TRIBUNJATIMTIMUR.COM – Viral kisah seorang karyawan banting setir jadi petani.
Karyawan tersebut sukses merauh penghasilan Rp 26 juta dari modal Rp 1,2 juta.
Kisah karyawan banting setir jadi petani itu viral usai dibagikan akun TikTok @pertanianmodernn.
Lantas bagaimana kisah lengkapnya?
Pemilik akun bercerita dia awalnya bekerja selama 5 tahun sebagai karyawan.
Dia kemudian memutuskan untuk resign lalu menjadi petani.
Bermodalkan uang Rp 1,2 juta, dia fokus menanam tomat dan cabai.
Hingga akhirnya dia berhasil meraup penghasilan Rp 26,5 juta dalam 8 bulan.
“Resign setelah kerja 5 tahun cuma pengen bertani. Ini ceritaku modal 1,2 juta operasional 1 juta dalam 8 bulan menghasilkan 26,5 juta,” tulis pemilik akun @pertanianmodernn, melansir TribunJatim.com dari TribunTrends.
Awalnya dia ingin jadi petani yang irit dan hanya memanfaatkan lahan tani milik ibunya.
Dia menggunakan 6 karung pupuk dasar untuk lahan seluas 500 meter.
“Pupuk dasar cuma kotoran ayam 6 karung untuk 500 m, kurang? Terlalu ngirit? Ya, emang iya.
Namanya juga pemula. Alhamdulillah dibantu ibu walau pakemnya beda saya pengen jadi petani yang tidak terlalu capek, modal kecil panen banyak,” ungkapnya.
Dia mengaku memanfaatkan teknologi sederhana namun bisa mendapatkan hasil yang maksimal.
“Ini yang saya maksud petani yang tidak terlalu capek, pake drip irigasi agar tidak harus kocor 1 per satu. Tinggal buka kran, tunggu 6 menit per bedeng sambil mainan hp, hehe,” katanya.
Kendati demikian, dia juga pernah menghadapi rintangan saat menjadi petani pemula.
Tanamannya pernah gagal tumbuh karena digerogoti oleh hama.
Namun, dia tak menyerah begitu saja.
Pada saat itu, masa panen tomat 2,5-3 bulan, setelah itu dia menambah tanaman cabai.
“Kita tanamin tomat dulu, 2,5 – 3 bulan panen. Selang 20 hari kita tambah cabai,” katanya.
Dia juga menceritakan saat harga pasaran cabai sedang naik turun yang kemudian berdampak pada penghasilannya.
“Tapi harga pasar dari 5000/kg jadi 1000/kg. Tapi tetap saya panen dapat 300 kg an setiap kali panen. Per 3 hari tapi gapapa harga pasar emang naik turun. Kita coba jual ke pasar.
Total hasil panen berat 2440 kg atau hampir 2,5 ton tapi uangnya 6,2 juta. Tapi tetap alhamdulillah masih diberi rezeki dari Allah,” tuturnya.
Dia juga pernah mencoba menanam cabai rawit dan keriting.
Namun, dia lagi-lagi dihadapkan pada cobaan, kali ini terkena musibah badai.
“Alhamdulillah walau kena musibah badai, daun cabai abis, tapi gpp sudah dapat 404 kg cabai dari rata-rata harga 25rb-80rb rata-rata di harga 53 rb, uang yang dihasilkan 20,2 juta,” imbuhnya.
Selama 8 bulan, petani tersebut berhasil meraup penghasilan bersih sebesar Rp 24 juta dengan lahan 500 meter persegi.
Penghasilannya itu sudah melebihi UMR di tempat tinggalnya yakni Boyolali Jawa Tengah.
“Ini dia hasilnya tomat dan cabai. 24 juta bersih selama 8 bulan ya kira-kira segitu per bulannya.
Kukira petani remeh, ternyata UMR Boyolali lebih remeh,” ujarnya.
Videonya ini mengundang berbagai macam komentar dari netizen.
Tak sedikit netizen memberikan apresiasi terhadap keputusannya jadi petani.
Ada juga yang terinspirasi ingin mencoba banting setir jadi petani.
“Permasalahan pertanian kita cuma di pupuk dan distribusi hasil panen yang rata rata melalui tengkulak, ini yang bikin pertanian kita gak seperti dulu, kalau dulu tengkulak ada tapi cuma sedikit,” kata akun @bimadth.
“Gw kepengen jd petani cabe woy,cmn ga tau mulai dri mana..soalnya tempat gw 1kg cabe 100rb,buat sambel drumah 10rb ckup 1 hari setengah aja..jd kepgen jd juragannya aja,” kata akun @aminiihh.
Sebelumnya, viral kisah dosen di Malaysia banting setir jadi petugas kebersihan.
Ia memilih banting setir jadi petugas kebersihan di Singapura.
