Pisang yang Terkena Penyakit Darah Pisang Apakah Bisa Dikonsumsi Manusia?
POS-KUPANG.COM, KUPANG — Pisang yang terkan Penyakit Darah Pisang, TIDAK DIREKOMENDASIKAN untuk Konsumsi. Penyakit Darah Pisang (Banana Blood Disease atau BBD) disebabkan oleh bakteri Ralstonia solanacearum dan dapat mengakibatkan layu dan kematian pada tanaman pisang.
Ketika tanaman pisang terinfeksi oleh bakteri ini, apakah buah pisang yang dihasilkan masih aman dikonsumsi oleh manusia?
Dr. Laurensius Lehar, SP, MP, dosen Mata Kuliah Perlindungan Tanaman Hortikultura, Program Studi Teknologi Industri Hortikultura, Jurusan Tanaman Pangan Dan Hortikultura, pada Politeknik Pertanian Negeri Kupang, memberikan penjelasan terkait aman tidaknya mengkonsumsi buah pisang yang terkena Penyakit Darah Pisang.
Laurensius Lehar mengatakan, buah pisang yang telah terkena Penyakit Darah Pisang, tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi.
Penyakit darah pisang yang menyerang tanaman pisang masyarakat petani di Kabupaten Ende. (POS-KUPANG.COM/HO)
Dijelaskannya, umumnya, buah pisang yang berasal dari tanaman yang terinfeksi penyakit Darah Pisang tidak direkomendasikan untuk dikonsumsi oleh manusia.
“Meskipun bakteri Ralstonia solanacearum tidak bersifat patogen pada manusia dan tidak menyebabkan penyakit, kondisi tanaman yang sakit atau mati dapat menghasilkan buah yang tidak sehat atau bahkan berpotensi terkontaminasi oleh zat-zat lain,” katanya, Sabtu (4/5).
Laurensius Lehar mengatakan, penyakit Darah Pisang memengaruhi kualitas buah. Tanaman pisang yang terinfeksi penyakit Darah Pisang mengalami gangguan pada sistem vaskularnya, yang dapat mengganggu pasokan air dan nutrisi ke buah.
“Akibatnya, buah yang tumbuh dari tanaman yang sakit cenderung memiliki kualitas yang buruk, seperti ukuran yang kecil, warna yang tidak normal, atau rasa yang tidak enak,” jelasnya.
Laurensius Lehar juga mengungkapkan adanya kontaminasi kemungkinan. Artinya, meskipun bakteri Ralstonia solanacearum tidak berbahaya bagi manusia, buah pisang yang tumbuh dari tanaman yang terinfeksi masih berisiko terkontaminasi oleh bakteri atau patogen lain yang dapat tumbuh di kondisi yang tidak sehat.
“Hal ini dapat menyebabkan buah tersebut menjadi tidak aman untuk dikonsumsi,” katanya.
Dr Laurensius Lehar, Dosen Program Studi Teknologi Industri Hortikultura, Jurusan Tanaman Pangan Dan Hortikultura Politeknik Pertanian Negeri Kupang. (dok Dr Laurensius Lehar) (PK/HO)
Selain itu, kemungkinan juga adanya zat toksik. Tanaman yang sakit atau mati juga dapat menghasilkan buah yang mengandung zat-zat toksik atau senyawa berbahaya lainnya.
“Gangguan pada metabolisme tanaman yang terjadi akibat infeksi dapat mengakibatkan akumulasi senyawa- senyawa yang tidak diinginkan dalam buah,” katanya.
Untuk menjaga keamanan dan kualitas pangan, kata Laurensius Lehar, disarankan untuk mengonsumsi buah pisang yang berasal dari tanaman yang sehat dan bebas dari penyakit.
“Tanaman pisang yang terkena penyakit Darah Pisang sebaiknya diperlakukan dengan tindakan pengendalian yang tepat atau bahkan dimusnahkan untuk mencegah penyebaran infeksi,” katanya.
