid, terutama obat tetes mata dalam waktu yang lama.
Gejala Glaukoma
Berikut gejala glaukoma yang umum pengidap kondisi ini rasakan:
- Nyeri pada mata.
- Sakit kepala.
- Melihat bayangan lingkaran pada mata ketika melihat ke sekeliling cahaya.
- Mata memerah.
- Mual atau muntah.
- Mata berkabut (khususnya pada bayi).
- Penglihatan yang makin menyempit hingga akhirnya tidak dapat melihat objek sama sekali.