Jokowi Jor-joran Guyur Bansos, Kenapa Beras Tetap Mahal? Ini Kata Erick Thohir

Menteri BUMN Erick Thohir dengan Dirut Bulog Bayu Krisnamurthi mengecek beras SPHP di ritel Ramayana Klender Jakarta Timur, Senin (12/2/2024). Foto: Akbar Maulana/kumparan

Bantuan sosial (bansos) berupa beras dilanjutkan pemerintah tahun ini sampai Juni 2024. Meski Presiden Jokowi sudah jor-joran, harga beras di lapangan masih tinggi.

Berdasarkan panel harga yang dirilis di website Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Senin (12/2), harga beras premium rata-rata secara nasional sudah menyentuh Rp 15.850 per kg atau naik 1,41 persen dibandingkan hari sebelumnya.

Harga tertinggi Rp 25.210/kg di Papua Tengah. Harga terendah Rp 14.480 /kg di Aceh. Tak hanya beras jenis premium, kenaikan juga terjadi pada beras jenis medium. Saat ini, harga beras jenis medium secara rata-rata mencapai Rp 13.850, naik 1,02 persen.

Menanggapi hal itu, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan harga beras di dunia memang sedang tinggi. Maka dari itu pemerintah melakukan intervensi menggelontorkan bansos beras.

“Kalau di negara lain engak ada. Tapi memang harga beras dunia, pangan dunia sedang naik. Kenapa? Karena tentu situasi geopolitik. Ada peperangan di bebepa negara, ada penjajahan di saudara kita (Palestina). Pemerintah ansitipasinya tadi banjiri pasar,” kata Erick di Ramayana Klender Jakarta Timur, Senin (12/2).

Menteri BUMN Erick Thohir dengan Dirut Bulog Bayu Krisnamurthi mengecek beras SPHP di ritel Ramayana Klender Jakarta Timur, Senin (12/2/2024). Foto: Akbar Maulana/kumparan

Di luar harga beras yang masih tinggi karena faktor harga pangan dunia melonjak, Erick menjabarkan bansos beras berhasil menekan inflasi di Indonesia. Dia pamer inflasi Indonesia masih lebih baik dibanding negara negara lain.

“Inflasi lihat, inflasi rata-rata Indonesia itu cuma 2,6 persen jauh dengan negara lain yang hampir 10 persen. Itu bukti. Cuma kalau harga beras turun naik itu dinamika pasar. Hari ini semua negara perlu beras. India juga mulai,” kata Erick.

“Kan gini, populasi manusia di dunia kan nambah. Asupan makanan pasti terus meningkat. Ini coba pemerintah jaga agar terkendali,” sambungnya.

Bukan cuma inflasi, Erick juga pamer pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,05 persen, lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia yang 5,03 persen.

Presiden Joko Widodo (depan) didampingi Menteri BUMN Erick Thohir (belakang kanan) dan Dirut Perum Bulog Budi Waseso (belakang kiri) meninjau ketersediaan beras di Gudang Bulog Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (11/9/2023). Foto: Sigid Kurniawan/Antara Foto

“Artinya pemerintah membuat kebijakan yang baik. Sempurna? Tidak. Karena tadi, kalau pangan, kita bicara musim panen, kita enggak tau masing-masing ada yang sekian-sekian tergantung bibit dan kondisi alam, tergantung petaninya juga,” kata Erick.

Dengan inflasi yang kata Erick masih bagus itu, dia mengatakan ada komoditas pangan yang turun di tengah lonjakan harga beras.

“Dilihat dari inflasi rata-rata. Kita biasanya kan yang naik ditulis tapi yang turun enggak ditulis. Pangan-pangan yang turun apa, kan lupa, yang diingat kan yang naik,” pungkas Erick.