Diakuinya, bekerja di Singapura membuat perubahan besar dalam hidupnya dibandingkan bekerja di Perguruan tinggi swasta (IPTS).
“Benar kerja di Singapura bisa mengubah nasib. Saya sebelumnya mengajar di IPTS selama lima tahun. Gaji terakhir saya
di IPTS berjumlah RM1,900″.
“Selama lima tahun saya bekerja, setiap bulan pasti ada fase tidak punya uang. Terkadang tidak sampai pertengahan bulan. Gajinya tak naik tapi harga barang selalu naik, sehingga tidak bisa bertahan,” ujar si dosen, sebut saja S, melalui sharing di grup Facebook.
Keadaan pun semakin sulit hingga akhirnya ia menyerah karena tekanan yang dihadapi.
“Saya sangat stres hingga tidak bisa bekerja, bahkan setelah gajian pun saya masih bingung untuk membayar rumah,” ujarnya, melansir dari TribunStyle.
Pria itu kemudian memutuskan untuk mencari pekerjaan di Singapura dan menerima tawaran bekerja sebagai petugas kebersihan.
Meski tak lagi menjadi dosen, ia bersyukur karena gaji pokok yang diterimanya jauh lebih besar dari penghasilan bulanan sebelumnya.
“Alhamdulillah saya dapat pekerjaan sebagai petugas kebersihan, gaji pokok$3,100 (RM10,815),” tambahnya.
Dia juga mengakui bahwa bekerja di negeri jiran merupakan ‘jalan pintas’ baginya untuk menyelesaikan permasalahan keuangan yang dihadapi.
Kini ia sudah bisa bernapas lega hanya dengan gaji pertama yang diterimanya sebagai petugas kebersihan.
“Di mana tidak ada cara untuk membayar utang, terjebak dalam utang puluhan ribu dan inilah jalan pintasnya. Bahkan gaji pertama sudah bisa membayar segala macam. Kamu tidak akan menyesalinya”.
“Kalau orang lain bilang kemacetan di Singapura itu buruk. Percayalah, jika kamu sudah bekerja, kamu bisa menghadapinya karena kamu merasa sepadan dengan apa yang kamu dapatkan,” ujarnya.
Pria tersebut juga berbagi tips bermanfaat bagi mereka yang masih mencari pekerjaan agar bisa terus bertahan hidup.
“Lamarlah pekerjaan, mintalah doa (izin) orang tuamu dan teruslah mencari pekerjaan sampai kamu mendapatkannya. Yang paling penting adalah percaya pada diri sendiri”.
“Anda tidak perlu orang lain untuk percaya bahwa Anda bisa bekerja di Singapura. Ibarat mimpi dapat gaji besar, lalu menjadi kenyataan,” jelasnya.
Namun postingan tersebut telah dihapus dari grup Facebook, karena sharing itu mempengaruhi masyarakat untuk bekerja di Singapura, dan tidak bisa menemukan solusi untuk mengatasi masalah utang dan kebangkrutan.
Dapatkan informasi lainnya di Googlenews, klik : Tribun Jatim Timur
Ikuti saluran di Whatsapp, klik : Tribun Jatim Timur
(TribunJatimTimur.com)
News Related-
Nadzira Shafa Nyanyi Lagu Baru, Lirik Rakit Soundtrack Film 172 Days, Ceritakan Kisah Cintanya dengan Amer Azzikra
-
Cara Menukarkan Valas dan Informasi Kurs Dollar-Rupiah di BCA, Selasa (28/11)
-
Ganjar Disindir Halus Kepala Suku di Merauke soal Kondisi Jalan
-
BREAKING NEWS - Diduga Depresi,Pemuda di Kubu Raya Nekat Akhiri Hidup Dengan Cara Tak Wajar
-
Tertarik Ubah Avanza Jadi VW Kodok? Segini Biayanya
-
Bukan Gabung Barito,Sosok di Luar Dugaan Eks Persija Membelot ke Rival Dewa United,Anak Dewa Cek
-
Pesan Mahfud ke Anak Muda Aceh: Semua Akan Sukses karena RI Kaya, Jangan Hedon
-
Apakah Hantu Itu Nyata? Berikut Penjelasan Ilmiahnya
-
Rajin Beri Bonus dan Ajak Jalan-jalan,Bos Tak Menyangka Lihat Isi Grup WA Karyawan,Semua Dipecat
-
Pimpinan KPK Kaget Kasus Korupsi SYL Ternyata Sudah Dilaporkan Sejak 2020, 3 Tahun Dibiarkan Mangkrak
-
Isyarat Rasulullah Tentang Penaklukan Romawi dan Mesir
-
Istana Ingatkan Pasangan Anies-Muhaimin, Ada Kesepakatan Politik Terkait UU IKN
-
Anak Kiky Saputri Unboxing Bingkisan Ulang Tahun Ke-2 Rayyanza
-
Ragam Keris dan Senjata Pusaka di Museum Pusaka TMII