Bobby Nasution Resmi ke Gerindra,ke Mana Jokowi dan Gibran? Golkar Siapkan Karpet Merah
TRIBUNKALTIM.CO - Tinggalkan PDIP, Bobby Nasution akhirnya resmi gabung ke Gerindra, partai Prabowo Subianto.
Setelah Bobby Nasution resmi merapat ke Gerindra, bagaimana dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Gibran Rakabuming Raka?
Diketahui hubungan PDIP dengan Jokowi dan anak menantunya, yakni Gibran dan Bobby Nasution tidak baik-baik saja setelah Gibran menjadi wapres Prabowo di Pilpres 2024 lalu.
Lalu apakah setelah Bobby Nasution merapat ke Gerindra, Jokowi dan Gibran akan menyusul?
Politikus PDIP Andreas Hugo Pareira mengaku tak ingin ikut campur terkait dengan keputusan Bobby Nasution berpindah partai.
Menurut Andreas keputusan itu merupakan sepenuhnya hak dari Bobby.
Dia pun mengaku sudah melupakan Bobby Nasution yang pernah berkiprah di PDIP.
"Ah itu urusan, urusan mereka itu, saya nggak campur soal itu."
"Itu urusan dia lah, kita udah lupa juga soal itu," ucap Andreas di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (21/5/2024).
Golkar Siapkan Karpet Merah
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menegaskan bahwa partainya menyiapkan karpet merah untuk Presiden Joko Widodo dan wakil presiden terpilih Gibran Rakabuming bila ingin bergabung.
"Kita siapkan karpet merah bagi siapa pun yang ingin masuk Partai Golkar, termasuk Gibran dan Pak Jokowi," kata Bambang di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Minggu (19/5/2024).
GABUNG GERINDRA - Walikota Medan, Bobby Nasution saat menyerahkan formulir pendaftaran Bacagub Sumut di DPD Gerindra Sumut, Senin (20/5/2024). Pendaftaran Bobby Nasution sebagai bakal calon Gubernur ini dilakuakn mantu Jokowi usai (Rahmat Utomo/Kompas.com)
Bamsoet, sapaan akrabnya, menyebutkan bahwa Golkar adalah partai politik yang terbuka bagi siapa pun yang ingin bergabung menjadi kader.
Dalam kesempatan itu, Bamsoet pun menggoda sejumlah tokoh untuk bergabung ke Golkar, antara lain Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara Anas Urbaningrum, eks politikus PDIP Maruarar Sirait, dan Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari.
"Nanti saya akan sampaikan ketua umum kami Pak Airlangga bahwa tokoh-tokoh, aktivis-aktivis nasional ini kita buka pintu selebar-lebarnya untuk bergabung Partai Golkar," ucap Bamsoet seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.
Adapun isu yang menyebut Jokowi hendak bergabung ke Golkar berembus setelah PDIP tidak lagi menganggap Jokowi sebagai kader partai tersebut.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto lantas menyebutkan bahwa Jokowi dan GIbran merupakan bagian dari keluarga besar Golkar.
Airlangga beralasan, Jokowi adalah sosok yang dekat dengan Golkar, sedangkan Gibran merupakan sosok yang direkomendasikan Golkar untuk menjadi calon wakil presiden lewat mekanisme resmi.
"Bahwa Pak Jokowi itu dekat dengan Partai Golkar. Dan kedua, Pak Gibran itu mendapatkan mandat dari Partai Golkar melalui mekanisme rapimnas resmi," ujar Airlangga di Kantor KPU, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2024).
"Jadi, bagi kami Pak Jokowi dan Mas Gibran itu sudah masuk dalam keluarga besar Golkar. Tinggal tentunya formalitasnya saja," kata dia.
PSI Dicoret
Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR) Ujang Komarudin meyakini bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan putranya Gibran Rakabuming Raka tidak akan berlabuh di Partai Solidaritas Indonesia (PSI) usai tidak dianggap menjadi bagian dari Partai Demokrasi Indonesia (PDIP) lagi.
Menurut Ujang, Jokowi membutuhkan partai yang lebih besar dari PSI.
Demikian juga, Gibran yang diketahui telah ditetapkan sebagai Wakil Presiden (Wapres) RI terpilih untuk periode 2024-2029.
“Cukup Kaesang saja karena PSI kan tidak lolos ke Senayan.
Makanya harus cari pelabuhan partai lain yang besar. Harus cari rumah besar untuk cari backup politik, untuk kenderaan politik juga ke depan,” kata Ujang kepada Kompas.com, Selasa (7/5/2024).
Dia pun menyebut ada dua partai politik besar yang mungkin dijadikan tempat berlabuh Jokowi dan Gibran, yakni Partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN).
“Ya mungkin Golkar. PAN juga sudah membuka diri untuk Jokowi, partai lain belum,” ujar Ujang seperti dikutip TribunKaltim.co dari kompas.com.
Lebih lanjut, Ujang memprediksi bahwa Jokowi bakal memperhitungkan strategi untuk tidak menempatkan anggota keluarga dalam satu partai yang sama.
Dengan pertimbangan, saat yang satu tumbang maka yang lainnya tidak akan ikut tumbang bersama.
“Kalau ke PSI tidak karena sudah ada anaknya juga di situ.
Don’t put all your eggs in one basket, jangan simpan telur dibasket yang sama.
Artinya, jangan berpartai di satu keluarga di partai yang sama. Kalau satu pecah, pecah semua,” kata Ujang.
“Jadi dibagi ada di partai PSI, Golkar, dan yang lain begitu. Kalau politikus andal begitu,” ujarnya melanjutkan.
PDIP tak akui
Sebelumnya, Ketua Bidang Kehormatan DPP PDIP Komarudin Watubun mengungkapkan bahwa Presiden Jokowi bukan bagian dari PDIP lagi.
Hal itu disampaikan Komarudin saat ditanya status Jokowi sebagai kader PDIP setelah Mahkamah Konstitusi (MK) memutuskan menolak permohonan sengketa hasil pemilihan presiden (Pilpres) 2024 pasangan calon (paslon) nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Ah, orang (Jokowi) sudah di sebelah sana, bagaimana mau dibilang bagian masih dari PDI Perjuangan? Yang benar saja," kata Komarudin ditemui di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta pada 22 April 2024 lalu.
Sikap Presiden Jokowi selama pemilihan presiden (Pilpres) 2024 dinilai berbeda dengan PDIP yang telah membesarkannya.
Jokowi diduga kuat mendukung putra sulungnya, Gibran Rakabuming Raka yang menjadi cawapres Prabowo Subianto.
Selain itu, Komarudin mengatakan, Gibran juga sudah tidak lagi menjadi bagian dari PDIP.
Menurut Komarudin, keputusan partai mencoret Gibran sebagai kader sudah berlaku sejak resmi menjadi calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Prabowo Subianto.
(*)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Kaltim dan Google News Tribun Katim untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.