AC Milan Akan Menyesal Mendatangkan Dua Pemain Musim Panas Ini dan Giroud Membawa Harapan Menyerang

BANJARMASINPOST.CO.ID – AC Milan menjalani perombakan musim panas yang signifikan menyusul penampilan bertahan yang buruk di musim 2022/23.

Sejumlah pemain baru yang dimaksudkan untuk menghidupkan kembali peluang Scudetto Rossoneri muncul di pintu San Siro di salah satu jendela transfer paling ramai di klub ini pasca era Silvio Berlusconi.

Apa yang dimulai seperti sebuah bencana ketika Milan dengan enggan menjual Sandro Tonali ke Newcastle United terbukti menjadi salah satu kampanye rekrutmen paling menarik dalam sejarah klub baru-baru ini.

Sebanyak sepuluh pemain baru tiba di Lombardy, membuat para penggemar Rossoneri percaya ini bisa menjadi musim comeback.

Sementara beberapa pendatang baru, seperti Tijjani Reijnders, Christian Pulisic, dan Ruben Loftus-Cheek, telah mulai menunjukkan performa terbaiknya sejak awal, sebagian besar lainnya gagal memenuhi ekspektasi.

Luka Romero dan Marco Pellegrini masih ‘hijau’, dan tidak mengherankan pelatih Milan Stefano Pioli jarang menggunakan mereka.

Noah Okafor sesekali menunjukkan bakatnya, tetapi cedera menghalanginya untuk mendapatkan momentum.

Kecuali penampilan buruknya melawan Lecce, Yunus Musah memiliki awal yang baik di Serie A. Tampaknya, keduanya bisa menjadi masa depan Milan.

Namun, Milan mungkin sudah menyesali dua hal tersebut.

Masa depan Samuel Chukwueze menjadi salah satu topik pembicaraan utama di musim panas.

Banyak klub di lima liga top Eropa yang tertarik pada pemain sayap Nigeria tersebut.

Namun dia menolak semua pendekatan untuk bergabung dengan Milan setelah bertugas selama lima tahun di Villarreal.

Tiga belas putaran memasuki musim baru, pemain berusia 24 tahun itu belum mencetak gol atau memberikan assist.

Charles De Ketelaere terulang lagi? Seperti halnya penyerang Belgia, Milan menghabiskan banyak waktu dan uang untuk memikat Chukwueze ke San Siro.

Setelah mengobrak-abrik pertahanan La Liga selama bertahun-tahun, pemain sayap berkaki kiri itu pindah ke Milan dengan ekspektasi tinggi.

Entah karena kendala bahasa atau tekanan bermain untuk tim papan atas, hari-hari awal Chukwueze di Serie A benar-benar menjadi bencana.

Milan sangat membutuhkannya untuk tampil melawan Fiorentina.

Dengan absennya Rafael Leao karena cedera dan Olivier Giroud diskors, Pioli berharap Chukwueze dapat memutar balik waktu dan mengingatkan sepakbola dunia akan masa kejayaannya di La Liga.

Sebaliknya, ia lebih banyak melakukan hal yang merugikan daripada kebaikan, kehilangan penguasaan bola dengan mudah berkali-kali.

Masih ada waktu baginya untuk bangkit kembali, namun permulaannya masih jauh dari menjanjikan.

Luka Jovic

Chukwueze setidaknya sedang mencoba. Luka Jovic berperan dalam penentu kemenangan Milan di babak pertama pada Sabtu malam, membuat Theo Hernandez mendapat ruang, yang menghasilkan penalti penentu kemenangan.

Namun pendekatannya yang tidak bersemangat hampir kembali menghantui Milan ketika ia menyia-nyiakan peluang besar untuk menjadikan skor menjadi 2-0, dan kembali menunjukkan penyelesaian akhir yang buruk.

Jujur saja – Jovic adalah rekrutan darurat. Keputusasaan merayap ketika jendela transfer mendekati tenggat waktu, dengan Milan tidak dapat menemukan alternatif selain Giroud.

Mehdi Taremi di luar jangkauan, Jonathan David terlalu mahal, dan Divock Origi sudah menjadi bagian dari sejarah klub.

Tertekan oleh waktu, Milan membuat keputusan panik, menyelesaikan kedatangan Jovic dalam semalam.

Hal ini terasa salah sejak awal, terutama mengingat masa sulit pemain Serbia itu di Real Madrid dan periode mengecewakannya di Fiorentina.