Laurensius Lehar menambahkan, pentingnya dilakukan praktik pertanian yang sehat. Pada tingkat pertanian, penting untuk menerapkan praktik budidaya yang sehat dan pengendalian penyakit yang efektif untuk melindungi tanaman pisang dari penyakit Darah Pisang dan penyakit lainnya.
Hal ini akan membantu memastikan kualitas dan keamanan hasil panen yang dihasilkan.
Tapi bagaimana kalau manusia mengkonsumsi buah pisang yang terinfeksi Penyakit Darah Pisang ?
Laurensius Lehar mengatakan, mengonsumsi buah pisang yang berasal dari tanaman yang terinfeksi penyakit Darah Pisang (Banana Blood Disease atau BBD) memiliki potensi dampak yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia.
“Meskipun bakteri penyebab BBD, yaitu Ralstonia solanacearum, tidak bersifat patogen pada manusia dan tidak menyebabkan penyakit pada manusia, ada beberapa dampak yang mungkin timbul terkait dengan kualitas buah yang tumbuh dari tanaman yang sakit atau mati,” jelasnya.
Berikut dampaknya, jika Manusia mengkonsumsi Pisang yang terkena Penyakit Darah Pisang.
DR. Laurensius Lehar, S.P, MP, Dosen TIH Jurusan TPH Politani Kupang di lahan pertanian milik Kelompok Tani Sahabat di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT (dok Dr Laurensius Lehar)
Pertama, kualitas dan rasa yang tidak menarik. Buah pisang yang tumbuh dari tanaman yang terinfeksi BBD cenderung memiliki kualitas yang buruk. Mereka dapat memiliki ukuran yang lebih kecil dari biasanya, warna yang tidak normal, atau bahkan memiliki rasa yang tidak enak atau pahit.
“Konsumsi buah dengan kualitas rendah ini dapat mengurangi kepuasan dan kenikmatan dalam menikmati pisang,” katanya.
Kedua, kontaminasi potensial. Tanaman yang terinfeksi BBD mungkin rentan terhadap pertumbuhan mikroba atau patogen lain yang dapat tumbuh di kondisi yang tidak sehat.
Laurensius Lehar menjelaskan, meskipun Ralstonia solanacearum sendiri tidak berbahaya bagi manusia, keberadaannya dalam tanaman yang sakit dapat menunjukkan kondisi lingkungan yang tidak steril atau mungkin menyebabkan kontaminasi oleh patogen lain.
Ketiga, potensi zat toksik atau senyawa berbahaya. Menurut Laurensius Lehar, gangguan pada metabolisme tanaman yang terinfeksi BBD dapat mengakibatkan akumulasi senyawa-senyawa yang tidak diinginkan dalam buah, seperti senyawa toksik atau berbahaya.
“Konsumsi buah yang terkontaminasi dengan senyawa ini dapat berisiko bagi kesehatan manusia,” tegas Laurensius Lehar.
Keempat, resiko kesehatan yang tidak diketahui. Laurensius mengatakan, meskipun Ralstonia solanacearum tidak berbahaya bagi manusia, ada kekhawatiran bahwa kondisi tanaman yang terinfeksi BBD dapat mempengaruhi komposisi kimia atau kandungan gizi buah pisang secara keseluruhan.
DR. Laurensius Lehar, S.P, MP , Dosen TIH Jurusan TPH Politani Kupang menunjukan sumur yang digunakan untuk mengairi sawah milik Kelompok Tani Sahabat di Desa Mata Air, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Provinsi NTT (poskupang.com/novemy leo)
“Hal ini dapat mengakibatkan ketidakpastian terkait efek jangka panjang dari mengonsumsi buah yang tumbuh dari tanaman yang sakit atau mati,” katanya.
Oleh karena itu, demikian Laurensius Lehar, sebagai langkah pencegahan, disarankan untuk menghindari konsumsi buah pisang yang berasal dari tanaman yang terinfeksi penyakit Darah Pisang.
“Penting untuk memastikan bahwa buah-buahan yang dikonsumsi manusia berasal dari tanaman yang sehat, berkualitas baik, dan telah melewati proses produksi yang aman dan terkendali,” kata Laurensius Lehar. (*)