Mungkin meminjamkan Lorenzo Colombo adalah sebuah kesalahan.

Giroud membawa harapan menyerang Milan

Olivier Giroud akan memikul harapan AC Milan di Liga Champions pada hari Selasa ketika striker veteran itu bermain melawan Borussia Dortmund di San Siro.

Giroud telah menjadi pemain yang akan tampil di laga besar ini sejak bergabung dengan Milan dua tahun lalu dan juara Eropa tujuh kali itu akan membutuhkan sentuhan ajaibnya saat mereka menghadapi pertandingan penting di Grup F yang sedang tidak bagus dan berjuang dengan cedera.

Pemain berusia 37 tahun ini telah mencetak delapan gol untuk Milan musim ini dan menghidupkan kembali harapan mereka untuk mencapai babak 16 besar dengan gol penentu kemenangan atas Paris Saint-Germain awal bulan ini, satu-satunya golnya di kompetisi sejauh ini terjadi pada saat yang sangat penting.

Giroud ingin memperpanjang karirnya di Milan, di mana ia menjalani musim panas India yang sangat sukses, memenangkan Serie A pada tahun 2022 dan menjadi bintang dalam perjalanan musim lalu ke semifinal Liga Champions.

“Saya ingin tinggal. Kontrak saya akan berakhir musim panas mendatang tetapi saya belum membicarakannya dengan klub mengenai hal itu,” kata Giroud dalam wawancara baru-baru ini dengan Le Journal du Dimanche.

“Saya ingin terus maju dan saya pikir saya punya apa yang diperlukan untuk melakukan hal itu. Saya masih bisa berguna bagi tim… datang ke sini merupakan berkah bagi saya.”

Pentingnya Giroud bagi Milan sangat jelas pada Sabtu malam ketika, dengan penyerang Prancis itu terkena larangan bermain, mereka kesulitan untuk meraih kemenangan satu gol atas Fiorentina.

Pergeseran lini depan yang dipimpin oleh pemain gagal musim panas Luka Jovic nyaris tidak menciptakan peluang melawan Fiorentina, yang hanya dapat dihentikan untuk meraih hasil imbang di akhir pertandingan oleh penyelamatan ajaib Mike Maignan di masa tambahan waktu.

Kehilangan pemain sayap bintang Rafael Leao dan Noah Okafor karena cedera, skorsing dua pertandingan Giroud di Serie A membuat Jovic mencoba namun gagal memberikan kesan yang baik.

Giroud tepat sasaran

Jovic dari Serbia, yang tiba dengan status bebas transfer pada menit-menit terakhir setelah negosiasi untuk striker Porto Mehdi Taremi gagal, belum mencetak atau membuat satu gol pun dalam delapan penampilan liga.

Umpannya berujung pada penalti yang membuat Theo Hernandez memenangkan pertandingan, namun ia juga melewatkan peluang besar untuk membuka rekening golnya di Milan dan mendapat malu karena digantikan oleh pemain berusia 15 tahun.

Masuknya Francesco Camarda, pemain termuda di Serie A, menyoroti betapa putus asa pelatih Stefano Pioli dalam menyerang dan betapa bahagianya dia jika Giroud kembali memimpin lini depan melawan Dortmund.

“Kemenangan atas PSG meningkatkan peluang kami dan kemenangan melawan Dortmund akan membuat perbedaan besar,” kata Pioli setelah kemenangan hari Sabtu.

“Para pemain tahu penampilan seperti apa yang kami butuhkan pada Selasa malam, dan itu membuat pekerjaan saya lebih mudah.”

Mengalahkan PSG menempatkan Milan di urutan ketiga dalam grup, dua poin di belakang pemimpin klasemen Dortmund dengan PSG berada di antara keduanya di urutan kedua menjelang pertandingan mereka dengan Newcastle United.

Sejauh ini, ini juga merupakan penampilan terbaik mereka di periode sulit sejak jeda internasional pada bulan Oktober, di mana kemenangan hari Sabtu ini merupakan kemenangan kedua mereka dalam tujuh pertandingan.

Namun Milan tidak akan diperkuat pemain bintangnya melawan PSG, Leao, yang cedera hamstring membuat Giroud menanggung beban ambisi menyerang Milan dalam pertandingan yang dapat menentukan musim mereka.

(Banjarmasinpost.co.id)